Pengamat Sebut Keberadaan KIB dan KSM Tak Akan Bertahan Lama
Jum'at, 10 Juni 2022 - 15:30 WIB
JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Semut Merah (KSM) tidak akan bertahan lama hingga Pemilu 2024. Hal ini dikatakan oleh pengamat politik Lingkar Madani Untuk Indonesia, Ray Rangkuti.
Ia menyebutkan, keberadaan dua koalisi tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap hasil berbagai survei yang selalu menempatkan tiga sosok capres teratas yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
"Langkah kedua koalisi ini sekadar menunjukkan bahwa mereka juga ada dan kiranya dapat membuat blok politik yang kuat," kata Ray Rangkuti.
Ia menyebutkan, alasan koalisi tersebut tidak akan bertahan lama salah satunya yakni karena tantangan terberat keduanya justru dari internal sendiri.
"Baik di internal PKS maupun internal PKB. Kemungkinan akan banyak mengundang tanya dari para anggota atau simpatisan," jelas Ray.
"Sekalipun kemungkinan ada banyak argumen penjelasannya, tapi saya tidak melihat berbagai argumen itu akan dapat dengan cepat diterima oleh anggota/simpatisan," tambahnya.
Alasan kedua kata Ray adalah, tidak ada sosok yang dapat menarik dukungan masyarakat ke partai-partai tersebut bila belum memiliki sosok Capres yang akan diusung.
"Tidak akan menarik massa pemilih. Alih-alih menarik massa pemilih, yang ada justru sebaliknya. Pemilih dari kedua parpol ini berpotensi akan menjaga jarak dengan partai mereka," ungkapnya.
Ia menyebutkan, keberadaan dua koalisi tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap hasil berbagai survei yang selalu menempatkan tiga sosok capres teratas yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
"Langkah kedua koalisi ini sekadar menunjukkan bahwa mereka juga ada dan kiranya dapat membuat blok politik yang kuat," kata Ray Rangkuti.
Ia menyebutkan, alasan koalisi tersebut tidak akan bertahan lama salah satunya yakni karena tantangan terberat keduanya justru dari internal sendiri.
"Baik di internal PKS maupun internal PKB. Kemungkinan akan banyak mengundang tanya dari para anggota atau simpatisan," jelas Ray.
"Sekalipun kemungkinan ada banyak argumen penjelasannya, tapi saya tidak melihat berbagai argumen itu akan dapat dengan cepat diterima oleh anggota/simpatisan," tambahnya.
Alasan kedua kata Ray adalah, tidak ada sosok yang dapat menarik dukungan masyarakat ke partai-partai tersebut bila belum memiliki sosok Capres yang akan diusung.
"Tidak akan menarik massa pemilih. Alih-alih menarik massa pemilih, yang ada justru sebaliknya. Pemilih dari kedua parpol ini berpotensi akan menjaga jarak dengan partai mereka," ungkapnya.
tulis komentar anda