Peningkatan Tes Usap Kunci Penanggulangan Covid-19
Rabu, 08 Juli 2020 - 08:59 WIB
JAKARTA - Saat ini orang yang terpapar Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyebut kenaikan itu terjadi karena peningkatan tes polymerase chain reaction (PCR) dan pelonggaran pembatasan sosial.
Menurut anggota DPD RI Fahira Idris, pelonggaran sosial itu bukan hanya terjadi Indonesia, tapi di berbagai negara. Tes massal PCR pun semakin masif sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Sars Cov-II.
"Di Indonesia sendiri, sudah terjadi peningkatan signifikan jumlah tes dalam tiga bulan terakhir. Akan tetapi, belum semua daerah memenuhi standar World Health Organization (WHO), yakni 1 orang per 1.000 penduduk," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (8/7/2020).
Di Indonesia, hanya Provinsi DKI Jakarta yang mampu menggelar tes PCR dalam jumlah banyak, sudah lebih dari 1 per 1.000 penduduk. "Itulah kenapa secara umum WHO menyampaikan bahwa risiko penularan Covid-19 di Indonesia masih tinggi," ujarnya. ( ).
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, hingga kemarin ada 66.226 orang positif, 30.785 sembuh, dan 3.309 meninggal dunia. Pada 7 Juli 2020, Jawa Timur menempati urutan pertama dengan jumlah kasus sebanyak 280, Sulewesi Selatan 218, DKI Jakarta 190, dan Jawa Tengah 140 orang positif Covid-19.
Senator asal DKI Jakarta itu menerangkan salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara dalam melandaikan kurva Covid-19 yakni memenuhi target tes massal dengan metode PCR. Semakin banyak orang yang menjalani tes usap (PCR) dan menemukan yang positif Covid-19 akan membuat strategi penanggulangan Covid-19 semakin efektif dan efisien.
"Mereka yang terkonfirmasi positif secepat mungkin harus mendapatkan tindakan medis. Nantinya, bisa isolasi mandiri di bawah pengawasan tenaga kesehatan atau perawatan di rumah sakit," pungkasnya.
Menurut anggota DPD RI Fahira Idris, pelonggaran sosial itu bukan hanya terjadi Indonesia, tapi di berbagai negara. Tes massal PCR pun semakin masif sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Sars Cov-II.
"Di Indonesia sendiri, sudah terjadi peningkatan signifikan jumlah tes dalam tiga bulan terakhir. Akan tetapi, belum semua daerah memenuhi standar World Health Organization (WHO), yakni 1 orang per 1.000 penduduk," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (8/7/2020).
Di Indonesia, hanya Provinsi DKI Jakarta yang mampu menggelar tes PCR dalam jumlah banyak, sudah lebih dari 1 per 1.000 penduduk. "Itulah kenapa secara umum WHO menyampaikan bahwa risiko penularan Covid-19 di Indonesia masih tinggi," ujarnya. ( ).
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, hingga kemarin ada 66.226 orang positif, 30.785 sembuh, dan 3.309 meninggal dunia. Pada 7 Juli 2020, Jawa Timur menempati urutan pertama dengan jumlah kasus sebanyak 280, Sulewesi Selatan 218, DKI Jakarta 190, dan Jawa Tengah 140 orang positif Covid-19.
Senator asal DKI Jakarta itu menerangkan salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara dalam melandaikan kurva Covid-19 yakni memenuhi target tes massal dengan metode PCR. Semakin banyak orang yang menjalani tes usap (PCR) dan menemukan yang positif Covid-19 akan membuat strategi penanggulangan Covid-19 semakin efektif dan efisien.
"Mereka yang terkonfirmasi positif secepat mungkin harus mendapatkan tindakan medis. Nantinya, bisa isolasi mandiri di bawah pengawasan tenaga kesehatan atau perawatan di rumah sakit," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda