Harga BBM Naik, Ekonom UMM: Pilihan Sulit, tapi Paling Rasional
Jum'at, 09 September 2022 - 22:24 WIB
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nazaruddin Malik menilai pemerintah telah melakukan kajian matang terkait kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurutnya, keputusan yang diambil tersebut yang masih masuk akal.
Dalam Webinar Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) bertajuk 'Pasca-Kenaikan Harga BBM, Bagaimana Sistem Pengawasan Agar Tidak Menguap Lagi?', Nazaruddin menyatakan kebijakan yang diambil pemerintah tersebut memang keputusan yang sulit diterima di masyarakat. Namun, hanya pilihan tersebut yang masih masuk akal untuk diambil di tengah tingginya harga minyak dunia dan tingginya nilai subsidi di sektor tersebut.
"Pilihan untuk menaikkan harga BBM adalah pilihan yang sulit, tapi itu adalah pilihan yang sangat rasional," kata Nazaruddin, Jumat (9/9/2022).
Meski demikian, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor UMM itu memberikan catatan kepada pemerintah terkait keputusan menaikkan harga BBM. Ia menyebutkan, pemerintah harus tegas dalam mengalokasikan dana yang sebelumnya dijadikan subsidi BBM menjadi dana atau bantuan yang meningkatkan daya beli masyarakat.
"Cuma tidak boleh ada gap yang terlalu jauh, inflasinya terus bergerak, cuma bantuan langsungnya itu masih berdiskusi soal data siapa yang akan disalurkan. Data-data (penerima BLT) yang kita punya inilah yang herus kita perbaiki dengan cepat," tandasnya.
Dalam Webinar Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) bertajuk 'Pasca-Kenaikan Harga BBM, Bagaimana Sistem Pengawasan Agar Tidak Menguap Lagi?', Nazaruddin menyatakan kebijakan yang diambil pemerintah tersebut memang keputusan yang sulit diterima di masyarakat. Namun, hanya pilihan tersebut yang masih masuk akal untuk diambil di tengah tingginya harga minyak dunia dan tingginya nilai subsidi di sektor tersebut.
"Pilihan untuk menaikkan harga BBM adalah pilihan yang sulit, tapi itu adalah pilihan yang sangat rasional," kata Nazaruddin, Jumat (9/9/2022).
Meski demikian, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor UMM itu memberikan catatan kepada pemerintah terkait keputusan menaikkan harga BBM. Ia menyebutkan, pemerintah harus tegas dalam mengalokasikan dana yang sebelumnya dijadikan subsidi BBM menjadi dana atau bantuan yang meningkatkan daya beli masyarakat.
"Cuma tidak boleh ada gap yang terlalu jauh, inflasinya terus bergerak, cuma bantuan langsungnya itu masih berdiskusi soal data siapa yang akan disalurkan. Data-data (penerima BLT) yang kita punya inilah yang herus kita perbaiki dengan cepat," tandasnya.
(zik)
tulis komentar anda