Muncul Istilah Nasdrun, PKS: Jangan Memulai Polarisasi dengan Sebutan
Rabu, 12 Oktober 2022 - 06:56 WIB
JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini merespons munculnya istilah Nasdrun usai Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024 . Diketahui, sebelumnya juga sempat ramai istilah kadrun alias kadal gurun bagi kelompok yang anti terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
“Jangan memulai polarisasi dengan sebutan atau idiom yang provokatif semacam Nasdrun. Dulu sebutan kadrun juga disematkan pihak lain, terutama para buzzer politik, sehingga menimbulkan polarisasi yang sangat merugikan bangsa ini,” kata Jazuli kepada wartawan, Rabu (12/10/2022).
Dia pun mengajak masyarakat untuk menjadi warga bangsa yang dewasa dalam berkontestasi politik. Elite politik juga diminta jangan memberi contoh tidak baik sehingga membawa perdebatan yang tidak produktif dalam berdemokrasi.
“Perbedaan pilihan dalam demokrasi itu biasa saja. Apalagi kita masyarakat majemuk. Maka harus disikapi secara dewasa, jangan munculkan narasi yang pecah-belah karena kita sudah sepakat menghargai kebinekaan,” kata anggota Majelis Syura PKS ini.
Anggota Komisi I DPR ini juga mengajak semua pihak untuk mengisi kontestasi politik dengan gagasan yang mencerdaskan bangsa. Menunjukkan kualitas dan kapabilitas, narasi positif dan prestasi, sehingga demokrasi Tanah Air makin bernas dan cerdas. Karena bangsa Indonesia butuh calon pemimpin yang berkualitas.
“Yang berlatar kepala daerah silakan ceritakan program unggulannya dalam memimpin daerah. Yang berlatar menteri silakan tunjukkan capaiannya dalam memajukan sektor kementeriannya. Yang berlatar pimpinan lembaga negara tunjukkan kemampuan dalam memajukan lembaganya. Jangan ditarik-tarik pada polarisasi yang memecah-belah bangsa,” pungkasnya.
“Jangan memulai polarisasi dengan sebutan atau idiom yang provokatif semacam Nasdrun. Dulu sebutan kadrun juga disematkan pihak lain, terutama para buzzer politik, sehingga menimbulkan polarisasi yang sangat merugikan bangsa ini,” kata Jazuli kepada wartawan, Rabu (12/10/2022).
Dia pun mengajak masyarakat untuk menjadi warga bangsa yang dewasa dalam berkontestasi politik. Elite politik juga diminta jangan memberi contoh tidak baik sehingga membawa perdebatan yang tidak produktif dalam berdemokrasi.
“Perbedaan pilihan dalam demokrasi itu biasa saja. Apalagi kita masyarakat majemuk. Maka harus disikapi secara dewasa, jangan munculkan narasi yang pecah-belah karena kita sudah sepakat menghargai kebinekaan,” kata anggota Majelis Syura PKS ini.
Anggota Komisi I DPR ini juga mengajak semua pihak untuk mengisi kontestasi politik dengan gagasan yang mencerdaskan bangsa. Menunjukkan kualitas dan kapabilitas, narasi positif dan prestasi, sehingga demokrasi Tanah Air makin bernas dan cerdas. Karena bangsa Indonesia butuh calon pemimpin yang berkualitas.
“Yang berlatar kepala daerah silakan ceritakan program unggulannya dalam memimpin daerah. Yang berlatar menteri silakan tunjukkan capaiannya dalam memajukan sektor kementeriannya. Yang berlatar pimpinan lembaga negara tunjukkan kemampuan dalam memajukan lembaganya. Jangan ditarik-tarik pada polarisasi yang memecah-belah bangsa,” pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda