Sjafrie Sjamsoeddin, Jenderal Tampan Peredam Kerusuhan Mei 98 di Jakarta
Sabtu, 21 Mei 2022 - 09:06 WIB
Jenderal berwajah tampan dengan gaya bicaranya yang luwes dan lemah lembut untuk ukuran seorang tentara ini pun berhasil meredam kerusuhan dan mengembalikan stabilitas keamanan di Ibu Kota. Bahkan, untuk memastikan kondusivitas, Jenderal Kopassus itu berkeliling Jakarta dengan mengendarai kendaraan tempur.
”Sebagai orang yang yang dianggap dekat dengan Presiden Soeharto, mungkin seharusnya setelah 1998 Pak Sjafrie bisa mengalami karier yang lebih tinggi lagi. Tapi itu risiko, sejak awal kita telah diingatkan oleh senior-senior bahwa semua jabatan di tentara Kolonel ke atas adalah jabatan politis. Sesudah Kolonel yang semua tergantung politik. Nasib kalian belum tentu sama dengan profesionalisme,” kata Prabowo Subianto dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto dikutip SINDOnews, Sabtu (21/5/2022).
Foto lawas Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin baret merah bersama Prabowo Subianto. Foto/istimewa
Sjafrie Sjamsoeddin merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1974. Rekan seangkatan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Akmil ini lahir dan dibesarkan di lingkungan militer. Ayahnya Sjamsuddin pernah menjadi Komandan Komando Militer Kota Besar (KMKB) Makassar. Selepas lulus Akmil pada 1974 dia langsung bergabung dengan Komando Pasukan Khsusus (Kopassus).
Dia juga pernah menjabat sebagai Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Pada 1995-1996, Sjafrie memegang jabatan teritorial sebagai Komandan Resor Militer (Danrem) 061/Suryakencana, Bogor. Kariernya terbilang cepat bersinar di angkatannya.
Setahun kemudian pada 1996, Sjafrie Kasgartap-1 Ibu Kota, di tahun yang sama dia diangkat menjadi Kasdam Jaya. Tak lama setelah Prabowo diangkat menjadi Danjen Kopassus, Sjafrie kemudian dilantik menjadi Panglima Kodam Jaya menggantikan Mayjen TNI Sutiyoso yang diangkat menjadi Gubernur DKI.
Sebagai perwira yang cerdas, Sjafrie pernah mengikuti sejumlah kursus dan pelatihan di antaranya Kursus Dasar Kecabangan, Para Komando, Kursus Perwira Intel, Jump Master, Airbone and Path Finder, Freefall, Kursus Lanjutan Infanteri, Terrorism in Low Intensity Conflict, Kursus Perwira Intelijen dan Strategi, dan Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad).
”Sebagai orang yang yang dianggap dekat dengan Presiden Soeharto, mungkin seharusnya setelah 1998 Pak Sjafrie bisa mengalami karier yang lebih tinggi lagi. Tapi itu risiko, sejak awal kita telah diingatkan oleh senior-senior bahwa semua jabatan di tentara Kolonel ke atas adalah jabatan politis. Sesudah Kolonel yang semua tergantung politik. Nasib kalian belum tentu sama dengan profesionalisme,” kata Prabowo Subianto dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto dikutip SINDOnews, Sabtu (21/5/2022).
Foto lawas Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin baret merah bersama Prabowo Subianto. Foto/istimewa
Sjafrie Sjamsoeddin merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1974. Rekan seangkatan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Akmil ini lahir dan dibesarkan di lingkungan militer. Ayahnya Sjamsuddin pernah menjadi Komandan Komando Militer Kota Besar (KMKB) Makassar. Selepas lulus Akmil pada 1974 dia langsung bergabung dengan Komando Pasukan Khsusus (Kopassus).
Dia juga pernah menjabat sebagai Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Pada 1995-1996, Sjafrie memegang jabatan teritorial sebagai Komandan Resor Militer (Danrem) 061/Suryakencana, Bogor. Kariernya terbilang cepat bersinar di angkatannya.
Setahun kemudian pada 1996, Sjafrie Kasgartap-1 Ibu Kota, di tahun yang sama dia diangkat menjadi Kasdam Jaya. Tak lama setelah Prabowo diangkat menjadi Danjen Kopassus, Sjafrie kemudian dilantik menjadi Panglima Kodam Jaya menggantikan Mayjen TNI Sutiyoso yang diangkat menjadi Gubernur DKI.
Sebagai perwira yang cerdas, Sjafrie pernah mengikuti sejumlah kursus dan pelatihan di antaranya Kursus Dasar Kecabangan, Para Komando, Kursus Perwira Intel, Jump Master, Airbone and Path Finder, Freefall, Kursus Lanjutan Infanteri, Terrorism in Low Intensity Conflict, Kursus Perwira Intelijen dan Strategi, dan Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad).
(cip)
tulis komentar anda