Jokowi Ceritakan Pengalaman Dipanggil Bawaslu: Saya Takut Betul Saat Itu
Sabtu, 17 Desember 2022 - 18:59 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membukan Konsolidasi Nasional Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu ) di Jakarta, Sabtu (17/12/2022). Kegiatan ini bertujuan memantapkan kinerja dan soliditas jajaran pengawas dalam mengawasi penyelenggaraan tahapan Pemilu 2024.
Dalam sambutannya, Jokowi menceritakan, semua peserta pemilu, baik calon presiden (capres) maupun calon kepala daerah pasti merasa grogi saat dipanggil Bawaslu, tak terkecuali dirinya.
"Peserta pemilu, siapa pun, capres, cawapres atau cagub, cawagub, kalau Bapak itu panggil, percaya saya, grogi. Apalagi diberitahu ini peringatan terakhir Pak Cagub, Pak Capres, ngeri semuanya, karena saya pernah merasakan," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Politik Uang Sudah Jadi Penyakit, Setiap Pemilu Pasti Ada
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas membagikan pengalaman dipanggil Bawaslu. Dia mengaku grogi dan merasa takut saat menerima panggilan dari lembaga pengawas pemilu itu.
"Saya pernah dipanggil Bawaslu Jakarta. Saya enggak ngerti kesalahan apa saya dipanggil sebelum saya datang ke Bawaslu, saya betul-betul sangat grogi betul saat itu. Artinya Bapak Ibu ini semua ditakuti, disegani. Saya ngomong karena saya pernah dipanggil dan saya takut betul pada saat itu," katanya.
Sebagai lembaga yang disegani peserta pemilu, Bawaslu diminta tak menjadi badan pembuat waswas pemilu. Bawaslu tak boleh membuat waswas masyarakat untuk memilih peserta pemilu.
"Begitu saya bilang Bapak itu ditakuti dan segani, jangan terus menjadi badan pembuat waswas pemilu yang membuat waswas masyarakat untuk memilih peserta pemilu. Artinya ingar-bingar pemilu harus tetap terasa, bagian dari kita berdemokrasi, ini penting sekali, harus ingar-bingar pemilunya, jangan sampai kita menyelenggarakan pemilu senyap, kelihatan nggak ada apa-apanya, nggak bener juga," ujarnya.
Bawaslu juga diminta tidak hanya melakukan pengawasan teknis pelaksanaan tahapan pemilu tetapi harus memiliki indeks kerawanan pemilu guna menjaga pemilu yang berintegritas dan berkualitas.
"Kuncinya aturan main, harus main jelas dan disosialisasikan. Kalau ada aturan main disosialisasikan jangan sampai dipanggil dia bisa mengelak saya belum tahu, saya belum mengerti, belum ada sosialisasi," katanya.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
Dalam sambutannya, Jokowi menceritakan, semua peserta pemilu, baik calon presiden (capres) maupun calon kepala daerah pasti merasa grogi saat dipanggil Bawaslu, tak terkecuali dirinya.
"Peserta pemilu, siapa pun, capres, cawapres atau cagub, cawagub, kalau Bapak itu panggil, percaya saya, grogi. Apalagi diberitahu ini peringatan terakhir Pak Cagub, Pak Capres, ngeri semuanya, karena saya pernah merasakan," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Politik Uang Sudah Jadi Penyakit, Setiap Pemilu Pasti Ada
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas membagikan pengalaman dipanggil Bawaslu. Dia mengaku grogi dan merasa takut saat menerima panggilan dari lembaga pengawas pemilu itu.
"Saya pernah dipanggil Bawaslu Jakarta. Saya enggak ngerti kesalahan apa saya dipanggil sebelum saya datang ke Bawaslu, saya betul-betul sangat grogi betul saat itu. Artinya Bapak Ibu ini semua ditakuti, disegani. Saya ngomong karena saya pernah dipanggil dan saya takut betul pada saat itu," katanya.
Sebagai lembaga yang disegani peserta pemilu, Bawaslu diminta tak menjadi badan pembuat waswas pemilu. Bawaslu tak boleh membuat waswas masyarakat untuk memilih peserta pemilu.
"Begitu saya bilang Bapak itu ditakuti dan segani, jangan terus menjadi badan pembuat waswas pemilu yang membuat waswas masyarakat untuk memilih peserta pemilu. Artinya ingar-bingar pemilu harus tetap terasa, bagian dari kita berdemokrasi, ini penting sekali, harus ingar-bingar pemilunya, jangan sampai kita menyelenggarakan pemilu senyap, kelihatan nggak ada apa-apanya, nggak bener juga," ujarnya.
Bawaslu juga diminta tidak hanya melakukan pengawasan teknis pelaksanaan tahapan pemilu tetapi harus memiliki indeks kerawanan pemilu guna menjaga pemilu yang berintegritas dan berkualitas.
"Kuncinya aturan main, harus main jelas dan disosialisasikan. Kalau ada aturan main disosialisasikan jangan sampai dipanggil dia bisa mengelak saya belum tahu, saya belum mengerti, belum ada sosialisasi," katanya.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
(abd)
tulis komentar anda