Prabowo Kerap Puncaki Elektabilitas Capres 2024, Seberapa Besar Peluang Menangnya?
Selasa, 15 November 2022 - 21:28 WIB
Salah satunya ketika perayaan HUT ke-8 Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Saat itu Jokowi menyebut bahwa Pemilu 2024 merupakan jatah Prabowo. "Prabowo saat ini punya kans karena Menhan dan diendorse oleh Jokowi," ucapnya.
Herry menilai, dukungan Jokowi dapat menjadi peluang besar bagi kemenangan Prabowo. Pasalnya, hal tersebut berdampak pada psikologis politik pendukung Jokowi yang bergeser ke Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Setidak-tidaknya ini bisa berdampak pada psikologis politik pendukung Jokowi yang bergeser ke segmennya Prabowo," ucapnya.
Namun, elektabilitas tinggi dan dukungan presiden tidak serta merta membuat Prabowo dapat bersantai. Menurut Herry, efek dari kedua hal itu harus dipertahankan, agar suara pendukung tetap terjaga hingga 2024 mendatang.
"Hanya saja bertahan atau tidaknya efek ini tergantung bagaimana cara Prabowo menerjamahkannya dalam gerakan politiknya," ucapnya.
Herry menjelaskan, Prabowo harus peka terhadap isu-isu praktis seperti kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, kesehatan, hingga pendidikan.
"Sensitifitas pada isu-isu praktis misalnya kemiskinan, lapangan kerja, kesehatan dan pendidikan ini kan jadi persoalan fundamen dan dekat dengan rakyat," ucapnya.
Bahkan, kata Herry, Prabowo perlu memilih pendamping yang dapat memberikan dampak elektoral agar suaranya tidak anjlok.
"Dengan catatan bahwa pendamping Prabowo harus ikut memberikan dampak elektoral. Di samping itu jika salah memilih pendamping maka suaranya akan cepat anjlok," katanya.
Herry menilai, dukungan Jokowi dapat menjadi peluang besar bagi kemenangan Prabowo. Pasalnya, hal tersebut berdampak pada psikologis politik pendukung Jokowi yang bergeser ke Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Setidak-tidaknya ini bisa berdampak pada psikologis politik pendukung Jokowi yang bergeser ke segmennya Prabowo," ucapnya.
Namun, elektabilitas tinggi dan dukungan presiden tidak serta merta membuat Prabowo dapat bersantai. Menurut Herry, efek dari kedua hal itu harus dipertahankan, agar suara pendukung tetap terjaga hingga 2024 mendatang.
"Hanya saja bertahan atau tidaknya efek ini tergantung bagaimana cara Prabowo menerjamahkannya dalam gerakan politiknya," ucapnya.
Herry menjelaskan, Prabowo harus peka terhadap isu-isu praktis seperti kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, kesehatan, hingga pendidikan.
"Sensitifitas pada isu-isu praktis misalnya kemiskinan, lapangan kerja, kesehatan dan pendidikan ini kan jadi persoalan fundamen dan dekat dengan rakyat," ucapnya.
Bahkan, kata Herry, Prabowo perlu memilih pendamping yang dapat memberikan dampak elektoral agar suaranya tidak anjlok.
"Dengan catatan bahwa pendamping Prabowo harus ikut memberikan dampak elektoral. Di samping itu jika salah memilih pendamping maka suaranya akan cepat anjlok," katanya.
(muh)
tulis komentar anda