Wakil Ketua MPR Mengajak Semua Pihak untuk Berperan dalam Mencegah HIV/AIDS
Rabu, 30 November 2022 - 21:31 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengajak semua pihak untuk berperan dalam mencegah penularan HIV/AIDS. Saat ini, Indonesia termasuk dari lima negara di Asia Tenggara yang memiliki kasus HIV/AIDS terbanyak.
Menurut Lestari, era keterbukaan informasi saat ini menuntut para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mengenai HIV/AIDS. Sangat dibutuhkan masyarakat untuk terlibat aktif mendampingi orang yang terpapar penyakit tersebut agar mereka hidup layak.
"Bagaimana kita melakukan sosialisasi terhadap publik dan melibatkan masyarakat untuk ikut mengatasi persoalan agar penderita HIV/AIDS bisa hidup layak di tengah masyarakat, harus benar-benar direalisasikan," kata Rerie, sapaan akrab Lestari, saat membuka secara daring diskusi bertema “Menuju Indonesia Bebas AIDS 2030” yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (30/11/2022).
Anggota Komisi X DPR ini menganggap, persoalan yang dihadapi dunia saat ini bukan sekadar pemahaman soal HIV/AIDS, tetapi masih banyak yang menganggap penyakit ini harus ditutupi dan penderitanya mendapat sanksi sosial. Akibatnya, isu HIV/AIDS yang telah dihadapi puluhan tahun lalu, masih menjadi problem besar dan nyata di masyarakat.
"Diperlukan berbagai upaya adaptasi di tengah berbagai perubahan yang terjadi saat ini, khususnya terkait pengendalian penyakit menular, seperti HIV/AIDS," kata anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem ini.
Senada, anggota Komisi IX DPR Hasnah Syams mengatakan, pencegahan penularan HIV/AIDS perlu fokus pada kelompok masyarakat rentan seperti perempuan, anak, dan ibu hamil. Upaya pemerintah untuk menekan HIV/AIDS lewat berbagai kebijakan yang mendorong peningkatan layanan dan pengobatan harus benar-benar direalisasikan.
Selain itu, tidak kalah penting adanya kepastian ketersediaan obat HIV di daerah-daerah. "Strategi Kementerian Kesehatan untuk mengatasi HIV/AIDS di Tanah Air lewat strategi suluh, temukan, obati dan pertahankan harus konsisten dilakukan," katanya
Menurut Lestari, era keterbukaan informasi saat ini menuntut para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mengenai HIV/AIDS. Sangat dibutuhkan masyarakat untuk terlibat aktif mendampingi orang yang terpapar penyakit tersebut agar mereka hidup layak.
"Bagaimana kita melakukan sosialisasi terhadap publik dan melibatkan masyarakat untuk ikut mengatasi persoalan agar penderita HIV/AIDS bisa hidup layak di tengah masyarakat, harus benar-benar direalisasikan," kata Rerie, sapaan akrab Lestari, saat membuka secara daring diskusi bertema “Menuju Indonesia Bebas AIDS 2030” yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (30/11/2022).
Anggota Komisi X DPR ini menganggap, persoalan yang dihadapi dunia saat ini bukan sekadar pemahaman soal HIV/AIDS, tetapi masih banyak yang menganggap penyakit ini harus ditutupi dan penderitanya mendapat sanksi sosial. Akibatnya, isu HIV/AIDS yang telah dihadapi puluhan tahun lalu, masih menjadi problem besar dan nyata di masyarakat.
"Diperlukan berbagai upaya adaptasi di tengah berbagai perubahan yang terjadi saat ini, khususnya terkait pengendalian penyakit menular, seperti HIV/AIDS," kata anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem ini.
Senada, anggota Komisi IX DPR Hasnah Syams mengatakan, pencegahan penularan HIV/AIDS perlu fokus pada kelompok masyarakat rentan seperti perempuan, anak, dan ibu hamil. Upaya pemerintah untuk menekan HIV/AIDS lewat berbagai kebijakan yang mendorong peningkatan layanan dan pengobatan harus benar-benar direalisasikan.
Selain itu, tidak kalah penting adanya kepastian ketersediaan obat HIV di daerah-daerah. "Strategi Kementerian Kesehatan untuk mengatasi HIV/AIDS di Tanah Air lewat strategi suluh, temukan, obati dan pertahankan harus konsisten dilakukan," katanya
Lihat Juga :
tulis komentar anda