Pentingnya Kerja Sama Parlemen Dunia dalam Mitigasi Bencana
Kamis, 26 Mei 2022 - 21:48 WIB
"Serta dukungan terhadap pembiayaan iklim bagi negara berkembang sebesar US$ 100 miliiar yang harus segera dipenuhi," kata Cucu dari Presiden pertama RI Soekarno ini.
Di tingkat regional, ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) juga mendorong kerjasama guna mewujudkan ASEAN Vision 2025 on Disaster Management. "Menyadari pentingnya Kerjasama internasional, DPR-RI siap bergerak bersama dengan parlemen negara-negara lain untuk memperkuat peran dalam pengurangan resiko bencana. Sekarang adalah saatnya untuk segera bertindak tanpa menunda," tegas Puan.
Namun, Puan menekankan, berbagai upaya di tingkat internasional harus dibarengi dengan penguatan pondasi internal negara. Pondasi internal negara perlu diarahkan dalam membangun kedaulatan pangan, industri ramah lingkungan, optimalisasi energi baru dan terbarukan, serta pembangunan berwawasan ketahanan menghadapi bencana.
Implementasi tiga agenda transformatif: SFDRR, SDGs dan Paris Agreement di tingkat nasional maupun global, membutuhkan konsistensi, sinergi dan koordinasi di setiap tingkatan. Menutup pidatonya, Puan mengungkapkan keyakinannya bahwa konferensi yang digelar PBB ini akan mampu menghasilkan rumusan yang tepat yang dapat di implementasikan dalam memperkuat resiliensi dalam menghadapi bencana dan pembangunan berkelanjutan.
"Rumusan komitmen bersama adalah penting; akan tetapi tindakan nyata, sekecil apapun, menjadi lebih penting bagi kita untuk semakin dekat mencapai pembangunan berkelanjutan," pungkasnya.
Di tingkat regional, ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) juga mendorong kerjasama guna mewujudkan ASEAN Vision 2025 on Disaster Management. "Menyadari pentingnya Kerjasama internasional, DPR-RI siap bergerak bersama dengan parlemen negara-negara lain untuk memperkuat peran dalam pengurangan resiko bencana. Sekarang adalah saatnya untuk segera bertindak tanpa menunda," tegas Puan.
Namun, Puan menekankan, berbagai upaya di tingkat internasional harus dibarengi dengan penguatan pondasi internal negara. Pondasi internal negara perlu diarahkan dalam membangun kedaulatan pangan, industri ramah lingkungan, optimalisasi energi baru dan terbarukan, serta pembangunan berwawasan ketahanan menghadapi bencana.
Implementasi tiga agenda transformatif: SFDRR, SDGs dan Paris Agreement di tingkat nasional maupun global, membutuhkan konsistensi, sinergi dan koordinasi di setiap tingkatan. Menutup pidatonya, Puan mengungkapkan keyakinannya bahwa konferensi yang digelar PBB ini akan mampu menghasilkan rumusan yang tepat yang dapat di implementasikan dalam memperkuat resiliensi dalam menghadapi bencana dan pembangunan berkelanjutan.
"Rumusan komitmen bersama adalah penting; akan tetapi tindakan nyata, sekecil apapun, menjadi lebih penting bagi kita untuk semakin dekat mencapai pembangunan berkelanjutan," pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda