Semen Beku dari UPT Dijamin Berkualitas Tinggi

Sabtu, 20 Juni 2020 - 18:46 WIB
Semen beku adalah semen yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi sehingga menjadi semen beku dan disimpan dalam kontainer kriogenik berisi nitrogen cair pada suhu -196 derajat celcius.
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) lewat Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, terus berupaya menyiapkan kebutuhan semen beku. Semen beku ini disiapkan untuk kegiatan utama Kementan, yaitu Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri alias SIKOMANDAN yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan semen beku setiap provinsi sesuai dengan alokasi tahun 2020.

Sebagai catatan, semen beku adalah semen yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi sehingga menjadi semen beku dan disimpan dalam kontainer kriogenik berisi nitrogen cair pada suhu -196 derajat celcius. Ketika akan digunakan untuk inseminasi buatan, semen beku tersebut dicairkan dengan air hangat 37-38 derajat celcius selama 15-30 detik atau bisa disebut proses thawing.

Penyediaan semen beku Sikomandan tahap I yang dilaksanakan sejak Maret sampai Mei 2020 ini berasal dari beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) penghasil semen beku. Di antaranya, Balai Inseminasi Buatan (BIB), Lembang, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, BIBD Tuah Sakato, BIBD Riau, BIBD Bengkulu, BIBD Ungaran, BIBD Kalimantan Selatan, BIBD Bali, BIBD NTB, BIBD Yogyakarta, BIBD Ciamis dan BIBD Sulawesi Selatan.

"Semen beku tersebut berasal dari pejantan yang telah tersertfikasi Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) sebagai bentuk penjaminan bahwa semen beku tersebut berkualitas tinggi dan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)," ujar Direktur Jenderal PKH, I Ketut Diarmita, Jumat (19/6/2020).



Dikatakan Ketut, penyediaan semen beku di tahun 2020 berdasarkan target akseptor Sikomandan, tersedia sebanyak 3.536.307 ekor. Jumlah tersebut terdiri atas akseptor IB sebanyak 2.495.007 ekor terdiri atas sapi potong 2.265.357 ekor, sapi perah 198.800 ekor dan kerbau 30.850 ekor. Sementara untuk akseptor KA sebanyak 1.041.300 ekor yang terdiri atas 1.016.600 ekor dan 24.700 dosis.

"Angka ini merupakan angka target yang cukup besar dan merupakan tantangan bagi kita untuk mempersiapkan semen beku yang dibutuhkan," ucap Ketut.

Saat ini, diungkapkan Ketut, kebutuhan semen beku yang harus disediakan kurang lebih 3.742.511 dosis yang terdiri atas sapi potong 3.398.036 dosis, sapi perah 298.200 dosis dan kerbau 46.275 dosis.

Selain kebutuhan semen beku dari rumpun yang sudah dipakai di tahun 2019, pada tahun ini, direncanakan juga akan dikembangkan rumpun baru yaitu sapi Wagyu, Belgian Blue dan Galician Blue. Pelaksanaannnya sendiri akan dilakukan di beberapa provinsi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari ternak-ternak yang sudah ada.

Penyediaan semen beku tahap I (Maret-Mei 2020) telah terdistribusikan oleh BBIB Singosari 1.158.393 dosis, BIB Lembang 878.396 dosi, BIBD Kalsel 19.591 dosis, BIBD Sumbar 18,246 dosis, BIBD Ungaran 109.000 dosis, BIBD Yogyakarta 23.500 dosis, BIBD Ciamis 15.000 dosis, BIBD Sulsel 34.947 dosis, BIBD NTB 20.000 dosis, BIBD Bali 50.000 dosis, BIBD Riau 2.500 dosis dan BIBD Bengkulu 2.000 dosis, sehingga totalnya 2.331.573 dosis.

Selain semen beku yang terdistribusikan, telah terdistribusikan juga semen Friesian Holstein (FH) sexing sebanyak 5.000 dosis untuk sapi perah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi peningkatan populasi sapi perah betina.
(alf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More