Kasus Brigadir J Berpotensi Ditunggangi Kelompok Radikal yang Ingin Menjatuhkan Polri
Kamis, 08 September 2022 - 22:36 WIB
JAKARTA - Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo, di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan harus segera diselesaikan. Jika berlarut-larut, kasus ini berpotensi ditunggangi oleh kelompok radikal.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia dan Pemerhati Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme Islah Bahrawi dalam seminar yang mengangkat Tema "Kasus Duren Tiga dan Penunggangan Oleh Kelompok Radikal" yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Komunitas Aktivis Muda Indonesia (PW KAMI) di Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Menurut Cak Islah, kasus Duren Tiga telah dimanfaatkan dan ditunggangi oleh para kelompok eksternal yang memang ingin menjatuhkan marwah Polri. Terutama dari kelompok radikal yang sejak lama selalu berusaha mendegradasi para penegak hukum. "Harus disadari masih banyak polisi yang berdedikasi penuh terhadap pelayanan masyarakat, institusi Polri dan NKRI dalam menjalankan tugasnya. Jangan dibungkus sama seolah semua anggota Polri buruk,” kata Islah.
Mantan aktivis 90-an ini mempertegas dalam menyikapi semua itu institusi Polri butuh diskresi penuh dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar kasus Duren Tiga ini segera dituntaskan. Tujuannya, supaya tidak terus menerus menjadi headline di media sehingga mudah tergiring liar untuk selanjutnya dijadikan alat oleh kelompok radikal dalam membangun public distrust terhadap kepolisian.
Cak Islah menilai, penunggangan kasus Duren Tiga ini akan sulit untuk ditangkal dan akan menyebabkan semakin lemahnya instusi Polri dalam menegakkan hukum jika kasus Duren Tiga dibiarkan berkembang liar.
Islah khawatir isu kasus Duren Tiga semakin lama akan ditunggangi berbagai kepentingan internal dan eksternal, yang pada akhirnya akan membangun subordinasi dan disobedience di dalam institusi Polri. Lemahnya mental anggota Polri bisa juga menimbulkan rasa takut dalam menjalankan tugasnya selaku penegak hukum.
"Semakin melebarnya kasus Duren Tiga bisa memunculkan kurang percaya diri dan inferiority complex akibat bully dari publik yang berkepanjangan. Ini akan semakin tambah runyam ketika kelompok radikal ikut membangun opini publik dengan menunggangi kasus ini,” tutupnya.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia dan Pemerhati Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme Islah Bahrawi dalam seminar yang mengangkat Tema "Kasus Duren Tiga dan Penunggangan Oleh Kelompok Radikal" yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Komunitas Aktivis Muda Indonesia (PW KAMI) di Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Baca Juga
Menurut Cak Islah, kasus Duren Tiga telah dimanfaatkan dan ditunggangi oleh para kelompok eksternal yang memang ingin menjatuhkan marwah Polri. Terutama dari kelompok radikal yang sejak lama selalu berusaha mendegradasi para penegak hukum. "Harus disadari masih banyak polisi yang berdedikasi penuh terhadap pelayanan masyarakat, institusi Polri dan NKRI dalam menjalankan tugasnya. Jangan dibungkus sama seolah semua anggota Polri buruk,” kata Islah.
Baca Juga
Mantan aktivis 90-an ini mempertegas dalam menyikapi semua itu institusi Polri butuh diskresi penuh dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar kasus Duren Tiga ini segera dituntaskan. Tujuannya, supaya tidak terus menerus menjadi headline di media sehingga mudah tergiring liar untuk selanjutnya dijadikan alat oleh kelompok radikal dalam membangun public distrust terhadap kepolisian.
Cak Islah menilai, penunggangan kasus Duren Tiga ini akan sulit untuk ditangkal dan akan menyebabkan semakin lemahnya instusi Polri dalam menegakkan hukum jika kasus Duren Tiga dibiarkan berkembang liar.
Islah khawatir isu kasus Duren Tiga semakin lama akan ditunggangi berbagai kepentingan internal dan eksternal, yang pada akhirnya akan membangun subordinasi dan disobedience di dalam institusi Polri. Lemahnya mental anggota Polri bisa juga menimbulkan rasa takut dalam menjalankan tugasnya selaku penegak hukum.
"Semakin melebarnya kasus Duren Tiga bisa memunculkan kurang percaya diri dan inferiority complex akibat bully dari publik yang berkepanjangan. Ini akan semakin tambah runyam ketika kelompok radikal ikut membangun opini publik dengan menunggangi kasus ini,” tutupnya.
tulis komentar anda