Bahas Penanganan Likuifaksi, Aktivis Perempuan Palu Wakili Indonesia di AYIMUN 2022

Senin, 23 Mei 2022 - 14:44 WIB
Aktivis politik perempuan asal Kota Palu, Sulawesi Tengah, Ista Nur Masyitah terpilih mewakili Indonesia ke ajang AYIMUN di Dubai, Uni Emirat Arab, akhir Mei 2022. FOTO/IST
JAKARTA - Aktivis politik perempuan asal Kota Palu, Sulawesi Tengah, Ista Nur Masyitah terpilih mewakili Indonesia ke ajang Arab Youth International Model United Nations (AYIMUN) di Dubai, Uni Emirat Arab, akhir Mei 2022. Makalahnya tentang penanganan bencana gempa bumi tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi, dan Donggala menyisihkan 5.442 peserta seleksi dari seluruh dunia.

"Doa dan support orang tua sangat berarti. Kita harus percaya diri dengan semua mimpi-mimpi kita. Bermimpilah setinggi langit, kerjakan tahapannya, bangun jalannya, laksanakan. Urusan berhasil atau tidak itu urusan yang di atas jadi harus selalu optimis," kata Ista dikutip dari keterangan tertulis, Senin (23/5/2022).

Ista hampir saja melewatkan proses pendaftaran ulang Arab Youth International Model United Nations. Sebab, email pemberitahuan yang dikirimkan panitia baru dibaca Ista sepekan kemudian. Ista baru membaca pemberitahuan tersebut pada tengah malam saat hendak melaksanakan salat tahajud.



Baca juga: Tiga Tahun Berlalu, 3.000 Lebih Korban Gempa Palu Masih Tinggal di Hunian Sementara

"Saya buka emailnya tengah malam, semacam tidak percaya sekitar tiga jam saya pikir, ini betul tidak saya lulus. Saya langsung menghubungi teman-teman yang lain, ini betulkah saya lulus dari 5.422 orang yang kirim makalah internasional? ini saya masuk satu di antaranya?" tanya Ista.

Ista menulis paper dalam bahasa Inggris berjudul Manajemen Krisis Kebencanaan Berbasis Pelembagaan Masyarakat. Poin dalam paper Ista memuat banyak pelajaran penting dari fenomena alam yang menimpa Palu, Sigi, dan Donggala, khususnya Petobo. Bahkan, dunia ikut terguncang karena besarnya bencana tersebut.

"Peristiwa Likuifaksi Petobo sudah cukup sebagai pengingat bagi kita yang hidup di Ring of Fire dan khususnya kami yang hidup di atas Sesar kedua teraktif sedunia untuk mampu beradaptasi dengan kondisi alam," katanya.

Pemerintah, kata Ista, harus bersinergi dengan masyarakat karena dia meyakini pemerintah dan masyarakat tak akan bisa berjalan masing-masing tanpa saling melengkapi. "Pelembagaan masyarakat ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak pengawalan proses kebijakan pemerintah, khususnya dalam hal kebencanaan," katanya.

Baca juga: Mirip di Palu, Fenomena Alam Menakutkan 'Likuifaksi' Guncang Irlandia
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!