Kompolnas Dalami Penggunaan Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan
Minggu, 02 Oktober 2022 - 15:32 WIB
JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional ( Kompolnas ) bakal mendalami penggunaan gas air mata dari aparat kepolisian dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan , Malang. Kompolnas akan turun ke lapangan untuk supervisi kasus yang menewaskan ratusan suporter ini.
Komisioner Kompolnas Benny Mamoto mengatakan, pendalaman dilakukan dengan mengevaluasi pengamanan oleh aparat mulai dari persiapan pertandingan. Hal ini sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo yang juga meminta kepolisian untuk menginvestigasi tragedi ini.
"Kompolnas tentunya akan melakukan supervisi dan evaluasi sejak persiapan dilangsungkannya pertandingan, antisipasi dan prediksi belajar dari pengalaman sebelumnya dalam pengamanan pertandingan sepak bola, koordinasi dengan pihak terkait, arahan dan SOP kepada anggota (polisi), pihak penyelenggara khususnya soal jumlah karcis yang dijual dikaitkan dengan kapasitas stadion, dan sebagainya," kata Benny Mamoto ketika dimintai konfirmasi, Minggu (2/10/2022).
Kompolnas juga akan mempelajari aturan FIFA terkait hal ini. Utamanya, untuk mencari apakah briefing yang dilakukan terhadap aparat keamanan sesuai dengan aturan FIFA. "Nanti akan kami cek juga soal pemahaman aturan FIFA, apakah diberikan saat briefing. Itu semua akan jadi bahan evaluasi," katanya.
Benny mewakili Kompolnas juga turut menyampaikan dukacita atas seluruh korban yang dilaporkan meninggal dunia atas tragedi ini. Dia pun juga mendoakan agar korban yang masih dalam perawatan dapat sembuh.
"Marilah kita beri kesempatan kepada pihak aparat setempat untuk menangani korban yang meninggal dunia dan korban yang luka di rumah sakit karena jumlahnya banyak maka perlu penanganan ekstra," tuturnya.
Baca juga: Lee Min Ho Ikut Berduka atas Tragedi Kanjuruhan: Doa untuk Indonesia
Sebagai informasi, korban tewas akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dikabarkan kembali bertambah. Dari informasi yang diterima Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), korban tewas bertambah menjadi 153 orang. Namun keterangan resmi aparat keamanan korban sementara berjumlah 129 orang.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi pasca Arema dikalahkan Persebaya. Situasi semakin mencekam ketika pihak kepilisian mulai menembakkan gas air mata ke salah satu sisi tribun. Dikabarkan dari situ, banyak suporter yang terinjak-injak hingga kehabisan napas.
Komisioner Kompolnas Benny Mamoto mengatakan, pendalaman dilakukan dengan mengevaluasi pengamanan oleh aparat mulai dari persiapan pertandingan. Hal ini sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo yang juga meminta kepolisian untuk menginvestigasi tragedi ini.
"Kompolnas tentunya akan melakukan supervisi dan evaluasi sejak persiapan dilangsungkannya pertandingan, antisipasi dan prediksi belajar dari pengalaman sebelumnya dalam pengamanan pertandingan sepak bola, koordinasi dengan pihak terkait, arahan dan SOP kepada anggota (polisi), pihak penyelenggara khususnya soal jumlah karcis yang dijual dikaitkan dengan kapasitas stadion, dan sebagainya," kata Benny Mamoto ketika dimintai konfirmasi, Minggu (2/10/2022).
Kompolnas juga akan mempelajari aturan FIFA terkait hal ini. Utamanya, untuk mencari apakah briefing yang dilakukan terhadap aparat keamanan sesuai dengan aturan FIFA. "Nanti akan kami cek juga soal pemahaman aturan FIFA, apakah diberikan saat briefing. Itu semua akan jadi bahan evaluasi," katanya.
Benny mewakili Kompolnas juga turut menyampaikan dukacita atas seluruh korban yang dilaporkan meninggal dunia atas tragedi ini. Dia pun juga mendoakan agar korban yang masih dalam perawatan dapat sembuh.
"Marilah kita beri kesempatan kepada pihak aparat setempat untuk menangani korban yang meninggal dunia dan korban yang luka di rumah sakit karena jumlahnya banyak maka perlu penanganan ekstra," tuturnya.
Baca juga: Lee Min Ho Ikut Berduka atas Tragedi Kanjuruhan: Doa untuk Indonesia
Sebagai informasi, korban tewas akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dikabarkan kembali bertambah. Dari informasi yang diterima Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), korban tewas bertambah menjadi 153 orang. Namun keterangan resmi aparat keamanan korban sementara berjumlah 129 orang.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi pasca Arema dikalahkan Persebaya. Situasi semakin mencekam ketika pihak kepilisian mulai menembakkan gas air mata ke salah satu sisi tribun. Dikabarkan dari situ, banyak suporter yang terinjak-injak hingga kehabisan napas.
(abd)
tulis komentar anda