Gibran Leha-Leha Saja Bisa Menang Pilkada, Bobby Belum Tentu
Sabtu, 20 Juni 2020 - 07:44 WIB
JAKARTA - Langkah menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution yang maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 dinilai tidak akan semulus iparnya, Gibran Rakabuming Raka . Suami Kahiyang Ayu itu harus bekerja keras untuk memenangkan kontestasi di Pilwalkot Medan.
"Medan berbeda dengan Solo, tantangan Bobby akan jauh lebih berat di Medan. Mungkin Gibran hanya duduk-duduk, leha-leha, akan menang, tapi Bobby di Medan barang kali akan susah," kata ahli hukum tata negara, Refly Harus dalam video yang diunggah di chanel YouTube-nya, Jumat (19/6/2020).
Bobby dinilai tidak memiliki jejak yang jelas di Medan. Refly mengatakan, dirinya dan banyak orang tidak mengetahui pasti tempat tinggal, aktivitas, dan pekerjaan Bobby di Medan. Namun karena sebagai menantu presiden, maka Bobby mengambil kesempatan untuk mencalonkan diri di Pilkada Kota Medan.( )
Berbeda dengan Gibran yang memiliki kans sangat besar untuk memenangkan Pilwalkot Solo. Sebab, siapa pun yang diusung PDIP kemungkinan akan menjadi juara. Menurut Refly, penguasaan PDIP di Jawa Tengah sangat luar biasa, apalagi Solo juga identik dengan Presiden Jokowi.
"Siapa saja yang dicalonkan (PDIP), apakah Gibran atau Achmad Purnomo, sama saja peluang menangnya, pasti memang. Yang penting mereka (PDIP) solid. Tapi ketika pecah suara, misalnya Gibran (bertarung) dengan Achmad Purnomo, saya rasa yang akan menang Gibran," katanya.
Jika PDIP mempertimbangkan regenerasi kepemimpinan, kata Refly, maka jauh lebih layak Achmad Purnomo. Sebenarnya hal ini yang sedang diperjuangkan oleh Ketua DPD PDIP Kota Solo, FX Rudiyatmo. Karena itu, Rudy, sapaan akrab Wali Kota Solo itu, kerap menunjukkan sikap berseberangan dengan Presiden Jokowi. Contohnya ketika memprotes kenaikan BPJS, dan pernah menyarankan Presiden Jokowi tidak pulang kampung atau mudik.
"Ini menunjukkan Rudy tidak puas terhadap Presiden Jokowi yang tidak melarang anaknya yang masih hijau dalam politik, yang belum punya pengalaman, tiba-tiba didongkrak maju menjadi calon wali kota Solo," katanya.
Namun, saat ini adalah kesempatan yang bagi Presiden Jokowi untuk menempatkan putra dan menantunya di kekuasaan. Sebab, jika Jokowi sudah tidak berkuasa, maka akan susah untuk memenangkan Pilkada. Sama seperti yang dialami AHY ketika mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. "Kalau SBY sebagai presiden, mungkin dia sudah menang," katanya.
"Medan berbeda dengan Solo, tantangan Bobby akan jauh lebih berat di Medan. Mungkin Gibran hanya duduk-duduk, leha-leha, akan menang, tapi Bobby di Medan barang kali akan susah," kata ahli hukum tata negara, Refly Harus dalam video yang diunggah di chanel YouTube-nya, Jumat (19/6/2020).
Bobby dinilai tidak memiliki jejak yang jelas di Medan. Refly mengatakan, dirinya dan banyak orang tidak mengetahui pasti tempat tinggal, aktivitas, dan pekerjaan Bobby di Medan. Namun karena sebagai menantu presiden, maka Bobby mengambil kesempatan untuk mencalonkan diri di Pilkada Kota Medan.( )
Berbeda dengan Gibran yang memiliki kans sangat besar untuk memenangkan Pilwalkot Solo. Sebab, siapa pun yang diusung PDIP kemungkinan akan menjadi juara. Menurut Refly, penguasaan PDIP di Jawa Tengah sangat luar biasa, apalagi Solo juga identik dengan Presiden Jokowi.
"Siapa saja yang dicalonkan (PDIP), apakah Gibran atau Achmad Purnomo, sama saja peluang menangnya, pasti memang. Yang penting mereka (PDIP) solid. Tapi ketika pecah suara, misalnya Gibran (bertarung) dengan Achmad Purnomo, saya rasa yang akan menang Gibran," katanya.
Jika PDIP mempertimbangkan regenerasi kepemimpinan, kata Refly, maka jauh lebih layak Achmad Purnomo. Sebenarnya hal ini yang sedang diperjuangkan oleh Ketua DPD PDIP Kota Solo, FX Rudiyatmo. Karena itu, Rudy, sapaan akrab Wali Kota Solo itu, kerap menunjukkan sikap berseberangan dengan Presiden Jokowi. Contohnya ketika memprotes kenaikan BPJS, dan pernah menyarankan Presiden Jokowi tidak pulang kampung atau mudik.
"Ini menunjukkan Rudy tidak puas terhadap Presiden Jokowi yang tidak melarang anaknya yang masih hijau dalam politik, yang belum punya pengalaman, tiba-tiba didongkrak maju menjadi calon wali kota Solo," katanya.
Namun, saat ini adalah kesempatan yang bagi Presiden Jokowi untuk menempatkan putra dan menantunya di kekuasaan. Sebab, jika Jokowi sudah tidak berkuasa, maka akan susah untuk memenangkan Pilkada. Sama seperti yang dialami AHY ketika mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. "Kalau SBY sebagai presiden, mungkin dia sudah menang," katanya.
(abd)
tulis komentar anda