Operasi Seroja di Timor Timur, 16 Prajurit Kopassus Gugur saat Merebut Kota Dili

Jum'at, 26 Agustus 2022 - 05:05 WIB
Salah satunya, Letkol Infanteri (Anumerta) Atang Sutresna. Pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat 22 Agustus 1943 ini gugur ditembak pasukan Fretilin sesaat setelah mengibarkan Bendera Merah Putih di Kantor Gubernur Timor Portugis di Dili, Timor Leste pada hari pertama Operasi Seroja digelar.

Saat itu, Atang yang masih berpangkat Mayor diterjunkan bersama 35 prajurit Yonif Linud 501 Kostrad. Bersama 19 prajurit Kopassandha, Mayor Atang ditugaskan merebut sejumlah lokasi strategis. Di antaranya, kantor gubernur, lapangan terbang dan pelabuhan.

Nahas, Mayor Atang yang saat itu menjabat sebagai Komandan Detasemen Tempur (Dandenpur) I Nanggala V Grup 1 Kopassandha dihujani tembakan oleh Fretilin saat masih di udara. Akibatnya, beberapa anggotanya gugur terkena peluru musuh saat payung masih mengembang di udara.

Setelah mencapai darat, Mayor Atang bersama dua anggotanya yakni, Koptu Sugeng dan Koptu Suhar bergerak maju untuk merebut tempat-tempat strategis. Di bawah hujan tembakan musuh, Mayor Atang kemudian meminta kedua anggotanya untuk mengibarkan bendera Merah Putih.



Mayor Inf. Atang Sutresna sebelum penerjunan di Kota Dili, Timor Leste. Foto/Ist

Namun upaya tersebut sulit dilakukan mengingat tempat pengibaran bendera berada di tengah lapangan kantor gubernur. Lokasinya yang sangat terbuka membuat ketiganya rawan terkena tembakan musuh. Meski begitu, Mayor Atang tidak putus asa, dengan gigih dia memberikan tembakan perlindungan untuk kedua anggotanya, sekaligus mengalihkan perhatian musuh.

Sementara itu, Koptu Sugeng dan Koptu Suhar dengan cepat berlari menuju tiang bendera. Keduanya langsung menurunkan bendera Fretilin dan menggantinya dengan bendera Merah Putih. Namun, baru naik setengah tiang, tiba-tiba Koptu Sugeng merasakan ada peluru musuh yang mengenai kakinya.

Kendati demikian, hal itu tidak meruntuhkan semangat kedua prajurit Kopassus. Keduanya tetap mengerek bendera Merah Putih hingga mencapai puncaknya. Setelah berhasil menaikkan Merah Putih, keduanya kemudian berlindung. Dalam posisi berlindung, Koptu Sugeng memeriksa kakinya. Beruntung, peluru hanya mengenai kantong minuman dan tidak sampai melukainya.

Sementara itu, di tengah desingan peluru musuh Mayor Atang secara perlahan bergerak mendekati persembunyian musuh. Tindakan tersebut dilakukan untuk menghentikan tembakan musuh yang sangat gencar. Meski sempat dilarang Koptu Sugeng namun Mayor Atang tetap pada pendiriannya dan berusaha keluar dari tempat perlindungannya.

Kekhawatiran kedua anak buahnya menjadi kenyataan, baru 25 meter bergerak, peluru Fretilin menembus perut Mayor Atang. Bahkan, satu peluru mengenai kepalanya. Mayor Atang pun gugur seketika itu juga.

Kapten Infanteri Bambang Mulyanto yang ikut dalam penerjunan mengaku sudah memiliki firasat. Saat itu, dirinya sempat beradu pandang dengan Mayor Atang. Dirinya terkesiap karena merasa pandangan Mayor Atang yang biasanya tajam terlihat sayu dan kosong. Kejanggalan mulai dirasakan ketika Mayor Atang sempat menitipkan anak perempuannya, padahal keduanya sama-sama diberangkatkan untuk bertempur.

”Pada penerjunan di hari H, sebanyak 12 anggota Nanggala V langsung gugur. Satu orang esok harinya dan lima lainnya hilang. Dari lima yang hilang, tiga ditemukan sudah meninggal dan dua lagi ditemukan di laut,” kenang Letjen (Pur) Soegito yang saat itu berpangkat Letkol Infanteri dalam buku biografinya berjudul. “Bakti Seorang Prajurit Stoottroepen”.

Setelah tujuh jam pertempuran, pada pukul 12.30 WIT Kota Dili sudah dapat dikuasai lewat operasi lintas udara (Linud) terbesar dalam sejarah TNI. Siang hari Kota Dili telah dibebaskan dari penguasaan Fretilin. Mereka mundur ke daerah perbukitan di selatan Dili. Sebagian pemimpinnya lari ke daerah Aileu. Sedangkan Lobato dan Ramos Horta melarikan diri ke Australia.

Setelah Dili dikuasai dan dilakukan konsolidasi diketahui, sebanyak 16 prajurit Korps Baret Merah gugur sedangkan dari Batalyon 502/Raiders Kostrad yang gugur sebanyak 35 orang. Dari pihak musuh tercatat 122 Fretilin tewas and 365 orang ditawan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More