Yonif Raider 641/Beruang, Ikhlas Tunaikan Bakti di Tengah Pandemi Covid

Selasa, 30 Juni 2020 - 09:06 WIB
Satgas Pamtas RI-Malaysia, Yonif Raider 641/Beruang. Foto/Dispenad
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, telah merubah dinamika kehidupan bangsa ini. Upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus dengan melakukan lock down hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat sebagian besar masyarakat harus tetap tinggal di rumah.

Berkumpul dengan keluarga menjadi salah satu berkah di balik wabah. Namun, tak semua orang merasakan berkah. Ada orang-orang yang tetap harus beraktivitas di luar rumah, karena panggilan tugas. Salah satunya, pasukan Yonif Raider 641/Beruang yang tetap menjalankan tugasnya sebagai Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Malaysia di Kalimantan Barat.

Wabah Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi pasukan penjaga perbatasan RI-Malaysia, Yonif 641/Beruang sepanjang 359,45 Km yang terbentang di 3 kabupaten Kalimantan Barat, yakni Kabupaten Sambas, Bengkayang dan Sanggau. Di wilayah Kalimantan Barat terdapat dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yakni Aruk di Kabupaten Sambas dan PLBN Entikong di Sanggau, serta Pos Pelayanan Lintas Batas (PPLB) di Jagoi Babang, Bengkayang. (Baca juga: Satgas Pamtas Yonif R 641/Bru Amankan Narkoba di Batas RI-Malaysia)

Pengetatan pengawasan di jalan-jalan tikus dan penambahan kekuatan di titik-titik pelintasan orang dan barang mendadak menjadi prioritas dalam tugas mereka sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua orang yang masuk ke wilayah Indonesia dari Malaysia, melalui rangkaian pemeriksaan kesehatan, sesuai protokol Covid-19. Sejak berdirinya Posko Bersama Pencegahan Penyebaran Covid-19 pada Maret 2020 lalu, setidaknya sudah 606 WNI yang masuk dari Malaysia lewat hutan atau jalan tikus berhasil kita amankan,” terang Dansatgas Pamtas Yonif Raider 641/Beruang, Letkol Inf Kukuh Suharwiyono.

Kukuh juga menyampaikan, selain menjaga NKRI dari kemungkinan masuknya wabah Covid-19 melalui perbatasan, Satgas Pamtas juga bertanggung jawab melaksanakan tugas pokoknya sebagai penjaga perbatasan RI-Malaysia. Di antaranya, pengawasan 2.366 patok di sepanjang garis batas negara, mencegah kegiatan ilegal dan pelanggaran hukum seperti penyelundupan barang, peredaran narkoba, pelintas batas tidak resmi, dan pembalakan liar. Patroli wilayah dilakukan anggotanya menggunakan sepeda motor maupun berjalan kaki di medan-medan yang sulit serta ditumbuhi semak belukar dan ilalang tinggi, sehingga tak bisa dilewati kendaraan. (Baca juga: Pulang Dari Malaysia Lewat Hutan, 35 TKI Diamankan TNI)



Memasuki bulan ketujuh masa dinasnya di perbatasan, banyak pencapaian yang berhasil diraih. Dengan kekuatan 450 prajurit, dibagi sesuai kebutuhan dan kerawanan wilayah di 29 Pos yang tersebar di Sambas, Sanggau dan Bengkayang Tercatat sebanyak 171 kasus berhasil dituntaskan. Dengan rincian, 27 kasus penyerahan senjata api dan granat oleh warga secara sukarela, 25 kasus illegal trading, 2 kasus pembalakan liar, 6 kasus narkoba, 3 kasus penangkapan satwa illegal, dan 108 kasus pelintas batas negara melalui jalan tikus atau jalur tidak resmi.

“Barang-barang yang berhasil diamankan di antaranya 226 batang kayu, 756 pelintas batas ilegal, 176.940 bungkus rokok berbagai merek, 54,95 kilogram narkoba jenis sabu-sabu, 5,6 ton bawang merah, 7,6 ton gula pasir, 3 unit mobil, 4 karung pakaian bekas, 32 pucuk senjata api, dan 650 kilogram ammonium nitrat yang merupakan bahan peledak tingkat 5,” jelas Kukuh menyebut barang bukti pelanggaran hukum wilayah perbatasan yang berhasil disita pasukannya sejak Desember 2019 hingga kini. Pencapaian luar biasa tersebut terwujud berkat hubungan baik yang terjalin antara anggota Satgas Pamtas dengan masyarakat sekitar maupun dengan Tentara Diraja Malaysia (TDM) yang juga menjaga di wilayah perbatasan Negaranya. (Baca juga: Satgas Yonif R-641 Gelar Bazar Sembako Murah di Perbatasan Malaysia)

Komandan Batalion Ke-13 Rejimen Askar Melayu Diraja (RAMD) TDM, Letkol Mohd. Rizal, menyebut hubungan antara TNI dan TDM di perbatasan RI-Malaysia sudah sangat akrab, bahkan seperti saudara. “Kita semua masih satu rumpun dan memiliki kesamaan budaya. Sebelum Covid, kita selalunya cakap via WhatsApp dan saling kunjung. Ini untuk mengekalkan hubungan baik antara Indonesia-Malaysia yang sudah terjalin lama,” ujar Rizal.

Hal senada juga diungkap tokoh masyarakat sekaligus Kepala Dusun Gunjemak, Sadat (52), yang menyatakan keberadaan Satgas Pamtas 641/Beruang banyak membantu kesulitan dan memberikan manfaat bagi warga di wilayah perbatasan. Sehingga tak heran jika mereka begitu dicintai masyarakat. “Prajurit Satgas benar-benar peduli pada kesejahteraan kami. Mereka suka membantu membangun jembatan saat jembatan kami rusak diterjang banjir. Bahkan membawa warga kami yang kena stroke ke Puskesmas Entikong dengan perahu lewat sungai berjam-jam,” cerita Sadat.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More