Tantangan Lebih Berat, Wakil Ketua MPR: Polri Harus Lebih Profesional
Rabu, 01 Juli 2020 - 13:29 WIB
JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) hari ini, Rabu (1/7/2020), merayakan ulang tahunnya ke-74. Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid berharap agar di usianya yang semakin dewasa, Polri bisa meningkatkan kinerjanya agar ke depan jauh lebih profesional.
"Selamat Hari Bhayangkara ke-74. Semoga Polri tambah bekerja cepat untuk rakyat, utamanya di era pandemi. Besar harapan agar Polri ikut berperan serta membantu pemulihan ekonomi nasional, utamanya di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat," ujar Jazilul Fawaid.
Anggota Komisi III DPR ini mengatakan di tengah kondisi bangsa yang memang sangat berat saat ini, Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Polisi Idham Azis agar bisa mencegah adanya tindakan-tindakan yang bisa menghambat penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional karena Polri merupakan alat negara. "Polri juga ikut mengawal pelaksanaan anggaran Covid-19 yang sedemikian besar, mencapai Rp695,2 triliun agar tepat sasaran," katanya. (Baca juga: HUT Bhayangkara, Jokowi Sampaikan 7 Instruksi)
Dikatakan Jazilul, Polri memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan citra sebagai polisi yang promoter (profesional, modern, dan terpercaya) dengan menuntaskan kasus-kasus yang belum selesai. "Tunggakan-tunggakan kasus harus segera diselesaikan," tuturnya.
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, di bawah kepemimpinan Idham Azis, Polri telah melakukan perombakan besar-besaran dalam rangka membangun soliditas internal. "Tentu kami mengapresiasi apa yang dilakukan Pak Idham Azis, namun yang terpenting adalah bagaimana Polri bisa meningkatkan kinerja nyatanya dalam rangka membangun ketertiban dan keamanan," paparnya. (Baca juga: HUT 74 Bhayangkara, Susaningtyas: Polri Harus Inovatif Hadapi Tantangan yang Makin Kompleks)
Sejauh ini langkah perombakan besar-besaran di tubuh Polri, dinilai sudah cukup bagus. Namun, yang lebih penting dari itu adalah bagaimana Kapolri bisa lebih solid dan memperbaiki budaya kerja yang lebih profesional. "Tentu perbaikan internal yang dilakukan saat ini mengarahnya ke sana saya yakin," kata Jazilul.
Disinggung mengenai masih rendahnya penilaian publik terhadap kinerja Kepolisian yang sering tergambar dari berbagai survei, Jazil mengatakan hal itu harus dijadikan sebagai acuan bagi Kepolisian untuk semakin meningkatkan kinerjanya. "Memang kedisiplinan aparat kepolisian yang jumlahnya sedemikian besar sehingga kadang ada tindakan atau penanganan dari aparat kepolisian yang berlebihan atau melampaui kewenangan. Ini harus lebih didisiplinkan agar Kepolisian bisa melakukan penegakan hukum yang benar," tuturnya.
Terkait akan berakhirnya masa tugas Kapolri, Jazilul Fawaid mengatakan Kapolri harus meninggalkan legacy yang baik di masa sisa tugasnya sekitar enam bulan ke depan. "Yang paling penting di Kepolisian adalah membangun citra dan kinerja yang profesional untuk aparatur. Itu yang penting harus dilakukan oleh Pak Idham karena saya nilai legacy selama kepemimpinan Pak Idham ini baru pada percepatan perombakan internal. Kultur kinerja sudah cukup membaik tapi masih perlu dilanjutkan," katanya. (Baca juga: Jokowi Kembali Ingatkan Polri Gigit Koruptor Anggaran Covid)
Menurut Jazil, Kapolri harus bisa meninggalkan legacy yang dapat dikenang sebagai polisi yang baik. "Bukan seperti dalam anekdot polisi tidur atau patung polisi, tapi memang polisi yang memiliki integritas, dedikasi dalam menjalankan tugasnya. Dan saya melihat Pah Idham sudah mengarah ke arah itu dengan melakukan perbaikan-perbaikan," katanya.
Mengenai penggantinya nanti, kata Jazilul, pemimpin yang bagus selalu ditandai dengan munculnya kader-kader atau pengganti yang lebih bagus. "Meskipun di tubuh Polri sudah terjadi pergeseran yang luar biasa. Tapi saya tidak melihat Pak Idham menyiapkan satu sosok tertentu untuk mengganti dirinya," tuturnya. (Baca juga: Diberi Kejutan Kue Tart oleh Panglima TNI, Kapolri Terharu)
Artinya, kata Jazilul, Idham Azis bertindak profesional dalam mengangkat atau mempromosikan para jenderal di kepolisian untuk mengganti dirinya. "Dengan begitu kan bisa kita lihat siapa-siapa yang sekarang di posisi satu tingkat di bawah Pak Idham yang bisa mengganti. Disitu ada Pak Kabareskrim, para Kapolda, dan eselon lain di bawahnya," katanya.
Jazilul berharap, di akhir kepemimpinannya Idham Azis mampu memunculkan calon pengganti yang terpercaya yang memang diharapkan oleh masyarakat dan disetujui oleh Presiden Joko Widodo. "Siapa itu? Ya Kepolisian sudah punya caranya sendiri," katanya.
"Selamat Hari Bhayangkara ke-74. Semoga Polri tambah bekerja cepat untuk rakyat, utamanya di era pandemi. Besar harapan agar Polri ikut berperan serta membantu pemulihan ekonomi nasional, utamanya di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat," ujar Jazilul Fawaid.
Anggota Komisi III DPR ini mengatakan di tengah kondisi bangsa yang memang sangat berat saat ini, Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Polisi Idham Azis agar bisa mencegah adanya tindakan-tindakan yang bisa menghambat penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional karena Polri merupakan alat negara. "Polri juga ikut mengawal pelaksanaan anggaran Covid-19 yang sedemikian besar, mencapai Rp695,2 triliun agar tepat sasaran," katanya. (Baca juga: HUT Bhayangkara, Jokowi Sampaikan 7 Instruksi)
Dikatakan Jazilul, Polri memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan citra sebagai polisi yang promoter (profesional, modern, dan terpercaya) dengan menuntaskan kasus-kasus yang belum selesai. "Tunggakan-tunggakan kasus harus segera diselesaikan," tuturnya.
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, di bawah kepemimpinan Idham Azis, Polri telah melakukan perombakan besar-besaran dalam rangka membangun soliditas internal. "Tentu kami mengapresiasi apa yang dilakukan Pak Idham Azis, namun yang terpenting adalah bagaimana Polri bisa meningkatkan kinerja nyatanya dalam rangka membangun ketertiban dan keamanan," paparnya. (Baca juga: HUT 74 Bhayangkara, Susaningtyas: Polri Harus Inovatif Hadapi Tantangan yang Makin Kompleks)
Sejauh ini langkah perombakan besar-besaran di tubuh Polri, dinilai sudah cukup bagus. Namun, yang lebih penting dari itu adalah bagaimana Kapolri bisa lebih solid dan memperbaiki budaya kerja yang lebih profesional. "Tentu perbaikan internal yang dilakukan saat ini mengarahnya ke sana saya yakin," kata Jazilul.
Disinggung mengenai masih rendahnya penilaian publik terhadap kinerja Kepolisian yang sering tergambar dari berbagai survei, Jazil mengatakan hal itu harus dijadikan sebagai acuan bagi Kepolisian untuk semakin meningkatkan kinerjanya. "Memang kedisiplinan aparat kepolisian yang jumlahnya sedemikian besar sehingga kadang ada tindakan atau penanganan dari aparat kepolisian yang berlebihan atau melampaui kewenangan. Ini harus lebih didisiplinkan agar Kepolisian bisa melakukan penegakan hukum yang benar," tuturnya.
Terkait akan berakhirnya masa tugas Kapolri, Jazilul Fawaid mengatakan Kapolri harus meninggalkan legacy yang baik di masa sisa tugasnya sekitar enam bulan ke depan. "Yang paling penting di Kepolisian adalah membangun citra dan kinerja yang profesional untuk aparatur. Itu yang penting harus dilakukan oleh Pak Idham karena saya nilai legacy selama kepemimpinan Pak Idham ini baru pada percepatan perombakan internal. Kultur kinerja sudah cukup membaik tapi masih perlu dilanjutkan," katanya. (Baca juga: Jokowi Kembali Ingatkan Polri Gigit Koruptor Anggaran Covid)
Menurut Jazil, Kapolri harus bisa meninggalkan legacy yang dapat dikenang sebagai polisi yang baik. "Bukan seperti dalam anekdot polisi tidur atau patung polisi, tapi memang polisi yang memiliki integritas, dedikasi dalam menjalankan tugasnya. Dan saya melihat Pah Idham sudah mengarah ke arah itu dengan melakukan perbaikan-perbaikan," katanya.
Mengenai penggantinya nanti, kata Jazilul, pemimpin yang bagus selalu ditandai dengan munculnya kader-kader atau pengganti yang lebih bagus. "Meskipun di tubuh Polri sudah terjadi pergeseran yang luar biasa. Tapi saya tidak melihat Pak Idham menyiapkan satu sosok tertentu untuk mengganti dirinya," tuturnya. (Baca juga: Diberi Kejutan Kue Tart oleh Panglima TNI, Kapolri Terharu)
Artinya, kata Jazilul, Idham Azis bertindak profesional dalam mengangkat atau mempromosikan para jenderal di kepolisian untuk mengganti dirinya. "Dengan begitu kan bisa kita lihat siapa-siapa yang sekarang di posisi satu tingkat di bawah Pak Idham yang bisa mengganti. Disitu ada Pak Kabareskrim, para Kapolda, dan eselon lain di bawahnya," katanya.
Jazilul berharap, di akhir kepemimpinannya Idham Azis mampu memunculkan calon pengganti yang terpercaya yang memang diharapkan oleh masyarakat dan disetujui oleh Presiden Joko Widodo. "Siapa itu? Ya Kepolisian sudah punya caranya sendiri," katanya.
(cip)
tulis komentar anda