Fase Mabit Mina, Dirjen Haji Minta Petugas Siaga Layanan hingga 13 Zulhijah
Minggu, 10 Juli 2022 - 07:12 WIB
JAKARTA - Operasional haji memasuki fase menginap (mabit) di Mina. Jamaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, berada di Mina hingga 12 Zulhijah untuk nafar awal dan 13 Zulhijah untuk nafar tsani.
Selama di Mina, selain menginap, jamaah melaksanakan lontar jumrah, ula, wustha, dan aqabah. "Mina termasuk fase padat dalam proses penyelenggaraan ibadah haji. Saya minta seluruh petugas untuk siaga di pos masing-masing demi melayani jamaah," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief di Mina dalam keterangan resminya, Minggu (10/7/2022).
"Fase ini akan berlangsung hingga 13 Zulhijah. Sehingga petugas harus tetap konsentrasi dan siaga membantu jamaah," sambungnya.
Kesiagaan petugas, kata Hilman, sangat penting. Sebab, tidak jarang jamaah pada fase ini kelelahan saat perjalanan ke Jamarat.
Selain itu, ada saja jamaah yang membutuhkan bimbingan saat lontar jumrah. "Jadi kesiagaan mengawal yang sakit dan kelelahan di jalan perlu diperkuat. Kursi roda juga harus disiagakan di pertengahan jalur jalan kaki, jalur ke arah Jamarat, khususnya sebelum dan sesudah terowongan," imbuhnya.
Hilman menambahkan, proses penempatan petugas di pos-pos strategis akan dilakukan secara terpola dengan rasio yang proporsional. Dengan begitu, penempatan petugas lebih merata.
Selama di Mina, selain menginap, jamaah melaksanakan lontar jumrah, ula, wustha, dan aqabah. "Mina termasuk fase padat dalam proses penyelenggaraan ibadah haji. Saya minta seluruh petugas untuk siaga di pos masing-masing demi melayani jamaah," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief di Mina dalam keterangan resminya, Minggu (10/7/2022).
"Fase ini akan berlangsung hingga 13 Zulhijah. Sehingga petugas harus tetap konsentrasi dan siaga membantu jamaah," sambungnya.
Kesiagaan petugas, kata Hilman, sangat penting. Sebab, tidak jarang jamaah pada fase ini kelelahan saat perjalanan ke Jamarat.
Selain itu, ada saja jamaah yang membutuhkan bimbingan saat lontar jumrah. "Jadi kesiagaan mengawal yang sakit dan kelelahan di jalan perlu diperkuat. Kursi roda juga harus disiagakan di pertengahan jalur jalan kaki, jalur ke arah Jamarat, khususnya sebelum dan sesudah terowongan," imbuhnya.
Hilman menambahkan, proses penempatan petugas di pos-pos strategis akan dilakukan secara terpola dengan rasio yang proporsional. Dengan begitu, penempatan petugas lebih merata.
(rca)
tulis komentar anda