Cegah Politik Identitas di Pemilu 2024, Perlu Pengawasan Lebih terhadap Medsos
Jum'at, 01 Juli 2022 - 20:14 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdus Salam menilai perlu adanya pengawasan yang lebih terhadap media sosial ( medsos ) demi mencegah terjadinya politik identitas di Pemilu 2024 . Sebab, kata dia, dengan segala kemajuan teknologi digital, medsos menjadi hulu konflik horizontal.
Dia menuturkan, konflik-konflik yang muncul di medsos akan berimbas kepada terjadinya konflik tatap muka. "Banyaknya intensitas ujaran kebencian dan politik identitas itu memang berawal dari ruang media sosial, di mana di situ individu sangat otonom menyuarakan apa saja keinginan ekspresi politiknya tanpa kemudian dia berpikir apakah ruang ini ruang publik atau privat," kata Surokim dalam Webinar Partai Perindo bertema Menghindari Politik Identitas dan Penyebaran Hoax di Pemilu 2024, Jumat (1/7/2022).
"Hal-hal seperti itu tentu yang akan membuat dinamika pemakaian gadget yang kemudian banyak orang mengkhawatirkan akan adanya perang dari udara yang kemudian akan berimbas ke darat," tambahnya.
Dia mengatakan, menjelang kontestasi politik memang semakin marak isu SARA dan agama digunakan untuk menyerang lawan politik. Untuk itu, ia mendukung diadakannya patroli siber.
"Isu SARA dan agama ini yang paling penting untuk diwaspadai karena dipakai sebagai ajang untuk (mendiskreditkan) kubu lawan, menggiring opini dan juga membingkai isu untuk kepentingan masing-masing," ucapnya.
Dia menuturkan, konflik-konflik yang muncul di medsos akan berimbas kepada terjadinya konflik tatap muka. "Banyaknya intensitas ujaran kebencian dan politik identitas itu memang berawal dari ruang media sosial, di mana di situ individu sangat otonom menyuarakan apa saja keinginan ekspresi politiknya tanpa kemudian dia berpikir apakah ruang ini ruang publik atau privat," kata Surokim dalam Webinar Partai Perindo bertema Menghindari Politik Identitas dan Penyebaran Hoax di Pemilu 2024, Jumat (1/7/2022).
"Hal-hal seperti itu tentu yang akan membuat dinamika pemakaian gadget yang kemudian banyak orang mengkhawatirkan akan adanya perang dari udara yang kemudian akan berimbas ke darat," tambahnya.
Dia mengatakan, menjelang kontestasi politik memang semakin marak isu SARA dan agama digunakan untuk menyerang lawan politik. Untuk itu, ia mendukung diadakannya patroli siber.
"Isu SARA dan agama ini yang paling penting untuk diwaspadai karena dipakai sebagai ajang untuk (mendiskreditkan) kubu lawan, menggiring opini dan juga membingkai isu untuk kepentingan masing-masing," ucapnya.
(rca)
tulis komentar anda