Profil Ketua RMI PBNU KH Muhammad Dian Nafi, Pernah Jadi Kuli Bangunan hingga Dirikan Pesantren
Minggu, 02 Oktober 2022 - 05:15 WIB
JAKARTA - Nahdlatul Ulama kini tengah berduka. Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( RMI PBNU ) KH Muhammad Dian Nafi meninggal dunia, Sabtu 1 Oktober 2022. Berikutprofil KH Muhammad Dian Nafi?
Berdasarkan website layanan dokumentasi ulama san keislaman, KH Muhammad Dian Nafi lahir pada 4 April 1964 di Sragen, Jawa Tengah. Dia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara.
KH Muhammad Dian Nafi merupakan anak dari KH Ahmad Djisam Abdul Manan, perintis Pondok Pesantren An-Najah, Gondang, Jawa Tengah. Sejak kecil, pria yang wafat di usia ke 58 tahun ini memang pengembara ilmu.
Beliau menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 94 Premulung Laweyan, melanjutkan pendidikan menengahnya di lingkungan Pesantren Al-Muayyad (MTs-MA).
Dikenal sebagai sosok yang rajin dan ulet, Dian Nafi pun menggeluti beragam aktivitas keorganisasian di lingkungan pesantren dan Ikatan Putra Nahdlatul Ulama (IPNU) Cabang Kota Solo.
Bahkan untuk memperkaya pengalaman dan menempa jiwanya, ia juga pernah bekerja sebagai kuli bangunan, yang dilakoninya di sela-sela waktu belajar formalnya.
Tamat Madrasah Aliyah, Dian Nafi’ masuk Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS, sambil berlatih mengajar di pesantren almamaternya.
Di sela-sela aktivitas belajar dan mengajarnya, masih dalam status mahasiswa S-1, Dian Nafi dipercaya menjadi Sekretaris PCNU Surakarta dan selanjutnya menjadi Ketua Tanfidziyah cabang yang sama. Hingga akhirnya menjadi Ketua RMI PBNU periode 2022-2027.
Beliau melepas lajangnya dengan menikahi Hj Murtafiah Mubarokah, S.Pdi. Dari pernikahan ini, Dian Nafi dikaruniai beberapa anak.
Selain aktif di NU, dia juga mendirikan dan mengasuh pesantren. Dia, diminta KH. Abdul Rozal Sholawi untuk membuka dan mengasuh pesantren cabang Al-Muayyad Windan, Makamhaji, Sukoharjo, yang merupakan pengembangan dari Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Surakarta.
Berdasarkan website layanan dokumentasi ulama san keislaman, KH Muhammad Dian Nafi lahir pada 4 April 1964 di Sragen, Jawa Tengah. Dia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara.
KH Muhammad Dian Nafi merupakan anak dari KH Ahmad Djisam Abdul Manan, perintis Pondok Pesantren An-Najah, Gondang, Jawa Tengah. Sejak kecil, pria yang wafat di usia ke 58 tahun ini memang pengembara ilmu.
Beliau menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 94 Premulung Laweyan, melanjutkan pendidikan menengahnya di lingkungan Pesantren Al-Muayyad (MTs-MA).
Dikenal sebagai sosok yang rajin dan ulet, Dian Nafi pun menggeluti beragam aktivitas keorganisasian di lingkungan pesantren dan Ikatan Putra Nahdlatul Ulama (IPNU) Cabang Kota Solo.
Bahkan untuk memperkaya pengalaman dan menempa jiwanya, ia juga pernah bekerja sebagai kuli bangunan, yang dilakoninya di sela-sela waktu belajar formalnya.
Tamat Madrasah Aliyah, Dian Nafi’ masuk Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS, sambil berlatih mengajar di pesantren almamaternya.
Di sela-sela aktivitas belajar dan mengajarnya, masih dalam status mahasiswa S-1, Dian Nafi dipercaya menjadi Sekretaris PCNU Surakarta dan selanjutnya menjadi Ketua Tanfidziyah cabang yang sama. Hingga akhirnya menjadi Ketua RMI PBNU periode 2022-2027.
Beliau melepas lajangnya dengan menikahi Hj Murtafiah Mubarokah, S.Pdi. Dari pernikahan ini, Dian Nafi dikaruniai beberapa anak.
Selain aktif di NU, dia juga mendirikan dan mengasuh pesantren. Dia, diminta KH. Abdul Rozal Sholawi untuk membuka dan mengasuh pesantren cabang Al-Muayyad Windan, Makamhaji, Sukoharjo, yang merupakan pengembangan dari Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Surakarta.
(mhd)
tulis komentar anda