Poncke Princen, Tentara Belanda yang Memilih Menjadi Mualaf dan Mempertahankan Indonesia Merdeka

Rabu, 11 Mei 2022 - 06:00 WIB
Dari sini, keyakinan Princen terhadap pilihan untuk tidak mendukung kembalinya Belanda menjajah Indonesia semakin kuat. Dia melihat dengan mata kepala sendidri kekejaman tentara Belanda kepada orang Indonesia. Princen pun memutuskan harus kabur.

Ketika mendapatkan cuti pada 25 September 1948, Princen pergi ke Sukabumi dan akhirnya, pada 26 September 1948, Princen menyebrang garis demarkasi (garis yang membatasi wilayah pendudukan Belanda) dan masuk ke Yogyakarta melalui Semarang.

Ketika itu Yogyakarta adalah ibu kota sekaligus pusat politik dan militer Indonesia yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan. Pricen akhirnya memang ditangkap sebagai tawanan perang Indonesia. Namun seelah Agresi Militer II Belanda pada 19 Desember 1948, Pricen dibebaskan.



Ketika tentara Belanda melakukan serangan ke Yogyakarta, dia sudah ikut bergabung dengan pasukan Divisi Siliwangi di bawah komando Kemal Idris. Saat itulah Princen jatuh cinta pada seorang wanita Indonesia bernama Odah lalu menikahinya.

Kemal Idris menunjuk Princen sebagai komandan Pasukan Istimewa, yang bertugas melakukan penyergapan dan pengeboman terhadap pasukan Belanda, targetnya adalah merebut persenjataan. Princen bahkan terlihat mengikuti longmarch ke Jawa Barat dan terus aktif dalam perang gerilya.

Keberadaan Princen di tubuh pasukan Indonesia akhirnya diketahui pimpinan militer Belanda atau KNIL, Mayjen E. Engels. Dia memerintahkan pasukannya untuk membunuh Princen.

Perintah itu dilaksanakan. Pertempuran sengit terjadi pada Agustus 1949, mengakibatkan Odah--sang istri yang tengah mengandung 2 bulan, dan 12 tentara Indonesia terbunuh. Princen yang menjadi target penyerangan itu berhasil meloloskan diri.

Setelah Agresi Miiter II tersebut, sejarah mencatat Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia. Princen pun memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan menjadi mualaf. Dia ingin menjadi bagian dari masyarakat Indonesia sepenuhnya, yang mayoritas adalah muslim. Tak lama kemudian, Princen menunaikan haji untuk meneguhkan keislamannya. Dia pun dikenal dengan sebutan Haji Johannes Cornelis Princen.

Atas jasa-jasanya, Princen memperoleh penghargaan Bintang Geriliya dari Presiden Soekarno pada 1949. Pada 1956 terpilih sebagai anggota parlemen mewakili Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).

Tetapi Soekarno pula yang memenjarakannya dari 1957 sampai 1958, lalu dari 1962 sampai 1966. Semuanya itu disebabkan kritik kerasnya terhadap pemeritahan Soekarno yang dianggap mempertontonkan kediktatoran.

Setelah keluar penjara pada 1966, Princen menjadi ketua Lembaga Pembela Hak Asasi Manusia (LPHAM). Pada 1980 dia mendirikan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Princen juga mendirikan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) pada 1980, agar gerakan pembelaan HAM yang dilakukannya makin meluas. Di era Orde Baru ini, Princen kembali harus masuk bui karena aktivitasnya yang dianggap tidak sejalan dengan arah politik pemerintah.

Pada 1992 Princen memperoleh penghargaan dari lembaga internasional atas aktivitasnya pada hak asasi manusia. Dia juga dianggap punya peran penting untuk kemerdekaan Timor Timur. Princen adalah pendukung gerakan kemerdekaan Timor Timur dan merupakan teman Xanana Gusmão, pemimpin gerakan yang menjadi presiden pertama Timor Timur setelah merdeka.

Aksi Princen pun masih tampak pada 1998. Duduk di kursi roda, wajahnya kerap tampak di baris terdepan pada demonstrasi-demonstrasi perlawanan atas kediktatoran Soeharto. Lantaran aktivitas politiknya itu, kehidupan rumah tangga Princen berantakan. Dia bercerai dengan Heda, istri keduanya. Lalu, dia menikah lagi dengan perempuan Belanda, Janneke Marckmann. Tetapi, wanita itu akhirnya memutuskan kembali ke Belanda dan meninggallkan tiga anak mereka di Indonesia. Pada Februari 2002, Princen meninggal dunia pada usia 76 tahun di Jakarta, dan dimakamkan di pemakaman Pondok Kelapa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More