GP Ansor Tolak Manuver Politik untuk Kepentingan Jangka Pendek
Selasa, 14 Juni 2022 - 20:17 WIB
JAKARTA - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda ( GP) Ansor merespons maraknya broadcast tentang undangan deklarasi Ikatan Alumni GP Ansor di Surabaya, Jumat (17/6/2022) mendatang. GP Ansor menolak segala bentuk manuver politik dengan mengatasnamakan kepentingan bangsa, tapi sesungguhnya dilatarbelakangi oleh tujuan-tujuan politik jangka pendek.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP GP Ansor Abdul Rochman menegaskan bahwa GP Ansor yang merupakan organisasi pemuda di bawah Nahdlatul Ulama (NU) yang tidak mengenal istilah Ikatan Alumni (IKA). Sebab, purna kaderisasi di GP Ansor adalah pengabdian kepada jam'iyyah NU, bangsa, dan negara.
"GP Ansor telah memiliki peraturan maupun struktur organisasi yang jelas dan resmi. Istilah ikatan alumni itu sama sekali tak dikenal di organisasi GP Ansor. Sehingga, penggunaan istilah dengan membawa-bawa nama GP Ansor jelas sangat tidak tepat," ujar Adung dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/6/2022).
Baca juga: Dukungan GP Ansor Menguatkan Erick Thohir Menuju Capres 2024
Dalam broadcast tersebut, penggagas menyatakan munculnya deklarasi Ikatan Alumni GP Ansor dilatarbelakangi adanya sinyalemen pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang tidak lagi berpihak pada kepentingan rakyat. Negara saat ini dinilai sudah dikuasai kepentingan oligarki.
Terkait hal ini, Adung menyatakan, GP Ansor selama ini terus berkomitmen menjalankan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana terangkum dalam Pancasila.
Adung menegaskan, GP Ansor konsisten mengawal pencapaian tujuan negara seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Yakni, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Baca juga: Gus Yaqut: GP Ansor Rintis Kantor Ormas Pemuda di Metaverse
Di sisi lain, GP Ansor terus mendukung secara kritis upaya pemerintah mempercepat pencapaian tujuan pembangunan saat ini di tengah berbagai tantangan ekonomi politik dunia yang sedang bergejolak.
"Caranya antara lain dengan keterlibatan langsung melalui kader-kader terbaiknya maupun dengan aktif memajukan berbagai sektor pembangunan lainnya," kata Adung.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP GP Ansor Abdul Rochman menegaskan bahwa GP Ansor yang merupakan organisasi pemuda di bawah Nahdlatul Ulama (NU) yang tidak mengenal istilah Ikatan Alumni (IKA). Sebab, purna kaderisasi di GP Ansor adalah pengabdian kepada jam'iyyah NU, bangsa, dan negara.
"GP Ansor telah memiliki peraturan maupun struktur organisasi yang jelas dan resmi. Istilah ikatan alumni itu sama sekali tak dikenal di organisasi GP Ansor. Sehingga, penggunaan istilah dengan membawa-bawa nama GP Ansor jelas sangat tidak tepat," ujar Adung dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/6/2022).
Baca juga: Dukungan GP Ansor Menguatkan Erick Thohir Menuju Capres 2024
Dalam broadcast tersebut, penggagas menyatakan munculnya deklarasi Ikatan Alumni GP Ansor dilatarbelakangi adanya sinyalemen pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang tidak lagi berpihak pada kepentingan rakyat. Negara saat ini dinilai sudah dikuasai kepentingan oligarki.
Terkait hal ini, Adung menyatakan, GP Ansor selama ini terus berkomitmen menjalankan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana terangkum dalam Pancasila.
Adung menegaskan, GP Ansor konsisten mengawal pencapaian tujuan negara seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Yakni, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Baca juga: Gus Yaqut: GP Ansor Rintis Kantor Ormas Pemuda di Metaverse
Di sisi lain, GP Ansor terus mendukung secara kritis upaya pemerintah mempercepat pencapaian tujuan pembangunan saat ini di tengah berbagai tantangan ekonomi politik dunia yang sedang bergejolak.
"Caranya antara lain dengan keterlibatan langsung melalui kader-kader terbaiknya maupun dengan aktif memajukan berbagai sektor pembangunan lainnya," kata Adung.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda