Kisah Ganjar Timba Ilmu Politik dari Dapur Megawati di Kebagusan
Selasa, 06 Desember 2022 - 15:16 WIB
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah yang juga Politikus PDIP Ganjar Pranowo membagikan kisah menarik banyak mendapat ilmu dan pengalaman politik dari dapur rumah Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengikuti podcast NGOPOL (Ngopi Politik) di channel YouTube NgopiBarengID. Dalam sesi wawancara oleh Arif Affandi dan Moh Anis itu, Ganjar menceritakan kisahnya terjun dalam dunia politik dan bergabung dengan PDIP.
“Saya itu sudah gabung dengan PDI sejak tahun 1992, saat saya masih mahasiswa di Jogja. Waktu itu masih PDI, belum PDIP. Saya sudah mulai ikut kampanye, betemu Suryadi, Pak Kwik dan lainnya nggak pernah saya lupakan,” ujar Ganjar.
Kecintaannya pada PDIP berlanjut saat Ganjar merantau ke Jakarta. Saat itu, Ganjar mengatakan sering main ke rumah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan.
“Tahun 1999 saya ke Jakarta, saat itu saya bukan siapa-siapa. Karena senang dengan PDIP, jadi saya sering main ke rumah Ibu Megawati di Kebagusan. Setiap sore saya nongkrong dengan teman-teman di Kebagusan. Dan kalau nongkrong ya di dapurnya Ibu Megawati itu,” kenang Ganjar.
Ternyata kebiasaan nongkrong di dapur Megawati itu membuat Ganjar mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman tentang politik. Ia sering bertemu dengan Taufiq Kiemas dan ngobrol tentang politik meski dengan hal yang sederhana. Ganjar memang mengakui dekat dengan suami Megawati Soekarnoputri itu.
“Ya selama saya nongkrong di dapur bareng teman-teman, Mas Taufiq datang. Biasanya beliau absen, kamu datang ke sini ongkos bis habis berapa. Misalnya Rp100.000, kemudian Mas Taufiq memberi Rp50.000. Saya tanya kenapa dikasih dan hanya separuh, beliau menjawab, Njar, begini caranya gotong royong. Itu salah satu pelajaran dari mas Taufiq yang selalu saya ingat,” tuturnya.
Saking seringnya nongkrong di dapur Megawati, Ganjar hafal betul bahwa masakan paling enak dari Presiden RI ke-5 itu adalah mie rebus. Setiap ia datang bersama teman-temannya, selalu makan masakan itu.
“Bahkan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) itu setiap malam datang ke rumah Ibu. Setiap jam 10 malam, Gus Dur selalu minta dibuatkan mie instan dan dobel,” ucapnya.
Perjalanan politik Ganjar kemudian menemukan jalannya. Ia dipercaya menjadi bagian dari Badan Diklat Partai PDIP dan berkeliling se-Indonesia untuk memberikan pengarahan pada kader. Kemudian, tahun 2004, Ganjar ditugaskan untuk maju sebagai calon anggota DPR RI dan terpilih.
“Saya dibantu Mas Conny (Cornelis Lay), Mas Sonny Keraf, Mas Pramono Anung untuk maju DPR dan alhamdulillah jadi. Setelah itu, saya diminta maju sebagai Gubernur Jawa Tengah sampai sekarang,” pungkasnya.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengikuti podcast NGOPOL (Ngopi Politik) di channel YouTube NgopiBarengID. Dalam sesi wawancara oleh Arif Affandi dan Moh Anis itu, Ganjar menceritakan kisahnya terjun dalam dunia politik dan bergabung dengan PDIP.
Baca Juga
“Saya itu sudah gabung dengan PDI sejak tahun 1992, saat saya masih mahasiswa di Jogja. Waktu itu masih PDI, belum PDIP. Saya sudah mulai ikut kampanye, betemu Suryadi, Pak Kwik dan lainnya nggak pernah saya lupakan,” ujar Ganjar.
Kecintaannya pada PDIP berlanjut saat Ganjar merantau ke Jakarta. Saat itu, Ganjar mengatakan sering main ke rumah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan.
“Tahun 1999 saya ke Jakarta, saat itu saya bukan siapa-siapa. Karena senang dengan PDIP, jadi saya sering main ke rumah Ibu Megawati di Kebagusan. Setiap sore saya nongkrong dengan teman-teman di Kebagusan. Dan kalau nongkrong ya di dapurnya Ibu Megawati itu,” kenang Ganjar.
Ternyata kebiasaan nongkrong di dapur Megawati itu membuat Ganjar mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman tentang politik. Ia sering bertemu dengan Taufiq Kiemas dan ngobrol tentang politik meski dengan hal yang sederhana. Ganjar memang mengakui dekat dengan suami Megawati Soekarnoputri itu.
“Ya selama saya nongkrong di dapur bareng teman-teman, Mas Taufiq datang. Biasanya beliau absen, kamu datang ke sini ongkos bis habis berapa. Misalnya Rp100.000, kemudian Mas Taufiq memberi Rp50.000. Saya tanya kenapa dikasih dan hanya separuh, beliau menjawab, Njar, begini caranya gotong royong. Itu salah satu pelajaran dari mas Taufiq yang selalu saya ingat,” tuturnya.
Saking seringnya nongkrong di dapur Megawati, Ganjar hafal betul bahwa masakan paling enak dari Presiden RI ke-5 itu adalah mie rebus. Setiap ia datang bersama teman-temannya, selalu makan masakan itu.
“Bahkan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) itu setiap malam datang ke rumah Ibu. Setiap jam 10 malam, Gus Dur selalu minta dibuatkan mie instan dan dobel,” ucapnya.
Perjalanan politik Ganjar kemudian menemukan jalannya. Ia dipercaya menjadi bagian dari Badan Diklat Partai PDIP dan berkeliling se-Indonesia untuk memberikan pengarahan pada kader. Kemudian, tahun 2004, Ganjar ditugaskan untuk maju sebagai calon anggota DPR RI dan terpilih.
Baca Juga
“Saya dibantu Mas Conny (Cornelis Lay), Mas Sonny Keraf, Mas Pramono Anung untuk maju DPR dan alhamdulillah jadi. Setelah itu, saya diminta maju sebagai Gubernur Jawa Tengah sampai sekarang,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda