BPET MUI Ungkap 4 Ancaman Besar yang Dihadapi Indonesia

Kamis, 28 April 2022 - 13:37 WIB
Wakil Ketua BPET MUI Brigjen Pol Hamli mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi empat ancaman besar seperti korupsi, narkotika, bencana alam, dan radikal-terorisme dalam Ngaji Kebangsaan MUI, Rabu (27/4/2022). FOTO/IST
JAKARTA - Wakil Ketua Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Brigjen Pol Hamli mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi empat ancaman besar seperti korupsi, narkotika, bencana alam, dan radikal - terorisme . Setiap orang berpotensi terpapar paham radikal-terorisme yang bisa pada akhirnya menjadi pelaku terorisme.

"Indonesia saat ini menghadapi empat ancaman besar, di antaranya korupsi, narkotika, terorisme, bencana alam. Korupsi penting untuk diberantas, selain karena merugikan masyarakat, korupsi juga menjadi dalih bagi para teroris untuk menggiatkan pembentukan Negara Islam Indonesia," kata Hamli saat berbicara dalam 'Ngaji Kebangsaan MUI', Rabu (27/4/2022).

Hamli menambahkan, di sisi lain ancaman yang juga nyata adalah gangguan kamtibmas seperti masuknya paham yang tidak sesuai dengan konstitusi negara dan moderasi beragama. Ini perlu dicegah bersama dan perlu menjadi perhatian semua.



"Hakikat gangguan kamtibmas seperti potensi gangguan (misalnya masuknya paham radikal-terorisme ke Indonesia), ambang gangguan (medsos yang menyebarkan ajaran provokatif), gangguan nyata (jika postingan medsos provokatif ini dibiarkan sampai menimbulkan pelanggaran hukum). Dan penyebarannya pun sudah masuk ke tempat pendidikan, tempat kerja, perkantoran, perumahan dan lainnya," katanya.

Ketua Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Siti Ma'rifah mengakui sulit mengenali para pelaku teror dari sisi fisik. Karena itu perlu kerja sama dengan pihak keamanan dalam menyosialisasikan pencegahan dan penanggulangan gerakan radikal-terorisme tersebut.

"Sulit mengenali pelaku teror dari penampilan luar, apalagi saat ini seorang perempuan pun berani melakukan aksi teror," ujarnya.

Menurutnya, adanya BPET ini menjadi peluang untuk kita mencegah atau pun menanggulangi tindak terorisme di Indonesia. Kehadiran BPET akan melengkapi MUI, BNPT, dan Polri. "Mudah-mudahan kita bisa bersama-sama membuat peta dakwah ke depannya, karena ini sangat penting untuk upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme," katanya.

Baca juga: Masalah Terorisme dan Radikalisme, Pemerintah Terus Lakukan Pendekatan

Siti Ma'rifah mengungkapkan warga negara harus memiliki prinsip moderat, toleran, berkeseimbangan, musyawarah dan lain-lain. Prinsip ini sebagai bekal utama untuk menjadi warga negara yang baik dan bijaksana.

"Prinsip-prinsip wasathiyah seperti jalan tengah, toleran, berkeseimbangan, musyarawarah, dan lain-lain harus kita pegang erat-erat. Bekal ini untuk menghindari kita dari terlibat ke kelompok radikal-terorisme. Untuk mencegah maraknya penyebaran radikalisme ini, peran kel huarga sangatlah penting, terutama peran seorang ibu yang merupakan pendidikan pertama bagi anak," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More