Puncak Merdeka Berkreasi, PP Hima Persis Gelar Dialog Kebangsaan
Jum'at, 02 September 2022 - 22:12 WIB
JAKARTA - Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (PP Hima Persis) menyemarakkan HUT ke-77 RI dengan menggelar dialog kebangsaan. Kegiatan tersebut merupakan puncak kegiatan Merdeka Berkreasi PP Hima Persis bertema "Merdeka dari Krisis Ekonomi dan Pangan".
Dalam sambutannya, Ketua Umum PP Hima Persis Ilham Nurhidayatullah mengatakan, pihaknya mengangkat tema yang relevan dengan kondisi saat ini, yakni persoalan krisis ekonomi dan pangan nasional.
Menurut Ilham, tema pangan ini menjadi PR kita bersama. "Kita tidak bisa belajar dengan fokus apabila pangan tidak stabil. Artinya bicara pangan kita bicara hajat hidup kita bersama," ujar Ilham dalam siaran persnya, Jumat (2/9/2022).
Ilham melanjutkan, generasi muda harus membaca kondisi pangan ke depan dengan seksama. "Pembacaan pangan ke depan harus senantiasa seksama kita perhatikan, karena permasalahan global hari ini ialah krisis pangan."
Dialog kebangsaan ini turut dihadiri Sekjen Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono serta Ketua Ikatan Alumni Hima Persis (IKA HIMAPI) yang juga anggota Komisi IV DPR RI Haerudin Amin.
Menurut Kasdi Subagyono, IMF dan World Bank telah menyampaikan kepada dunia terkait dengan kondisi perekonomian dunia saat ini dan ke depan. "Tahun depan itu diprediksi diistilahkan oleh IMF dan World Bank itu adalah dark significant, artinya sangat gelap, artinya bahwa kondisinya ketidakmenentuan itu sangat besar," ujarnya.
Kasdi mengatakan, kondisi tersebut dipicu beberapa persoalan yakni pandemi Covid-19 yang belum berakhir, climate change yang semakin ekstrem, serta geopolitical tension antara Rusia dan Ukraina.
"Bagaimana mengatasi hal itu, tiga strategi antara lain adalah kita tetap fokus peningkatan kapasitas produksi, yang kedua pengembangan komoditas substitusi inpor dan yang ketiga adalah peningkatan ekspor."
Dialog tersebut juga mengundang beberapa narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan, di antaranya Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional Budi Waryanto. Ia memaparkan terkait peran lembaganya mengawasi kestabilan harga pangan.
"Kita ini berada di tengah. Kalau harga naik didemo masyarakat akan tetapi apabila harga terlalu turun kita juga didemo petani. Jadi kita harus benar-benar menjaga kestabilan harga ini."
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memaparkan berbagai pandangan kritis terhadap krisis ekonomi dan pangan serta dampak kenaikan harga BBM. "Desil 4 (masyarakat menengah ke bawah) yang berada di tengah itu sebenarnya mereka dalam kategori rentan miskin apabila harga BBM dinaikkan," katanya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PP Hima Persis Ilham Nurhidayatullah mengatakan, pihaknya mengangkat tema yang relevan dengan kondisi saat ini, yakni persoalan krisis ekonomi dan pangan nasional.
Menurut Ilham, tema pangan ini menjadi PR kita bersama. "Kita tidak bisa belajar dengan fokus apabila pangan tidak stabil. Artinya bicara pangan kita bicara hajat hidup kita bersama," ujar Ilham dalam siaran persnya, Jumat (2/9/2022).
Ilham melanjutkan, generasi muda harus membaca kondisi pangan ke depan dengan seksama. "Pembacaan pangan ke depan harus senantiasa seksama kita perhatikan, karena permasalahan global hari ini ialah krisis pangan."
Dialog kebangsaan ini turut dihadiri Sekjen Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono serta Ketua Ikatan Alumni Hima Persis (IKA HIMAPI) yang juga anggota Komisi IV DPR RI Haerudin Amin.
Menurut Kasdi Subagyono, IMF dan World Bank telah menyampaikan kepada dunia terkait dengan kondisi perekonomian dunia saat ini dan ke depan. "Tahun depan itu diprediksi diistilahkan oleh IMF dan World Bank itu adalah dark significant, artinya sangat gelap, artinya bahwa kondisinya ketidakmenentuan itu sangat besar," ujarnya.
Kasdi mengatakan, kondisi tersebut dipicu beberapa persoalan yakni pandemi Covid-19 yang belum berakhir, climate change yang semakin ekstrem, serta geopolitical tension antara Rusia dan Ukraina.
"Bagaimana mengatasi hal itu, tiga strategi antara lain adalah kita tetap fokus peningkatan kapasitas produksi, yang kedua pengembangan komoditas substitusi inpor dan yang ketiga adalah peningkatan ekspor."
Dialog tersebut juga mengundang beberapa narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan, di antaranya Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional Budi Waryanto. Ia memaparkan terkait peran lembaganya mengawasi kestabilan harga pangan.
"Kita ini berada di tengah. Kalau harga naik didemo masyarakat akan tetapi apabila harga terlalu turun kita juga didemo petani. Jadi kita harus benar-benar menjaga kestabilan harga ini."
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memaparkan berbagai pandangan kritis terhadap krisis ekonomi dan pangan serta dampak kenaikan harga BBM. "Desil 4 (masyarakat menengah ke bawah) yang berada di tengah itu sebenarnya mereka dalam kategori rentan miskin apabila harga BBM dinaikkan," katanya.
(zik)
tulis komentar anda