BMKG Ungkap 3 Fenomena Pemicu Hujan Ekstrem hingga 2 Januari 2023
Selasa, 27 Desember 2022 - 18:14 WIB
JAKARTA - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami hujan ekstrem pada 28 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, ada tiga fenomena yang membuat hujan ekstrem mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia.
"Mulai hari ini hingga 2 Januari kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan," kata Dwikorita dalam paparannya secara daring, Selasa (27/12/2022).
Pertama, kata Dwikorita, adalah penguatan intensitas Monsun atau Monsoon Asia dalam beberapa hari terakhir. "Monsun Asia menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir," kata Dwikorita.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi hingga Awal Tahun 2023, Berikut Daftar Wilayahnya
Monsun Asia merupakan pergeseran pola angin musiman yang signifikan di wilayah yang meliputi anak benua India, Asia Tenggara, dan China. Fenomena ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.
Lalu yang kedua, adalah seruakan dingin yang berasal dari dataran tinggi Tibet. Seruakan angin (cold surge) merupakan aliran massa udara dingin yang berasal dari daratan Asia sekitar Tibet lewat Laut China Selatan hingga ke wilayah Indonesia bagian barat saat monsun Asia musim dingin.
Dwikorita mengatakan, Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif.
Lalu ketiga, kata Dwikorita, adalah fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara intensif.
"Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan adanya potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju ke wilayah selatan," katanya.
"Mulai hari ini hingga 2 Januari kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan," kata Dwikorita dalam paparannya secara daring, Selasa (27/12/2022).
Pertama, kata Dwikorita, adalah penguatan intensitas Monsun atau Monsoon Asia dalam beberapa hari terakhir. "Monsun Asia menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir," kata Dwikorita.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi hingga Awal Tahun 2023, Berikut Daftar Wilayahnya
Monsun Asia merupakan pergeseran pola angin musiman yang signifikan di wilayah yang meliputi anak benua India, Asia Tenggara, dan China. Fenomena ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.
Lalu yang kedua, adalah seruakan dingin yang berasal dari dataran tinggi Tibet. Seruakan angin (cold surge) merupakan aliran massa udara dingin yang berasal dari daratan Asia sekitar Tibet lewat Laut China Selatan hingga ke wilayah Indonesia bagian barat saat monsun Asia musim dingin.
Dwikorita mengatakan, Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif.
Lalu ketiga, kata Dwikorita, adalah fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara intensif.
"Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan adanya potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju ke wilayah selatan," katanya.
tulis komentar anda