Kemenkes Masih Investigasi Penyebab Hepatitis Akut, Masyarakat Diimbau Hati-Hati
Kamis, 12 Mei 2022 - 13:31 WIB
JAKARTA - Penyebab penyakit hepatitis akut masih diinvestigasi oleh Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ). Masyakarat juga diminta meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.
"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," ujar Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Kamis (12/5/2022).
Kemenkes sejauh ini melihat kasus hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Pasalnya, perkembangan kasus cukup lambat. Sejauh ini baru enam negara yang melaporkan ada lebih dari enam pasien penyakit tersebut.
Dalam kesempatan lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kemenkes bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, Amerika Serikat, dan Inggris dalam upaya mencari penyebab hepatitis akut. Dia mengungkapkan kemungkinan hepatitis akut karena Adenovirus strain 41. Akan tetapi, dugaan itu masih harus didukung penelitian.
Investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi masih dilakukan Kemenkes untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini. Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hanifah Oswari menuturkan dugaan awal penyebab hepatitis akut antara lain Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV.
Virus tersebut menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan. Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan.
Adapun langkah awal yang dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. “Jaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain, serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” kata Hanifah dikutip dari situs Kemenkes.
"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," ujar Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Kamis (12/5/2022).
Kemenkes sejauh ini melihat kasus hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Pasalnya, perkembangan kasus cukup lambat. Sejauh ini baru enam negara yang melaporkan ada lebih dari enam pasien penyakit tersebut.
Baca Juga
Dalam kesempatan lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kemenkes bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, Amerika Serikat, dan Inggris dalam upaya mencari penyebab hepatitis akut. Dia mengungkapkan kemungkinan hepatitis akut karena Adenovirus strain 41. Akan tetapi, dugaan itu masih harus didukung penelitian.
Investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi masih dilakukan Kemenkes untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini. Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hanifah Oswari menuturkan dugaan awal penyebab hepatitis akut antara lain Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV.
Virus tersebut menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan. Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan.
Adapun langkah awal yang dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. “Jaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain, serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” kata Hanifah dikutip dari situs Kemenkes.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda