Integrasi Pendidikan Perubahan Iklim pada Kurikulum Merdeka

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 04:28 WIB
Latasha Safira (Foto: Ist)
Latasha Safira

Head of Education Research - Center for Indonesian Policy Studies (CIPS)

PENDIDIKAN perubahan iklim atau akhlak pada alam perlu diintegrasikan ke dalam Kurikulum Merdeka untuk memberikan perspektif mengenai keberlanjutan kepada anak-anak kita sedari dini. Keberlanjutan bukanlah sesuatu yang mudah dipahami dan diresapi dalam satu malam.

Keberlanjutan memiliki arti yang luas dan tidak hanya mengenai lingkungan. Dibutuhkan upaya yang terus menerus untuk membuat perspektif berkelanjutan tertanam dan terefleksikan ke dalam perbuatan.

Baca Juga: koran-sindo.com



Indonesia membutuhkan pandangan dan strategi yang lebih komprehensif untuk memitigasi tantangan yang akan datang akibat perubahan iklim. Oleh karena itu, strategi nasional untuk mitigasi perubahan iklim harus juga dimasukkan dalam RPJMN 2025-2030, di mana pendidikan perubahan iklim sebagai tindakan pencegahan tercakup.

Latar Belakang

Dengan adanya gelombang panas di Eropa Barat dan hujan lebat yang membanjiri beberapa wilayah di Pakistan, perubahan iklim menjadi topik hangat. Sebulan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa ancaman berbahaya selain Covid-19 di Indonesia adalah climate change yang kita tidak bisa remehkan dan sulit untuk dihindari.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan laju kenaikan suhu permukaan tertinggi terjadi di Kalimantan Timur (laju pertumbuhan 0,47°C per dekade). Pada 28 Juli 2022, kebutuhan manusia akan sumber daya alam dinyatakan telah melebihi biokapasitas Bumi untuk tahun ini.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More