Mengenal Gerwani, Organisasi Perempuan Terbesar di Orde Lama yang Dikaitkan PKI

Sabtu, 17 September 2022 - 20:11 WIB
Gerwani atau Gerakan Wanita Indonesia pada masanya merupakan gerakan perempuan yang erat kaitannya dengan PKI. Foto DOK Ist
JAKARTA - Gerwani atau Gerakan Wanita Indonesia pada masanya merupakan gerakan perempuan yang erat kaitannya dengan PKI . Keberadaan Gerwani ini tidak lepas dari pola tiga ideologi yakni feminisme, sosialisme dan nasionalisme .

Cikal bakal terbentuknya gerakan wanita ini dimulai dari terbentuknya Gerwis (Gerakan Wanita Sedar).

Baca juga : Kamp Plantungan, Penjara Perempuan Simpatisan Gerwani



Gerwis yang berdiri pada 4 Juni 1950 di Semarang merupakan koalisi dari 6 organisasi perempuan, yaitu Persatuan Wanita Sedar dari Surabaya, Istri Sedar dari Bandung, Gerakan wanita Indonesia (Gerwindo) dari Kediri, Wanita Madura, dan Perjuangan Putri Republik Indonesia dari Pasuruan.

Gerwis memiliki tujuan bersama bagi kemerdekaan nasional dan berakhirnya praktik feodal. Semangat komunisme menjadi basis perjuangan dalam membangun gerakan perempuan.

Meskipun tidak semua anggota mempunyai pemahaman tentang komunisme, namun tak jarang dari mereka didukung oleh para suami yang mempunyai keanggotaan di PKI.

Dilani=sir dari adoc.pub, pada kongres pertamanya Desember 1951, Gerwis mengalami masa sulit. Banyak utusan yangdipenjara buntut dari pemberontakan PKI Madiun 1948. Dimana seluruh aktivis perempuan yang bernaung dalam PKI juga ditangkap.

Dalam kongres inilah Gerwis mengubah namanya menjadi Gerwani. Hak perempuan dan perlindungan anak menjadi tema utama pada kongres ini.

Baca juga : Lapas Terbuka Pemuda Kelas II B Plantungan, Saksi Bisu Penahanan Gerwani Usai G30S/PKI

Gerwani dalam prakteknya pernah memberikan kritik untuk UU Perkawinan yang dinilai merugikan kaum wanita pada saat itu. Terutama tentang aturan poligami. Kesetaraan gender juga menjadi fokus utama yang selalu didengungkan gerakan tersebut.

Namun meletusnya peristiwa G30S PKI membuat gerakan wanita ini diduga ikut serta dalam pemberontakan tersebut. Hal ini merupakan pukulan berat bagi Gerwani.

Kemudian pergantian dari orde lama menjadi orde baru membuat gerakan perempuan mengalami penyusutan yang dimulai sejak tahun 1970. Sampai pada saat kekuasaan Soeharto, Gerwani masih dianggap sebagai gerakan perempuan yang kejam dan bertanggung jawab atas terbunuhnya tujuh jenderal.
(bim)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More