Catatan Ilham Bintang: Indonesia Menangis, Tiada Lagi Prof Azyumardi Azra
Minggu, 18 September 2022 - 13:04 WIB
Kolumnis yang sangat produktif itu sering mengirimi saya link tulisannya membahas pelabagai topik di berbagai media kemudian kita bahas bersama. Demikian sebaliknya.
Rabu (14/9/2022) lalu kami masih bertegur sapa. Hari itu beliau sedang berada di Padang, Sumatera Barat. Saya ketahui dari fotonya ketika bersama wartawan Sumbar menghadiri jamuan makan siang Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi Ansharullah.
Foto saya peroleh dari rekan Zulnadi, wartawan senior Pemred Semangat.com di Padang yang hadir dalam jamuan itu. Foto itu kemudian saya forward ke beliau. Seperti biasa dia pun merespons cepat di WA. "Terima kasih Pak Ilham. Kolomnya ditunggu," ucapnya.
Dalam kunjungannya di Sumatera Barat, Azyumardi sempat ke Bukit Tinggi dan mengunjungi keluarganya di Batu Sangkar. Kuat dugaan lantaran kecapean melakukan perjalanan dinas yang membuat kondisinya drop dan dengan mudah diserang virus Covid-19 yang secara objektif sebenarnya penyebarannya sudah menurun di Indonesia dan di berbagai belahan dunia.
Intelektual Segudang Prestasi
Bukan hanya kalangan pers yang kehilangan Prof Azyumardi Azra, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia. Prof Dr H Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., CBE, kelahiran 4 Maret 1955 adalah akademisi Muslim asal Indonesia. Ia dikenal luas sebagai cendekiawan muslim.
Azyumardi terpilih sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1998 dan mengakhirinya pada 2006. Pada 2010, dia memperoleh titel Commander of the Order of British Empire, sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi 'Sir' pertama dari Indonesia. Pada 2022, Azyumardi terpilih menjadi Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.
Riwayat pendidikan tinggginya sendiri dimulai sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada 1982, kemudian atas bantuan beasiswa Fullbright, ia mendapakan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1988. Ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan memperoleh gelar MA pada 1989.
Saya dikirimi foto sewaktu almarhum mengenakan selang oksigen di dalam pesawat hingga di ketika di rawat di RS hari Jumat itu. Dalam tulisan kemarin "Kisah Prof Azyumardi Azra yang Terpapar Virus Covid-19" (Sabtu, 17/9/2022) saya memanjatkan doa kesembuhannya segera. Semoga Allah SWT menjabahnya dengan memberi kesembuhan kepada cendekiawan penting Indonesia itu, yang berpembawaan humble namun sangat kritis.
Namun Allah SWT berkehendak lain. Dia lebih menyanginya, maka Tuhan pemilik alam semesta beserta seluruh isinya, memanggilnya pulang. Insya Allah Tuhan menyediakan tempat lapang, nyaman, dan indah di sisi-Nya. Amin, YRA.
Rabu (14/9/2022) lalu kami masih bertegur sapa. Hari itu beliau sedang berada di Padang, Sumatera Barat. Saya ketahui dari fotonya ketika bersama wartawan Sumbar menghadiri jamuan makan siang Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi Ansharullah.
Foto saya peroleh dari rekan Zulnadi, wartawan senior Pemred Semangat.com di Padang yang hadir dalam jamuan itu. Foto itu kemudian saya forward ke beliau. Seperti biasa dia pun merespons cepat di WA. "Terima kasih Pak Ilham. Kolomnya ditunggu," ucapnya.
Dalam kunjungannya di Sumatera Barat, Azyumardi sempat ke Bukit Tinggi dan mengunjungi keluarganya di Batu Sangkar. Kuat dugaan lantaran kecapean melakukan perjalanan dinas yang membuat kondisinya drop dan dengan mudah diserang virus Covid-19 yang secara objektif sebenarnya penyebarannya sudah menurun di Indonesia dan di berbagai belahan dunia.
Intelektual Segudang Prestasi
Bukan hanya kalangan pers yang kehilangan Prof Azyumardi Azra, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia. Prof Dr H Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., CBE, kelahiran 4 Maret 1955 adalah akademisi Muslim asal Indonesia. Ia dikenal luas sebagai cendekiawan muslim.
Azyumardi terpilih sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1998 dan mengakhirinya pada 2006. Pada 2010, dia memperoleh titel Commander of the Order of British Empire, sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi 'Sir' pertama dari Indonesia. Pada 2022, Azyumardi terpilih menjadi Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.
Riwayat pendidikan tinggginya sendiri dimulai sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada 1982, kemudian atas bantuan beasiswa Fullbright, ia mendapakan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1988. Ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan memperoleh gelar MA pada 1989.
Saya dikirimi foto sewaktu almarhum mengenakan selang oksigen di dalam pesawat hingga di ketika di rawat di RS hari Jumat itu. Dalam tulisan kemarin "Kisah Prof Azyumardi Azra yang Terpapar Virus Covid-19" (Sabtu, 17/9/2022) saya memanjatkan doa kesembuhannya segera. Semoga Allah SWT menjabahnya dengan memberi kesembuhan kepada cendekiawan penting Indonesia itu, yang berpembawaan humble namun sangat kritis.
Namun Allah SWT berkehendak lain. Dia lebih menyanginya, maka Tuhan pemilik alam semesta beserta seluruh isinya, memanggilnya pulang. Insya Allah Tuhan menyediakan tempat lapang, nyaman, dan indah di sisi-Nya. Amin, YRA.
tulis komentar anda