Masyarakat Terjerat Investasi Bodong dan Pinjol, Pakar: Persoalan Edukasi Literasi

Sabtu, 19 November 2022 - 13:55 WIB
Masyarakat Indonesia, banyak yang terjebak dengan tawaran pinjaman online (pinjol) dan investasi bodong, hal ini dikarenakan persoalan edukasi literasi. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Masyarakat Indonesia banyak yang terjebak dengan tawaran pinjaman online (pinjol) dan investasi bodong, dikarenakan persoalan edukasi literasi. Hal ini dikatakan oleh Pakar Hukum Investasi, Kukuh Komandokodalam diskusi Polemik bertema Darurat Kejahatan Investasi Online yang diadakan oleh MNC Trijaya Network, secara daring, Sabtu (19/11/2022).

"Ini tanggung jawab OJK (Ototritas Jasa Keuangan) untuk memberikan edukasi. Edukasi masalah di sektor keuangan ini enggak gampang, ini terkait dengan masalah kebutuhan ekonomi," ujarnya.



Menurut kukuh, indeks finansial yang tinggi tidak dibarengi dengan indeks edukasi literasi. Hal ini kata Kukuh, harinya direfleksikan dari kelakuan masyarakat terkait tanggungjawab pinjaman tersebut.

"Pinjol memberikan banyak kemudahan, cepat tidak perlu kasih colateral, tapi dibebankan intrest tinggi. Mereka udah sadar sebenarnya, 'oh kalau saya pinjam saya akan dikenakan beban bukan tinggi tapi ini solusi'. Ada dorongan Ekonomi itu, apakah kita lihat dorongan ekonomi itu orientasi nya yang primer, sekunder, atau tersier itu juga jadi soal," jelasnya.



Belakangan kata dia, jeratan investasi online dan pinjol juga menyasar ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Hal ini pun menurut Kukuh menandakan bahwa literasi keuangan mereka tidak dibarengi dengan literasi kebutuhan ekonomi.

"Mahasiswa mereka ada yang buat konsumtif, jadi buka kebutuhan primer yang mendesak. Kalau mereka pinjem buat bayar kuliah itu masih logis. Kalau untuk foya-foya yang sifatnya konsumtif, beli handphone mewah, motor yang harusnya, mereka enggak perlu perlu banget," katanya.

"Ini kembali lagi pada masalah edukasi mengenai kebutuhan ekonomi, tidak hanya memberikan kebutuhan edukasi literasi soal produk yang ditawarkan. Investasi online, transaksi berbasis teknologi tidak hanya itu, tapi mengedukasi masyarakat terkait mengenai masalah ekonomi mereka," tambahnya.

Di satu sisi lanjut Kukuh, terkadang masyarakat enggan mempelajari soal tawaran pinjol dan investasi. "Kita harus wajib curiga begitu kita ditawarkan satu produk investasi apapun itu mau konservatif, online yang memberikan timbal baik sangat tinggi. Underline-nya mereka tidak mau mempelajari itu," tuturnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More