Menjaga Situs Wisata Borobudur
Senin, 06 Juni 2022 - 07:30 WIB
Euphoria kebangkitan pariwisata dalam beberapa bulan terakhir terus terlihat. Sejumlah lokasi wisata, baik ituspot-spotbaru maupun tujuan wisata lama, mulai ramai dikunjungi para pelancong.
Kabar baik ini tentu saja menggembirakan bagi para pelaku usaha sektor pariwisata. Maklum selama tahun 2000-2021 mereka nyaris mati suri karena dampak pandemi Covid-19.
Kebangkitan sektor pariwisata memang patut disyukuri. Pasalnya sektor ini memberikan dampak yang langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar lokasi wisata. Selain perhotelan, restoran, dan pedagang, ada banyak pihak lain seperti pemasok bahan baku, baik makanan maupun cendera mata yang merasakan dampak dari geliat wisatawan ini.
Di antara sejumlah tempat wisata di Tanah Air, Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, merupakah salah satu tujuan wisatawan favorit masyarakat. Bangunan yang diperkirakan dibangun pada abab ke-8 di zaman Kerajaan Mataram Kuno oleh Dinasti Syailendra itu selain termashur ke mancanegara juga termasuk salah satu warisan dunia yang diakui oleh Unesco sejak 1991 silam.
Alasan Unesco menetapkan Borobudur sebagai warisan dunia antara lain karena dari sisi fisik, bangunan candi dinilai sangat unik dengan arsitektur yang luar biasa. Setiap sudut bangunan candi pun memiliki makna tersendiri yang menggambarkan kehidupan pada masa itu. Eksotisme Borobudur juga membuat situs tersebut masuk salah satu tujuh keajaiban dunia.
Melihat kemegahan dan karya yang luar biasa dari para pendahulu negeri ini, sudah sewajarnya kita sebagai generasi penerus untuk dapat menjaga kelestariannya.
Maka, alasan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menaikkan tarif masuk Candi Borobudur menjadi Rp750.000 per orang bagi turis lokal dan USD100 bagi turus mancanegara dinilai cukup tepat. Menurut Luhut, seperti dikutip dari laman Instagramnya,kenaikan tarif naik ke Candi Borobudur itu adalah untuk menjaga kelestarian sejarah dan budaya nusantara.Selain itu, jumlah pengunjung juga akan dibatasi hanya 1.200 orang per hari.
Meski ada wacana kenaikan tarif untuk turis yang ingin ke candi, namun pihak pengelola wilayah Borobudur dalam hal ini PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) menegaskan bahwa untuk ke kawasan candi Borobudur tetap dikenakan Rp50.000 sekali masuk.
Menilik besarnya nilai sejarah dan keunikan Candi Borobudur , rasanya cukup tepat apabila tarif masuk ke situs warisan dunia itu dinaikkan. Wajar mengingat dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi fenomenaovertourismdi mana tempat-tempat wisata bersejarah didatangai banyak wisatawan sehingga situs-situs bersejarah itu menjadicrowded.
Kabar baik ini tentu saja menggembirakan bagi para pelaku usaha sektor pariwisata. Maklum selama tahun 2000-2021 mereka nyaris mati suri karena dampak pandemi Covid-19.
Kebangkitan sektor pariwisata memang patut disyukuri. Pasalnya sektor ini memberikan dampak yang langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar lokasi wisata. Selain perhotelan, restoran, dan pedagang, ada banyak pihak lain seperti pemasok bahan baku, baik makanan maupun cendera mata yang merasakan dampak dari geliat wisatawan ini.
Di antara sejumlah tempat wisata di Tanah Air, Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, merupakah salah satu tujuan wisatawan favorit masyarakat. Bangunan yang diperkirakan dibangun pada abab ke-8 di zaman Kerajaan Mataram Kuno oleh Dinasti Syailendra itu selain termashur ke mancanegara juga termasuk salah satu warisan dunia yang diakui oleh Unesco sejak 1991 silam.
Alasan Unesco menetapkan Borobudur sebagai warisan dunia antara lain karena dari sisi fisik, bangunan candi dinilai sangat unik dengan arsitektur yang luar biasa. Setiap sudut bangunan candi pun memiliki makna tersendiri yang menggambarkan kehidupan pada masa itu. Eksotisme Borobudur juga membuat situs tersebut masuk salah satu tujuh keajaiban dunia.
Melihat kemegahan dan karya yang luar biasa dari para pendahulu negeri ini, sudah sewajarnya kita sebagai generasi penerus untuk dapat menjaga kelestariannya.
Maka, alasan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menaikkan tarif masuk Candi Borobudur menjadi Rp750.000 per orang bagi turis lokal dan USD100 bagi turus mancanegara dinilai cukup tepat. Menurut Luhut, seperti dikutip dari laman Instagramnya,kenaikan tarif naik ke Candi Borobudur itu adalah untuk menjaga kelestarian sejarah dan budaya nusantara.Selain itu, jumlah pengunjung juga akan dibatasi hanya 1.200 orang per hari.
Meski ada wacana kenaikan tarif untuk turis yang ingin ke candi, namun pihak pengelola wilayah Borobudur dalam hal ini PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) menegaskan bahwa untuk ke kawasan candi Borobudur tetap dikenakan Rp50.000 sekali masuk.
Menilik besarnya nilai sejarah dan keunikan Candi Borobudur , rasanya cukup tepat apabila tarif masuk ke situs warisan dunia itu dinaikkan. Wajar mengingat dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi fenomenaovertourismdi mana tempat-tempat wisata bersejarah didatangai banyak wisatawan sehingga situs-situs bersejarah itu menjadicrowded.
tulis komentar anda