Hari Pahlawan, Meneguhkan Kembali Dawuh Ulama Jadi Spirit Gerakan Rakyat

Kamis, 10 November 2022 - 18:29 WIB
Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj (SAS) Institute, Sadullah Affandy . Foto/Ist
JAKARTA - Setiap 10 November, bangsa Indonesia selalu memperingatinya sebagai Hari Pahlawan . Sebuah hari yang menjadi bukti atas keberanian dan penolakan rakyat Indonesia terhadap semua bentuk penjajahan.

Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj (SAS) Institute Sa'dullah Affandy mengatakan, 10 November juga membuktikan tekad yang kuat, keberanian yang digelorakan oleh semangat Jihad.

"Dapat memantik kesadaran orang bahwa penindasan selain tidak dapat dibenarkan juga harus dilawan dan tidak dapat dibiarkan begitu saja," kata Sa'dullah Affandy dalam keterangannya, Kamis (10/11/2022).



"Rakyat Surabaya, sebagai aktor utama pertempuran Surabaya yang menjadi palagan peperangan, membuktikannya. Betapa mesin perang Inggris, pesawat tempur termutakhir, serta para Gurkha, tidak dapat mencegah tewasnya Mallaby, jendral Inggris, di tangan seorang santri," tambahnya.

Baca juga: Fakta-fakta Pertempuran 10 November 1945

Dijelaskan Sa'dullah Hari Pahlawan tidak bisa dilepaskan dengan peran dan kiprah kaum pesantren. Bahkan, lahirnya keberanian rakyat yang memantik perlawanan terhadap Kolonial dipicu oleh adanya Fatwa Jihad dari Hadlaratusysyaikh Hasyim Asyari.

"Dengan kata lain, Hari Pahlawan 10 November merupakan implementasi dari Hari Santri yang melahirkan Resolusi Jihad. Tidak akan ada Hari Pahlawan, kalau tidak ada Hari Santri atau Resolusi Jihad," tuturnya.

"Dengan demikian, memperingati Hari Pahlawan sejatinya meneguhkan kembali momen ketika fatwa dan dawuh para ulama menjadi spirit bagi gerakan rakyat," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More