Peranan KUPI Dinilai Sangat Strategis dan Dibutuhkan Desa
Jum'at, 25 November 2022 - 21:27 WIB
JAKARTA - Peran Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) dinilai sangat strategis dan dibutuhkan desa. Karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyusun arah kebijakan pembangunan desa yang berpihak kepada keterlibatan perempuan.
Hal ini disampaikan Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat menghadiri KUPI ke-2 di Pondok Pesantren Hasyim Asy'ari, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah. Menurutnya, kebijakan pembangunan di 74.961 desa membutuhkan sentuhan KUPI yang merupakan pemimpin informal.
"Pemimpin informal punya akses ke seluruh komunitas agar kebijakan pembangunan desa itu berpihak kepada perempuan akan berdampak positif pada percepatan peningkatan kapasitas perempuan," kata Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulis, Jumat (25/11/2022).
Baca juga: Mendes Abdul Halim Bagikan 3 Tips bagi Santri Terjun ke Masyarakat
Menurutnya, perempuan di desa menghadapi sejumlah persoalan. Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) yang menerima BLT Dana Desa sebanyak 2,85 juta dari total 8 juta penerima. Kemudian, kebanyakan penderita stunting adalah bayi perempuan. Selain itu, angka putus sekolah juga paling banyak perempuan.
Karena itu, kata Gus Halim, dalam perencanaan pembangunan desa wajib melibatkan perempuan. Arah kebijakan dalam SDGs Desa harus ada keterwakilan perempuan. "Aturan dan mekanis musyawarah desa dirombak sedemikian rupa sehingga keterwakilan perempuan bisa representatif," katanya.
Kemendes PDTT juga mendorong agar jumlah kepemimpinan perempuan di desa terus naik. Di antaranya termasuk 30% keterwakilan perempuan di perangkat desa.
Gus Halim berharap KUPI menjadi bagian penting dalam pemberdayaan masyarakat desa. "Harapan kita adalah terjadi percepatan peningkatan kapasitas perempuan dalam pembangunan di desa," kata Gus Halim yang didampingi Nyai Lilik Umi Nashriyah.
Menurut Gus Halim, pembangunan 74.961 desa yang setara 91% wilayah Indonesia. "Dan 74% warga Indonesia tinggal di desa, jadi menyelesaikan masalah di desa artinya totalitas menyelesaikan permasalahan bangsa," katanya.
Pengelola Ponpes Hasyim Asy'ari yang juga tuan rumah KUPI Ke-2, Nyai Hindun Anisah menjelaskan, peserta kongres mencapai ribuan dari berasal dari 31 negara. Masing-masing Indonesia, Singapura, India, Pakistan, Amerika, Australia, Kenya, Pakistan, Inggris, Philipina, Bangladesh, Malaysia, Hungaria, Gambia, dan Slovakia.
Lalu Thailand, Netherland, Sri Lanka, Jerman, Tunisia, Pantai Gading, Burundi, Francis, Afrika Selatan, Finlandia, Nigeria, Afghanistan, Libya, dan Belanda.
Turut hadir dalam pembukaan KUPI II ini Menaker Ida Fauziyah, mantan Menag Lukman Hakim Syaifuddin, Umik Azizah Amin, para kiai dan nyai pengelolan pondok pesantren, ulama perempuan, aktivis perempuan.
Hal ini disampaikan Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat menghadiri KUPI ke-2 di Pondok Pesantren Hasyim Asy'ari, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah. Menurutnya, kebijakan pembangunan di 74.961 desa membutuhkan sentuhan KUPI yang merupakan pemimpin informal.
"Pemimpin informal punya akses ke seluruh komunitas agar kebijakan pembangunan desa itu berpihak kepada perempuan akan berdampak positif pada percepatan peningkatan kapasitas perempuan," kata Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulis, Jumat (25/11/2022).
Baca juga: Mendes Abdul Halim Bagikan 3 Tips bagi Santri Terjun ke Masyarakat
Menurutnya, perempuan di desa menghadapi sejumlah persoalan. Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) yang menerima BLT Dana Desa sebanyak 2,85 juta dari total 8 juta penerima. Kemudian, kebanyakan penderita stunting adalah bayi perempuan. Selain itu, angka putus sekolah juga paling banyak perempuan.
Karena itu, kata Gus Halim, dalam perencanaan pembangunan desa wajib melibatkan perempuan. Arah kebijakan dalam SDGs Desa harus ada keterwakilan perempuan. "Aturan dan mekanis musyawarah desa dirombak sedemikian rupa sehingga keterwakilan perempuan bisa representatif," katanya.
Kemendes PDTT juga mendorong agar jumlah kepemimpinan perempuan di desa terus naik. Di antaranya termasuk 30% keterwakilan perempuan di perangkat desa.
Gus Halim berharap KUPI menjadi bagian penting dalam pemberdayaan masyarakat desa. "Harapan kita adalah terjadi percepatan peningkatan kapasitas perempuan dalam pembangunan di desa," kata Gus Halim yang didampingi Nyai Lilik Umi Nashriyah.
Menurut Gus Halim, pembangunan 74.961 desa yang setara 91% wilayah Indonesia. "Dan 74% warga Indonesia tinggal di desa, jadi menyelesaikan masalah di desa artinya totalitas menyelesaikan permasalahan bangsa," katanya.
Pengelola Ponpes Hasyim Asy'ari yang juga tuan rumah KUPI Ke-2, Nyai Hindun Anisah menjelaskan, peserta kongres mencapai ribuan dari berasal dari 31 negara. Masing-masing Indonesia, Singapura, India, Pakistan, Amerika, Australia, Kenya, Pakistan, Inggris, Philipina, Bangladesh, Malaysia, Hungaria, Gambia, dan Slovakia.
Lalu Thailand, Netherland, Sri Lanka, Jerman, Tunisia, Pantai Gading, Burundi, Francis, Afrika Selatan, Finlandia, Nigeria, Afghanistan, Libya, dan Belanda.
Turut hadir dalam pembukaan KUPI II ini Menaker Ida Fauziyah, mantan Menag Lukman Hakim Syaifuddin, Umik Azizah Amin, para kiai dan nyai pengelolan pondok pesantren, ulama perempuan, aktivis perempuan.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda