Plt Ketum PPP Mardiono: Islah Itu kalau Ada Konflik

Rabu, 14 September 2022 - 06:28 WIB
Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono mengklaim partainya saat ini tidak ada konflik. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono merespons kekecewaan loyalis Suharso Monoarfa, Syaifullah Tamliha yang teringat keinginan Mardiono untuk islah. Menurut Mardiono, istilah islah dipakai untuk menyelesaikan masalah atau sengketa. Sementara dia merasa sekarang PPP sudah utuh.

"Lah sekarang ini enggak ada persengketaan, enggak ada dua kubu, terus islahnya bagaimana? Enggak ada masalah kok di PPP, enggak ada pertentangan, enggak ada keributan enggak ada, enggak ada," tegas Mardiono saat dihubungi wartawan Selasa (13/9/2022).





Mardiono juga menegaskan hubungan pribadijya dengan Suharso Monoarfa masih terjalin baik. Atas dasar itu, ia menegaskan tak ada masalah yang harus diselesaikan melalui jalur islah.

"Yang mana yang konflik? Kalau itu dibangun seolah topiknya adalah islah apa yang mau diislahkan? Enggak ada persengketaan kok," tegasnya.

Bagi Mardiono, penunjukannya sebagai pimpinan PPP dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan hukum internal partai. Dia pun mempersilakan bila ingin memperdebatkan terkait penunjukan dirinya sebagai Plt Ketua Umum PPP.

Soal pencopotan Tamliha sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR, kata Mardiono, hal itu adalah domain Fraksi PPP. Bongkar pasang anggota fraksi dianggapnya lumrah.

"Biasa pindah komisi, penugasan, bahkan Pak Tamliha baru berapa bulan di komisi itu. Ada yang lima hari hanya diperbantukan, di BKO, ditarik lagi, biasa itu," terang Mardiono.

Syaifullah Tamliha sebelumnya mengungkapkan kekecewaannya setelah dicopot dari posisi Wakil Ketua Komisi V DPR hanya karena bersikap kritis terhadap pergantian Suharso Monoarfa. "Kata Mardiono ingin islah dan menghindari konflik, kok malah copot mencopot. Saya dari dulu juga enggak punya minat jadi pimpinan komisi tapi hanya karena perintah partai," kata Tamliha saat dihubungi wartawan, Selasa (13/9/2022).

Menurut Tamliha, semestinya konflik pendapat tidak boleh menyebabkan konflik personal. Namun tentunya masing-masing memiliki cara demokratis. Dan sebagai kader ideologis Nahdlatul Ulama (NU), ia teringat oleh pesan seorang tokoh muda NU, bahwa demokrasi justru dibunuh oleh orang yang mengaku demokratis dan itu terjadi di PPP.

"Saya kader ideologis NU, masih ingat dengan pesan tokoh muda NU almarhum Subhan, ZE bahwa demokrasi dibunuh oleh orang-orang yang mengaku dirinya demokratis, dengan cara seolah-olah demokratis dan dalam forum yang seolah-olah demokratis. Ini yang terjadi hari ini dalam tubuh partai saya, PPP," tukasnya.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More