Survei: Ganjar Pranowo Salip Elektabilitas Prabowo yang Cenderung Stagnan
Selasa, 26 April 2022 - 16:20 WIB
JAKARTA - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyalip Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang diumumkan hari ini. Dalam survei tersebut, Ganjar Pranowo berada di paling teratas.
“Dari survei yang kami rilis, Ganjar (26,7%) mulai menempati peringkat pertama menyalip Pak Prabowo (23,9%), di survei Februari waktu kita rilis Pak Prabowo unggul tipis, Maret kita punya survei University of Cornell sebenarnya sudah nyalip Pak Ganjar tidak kita rilis karena untuk kepentingan akademik,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya secara daring bertajuk “Evaluasi Publik atas Kinerja Pemerintah, Prospek Partai Politik dan Calon Presiden 2024”, Selasa (26/4/2022).
“Hal ini sekaligus mengonfirmasi temuan kami di Maret-April 2022 sudah ada perubahan preferensi terutama pertama dan kedua,” sambungnya.
Burhanuddin menjelaskan, belum terjunnya Prabowo sebagai capres 2024 menjadi alasan elektabilitasnya stagnan. Tetapi, hal lain yang perlu dipertimbangkan Prabowo bahwa dirinya sudah tiga kali maju pilpres, salah satunya pada 2009 mendampingi Megawati sebagai calon wakil presiden (cawapres) sehingga publik sudah mulai jenuh.
“Memori publik terhadap beliau (Prabowo) sudah jenuh dan penuh. Memang kuncinya sosialisasi Pak Parbowo tidak semata-mata memperkenalkan ini Pak Prabowo, tapi meningkatkan afeksi positif Pak Prabowo menjadikan yang kenal menjadi suka, bukan hanya kenal lebih suka, lebih respect, lebih positif citranya di mata publik,” tuturnya.
Dia menuturkan, Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan masih memiliki ruang terbuka untuk menaikkan elektabilitas. Popularitas Ganjar pada survei sebelumnya (Februari 2022) 65% dan sekarang 73%. Hal itu yang menjelaskan mengapa elektabilitas Ganjar naik.
Kemudian, Anies meskipun peringkat ketiga, mengalami peningkatan signifikan, yang tadinya di kisaran 15% atau 16%, sekarang sudah 19,4%. “Yang menurun di data kami memang Pak Prabowo. RK 3,5%, AHY 3,2%, Sandi dan Erick Thohir sama-sama 2,4%, tapi tren elektabilitas Sandi turun, begitu juga dengan Mas AHY,” ujarnya.
Namun, kata dia, tren elektabilitas Ganjar dan Anies cenderung naik, lain halnya dengan Prabowo yang cenderung stagnan. “Menarik jadi elektabilitas di 19 nama, Ganjar (20,8% Desember 2021 dan 22,4% Februari 2022) maupun Anies Baswedan (15,1% Desember 2021, 17,1% Februari 2022), sama-sama meningkat. Pak Prabowo meningkat sedikit tetapi cenderung stagnan jika dibandingkan November 2021 (24,7%), 24,1% Desember 2021, dan 21,6% Februari 2022,” katanya.
Diketahui, survei ini dilakukan pada 14-19 April 2022. Populasi survei ini adalah seluruh WNI yang punya hak pilih dari seluruh provinsi dan terdistribusi secara proporsional. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah basis sampel sebanyak 1.220 orang.
Survei ini memiliki tingkat toleransi kesalahan (margin of error MoE) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka langsung. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak yakni sebesar 20 dari total sampel oleh supervisor.
“Dari survei yang kami rilis, Ganjar (26,7%) mulai menempati peringkat pertama menyalip Pak Prabowo (23,9%), di survei Februari waktu kita rilis Pak Prabowo unggul tipis, Maret kita punya survei University of Cornell sebenarnya sudah nyalip Pak Ganjar tidak kita rilis karena untuk kepentingan akademik,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya secara daring bertajuk “Evaluasi Publik atas Kinerja Pemerintah, Prospek Partai Politik dan Calon Presiden 2024”, Selasa (26/4/2022).
“Hal ini sekaligus mengonfirmasi temuan kami di Maret-April 2022 sudah ada perubahan preferensi terutama pertama dan kedua,” sambungnya.
Baca Juga
Burhanuddin menjelaskan, belum terjunnya Prabowo sebagai capres 2024 menjadi alasan elektabilitasnya stagnan. Tetapi, hal lain yang perlu dipertimbangkan Prabowo bahwa dirinya sudah tiga kali maju pilpres, salah satunya pada 2009 mendampingi Megawati sebagai calon wakil presiden (cawapres) sehingga publik sudah mulai jenuh.
“Memori publik terhadap beliau (Prabowo) sudah jenuh dan penuh. Memang kuncinya sosialisasi Pak Parbowo tidak semata-mata memperkenalkan ini Pak Prabowo, tapi meningkatkan afeksi positif Pak Prabowo menjadikan yang kenal menjadi suka, bukan hanya kenal lebih suka, lebih respect, lebih positif citranya di mata publik,” tuturnya.
Dia menuturkan, Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan masih memiliki ruang terbuka untuk menaikkan elektabilitas. Popularitas Ganjar pada survei sebelumnya (Februari 2022) 65% dan sekarang 73%. Hal itu yang menjelaskan mengapa elektabilitas Ganjar naik.
Kemudian, Anies meskipun peringkat ketiga, mengalami peningkatan signifikan, yang tadinya di kisaran 15% atau 16%, sekarang sudah 19,4%. “Yang menurun di data kami memang Pak Prabowo. RK 3,5%, AHY 3,2%, Sandi dan Erick Thohir sama-sama 2,4%, tapi tren elektabilitas Sandi turun, begitu juga dengan Mas AHY,” ujarnya.
Namun, kata dia, tren elektabilitas Ganjar dan Anies cenderung naik, lain halnya dengan Prabowo yang cenderung stagnan. “Menarik jadi elektabilitas di 19 nama, Ganjar (20,8% Desember 2021 dan 22,4% Februari 2022) maupun Anies Baswedan (15,1% Desember 2021, 17,1% Februari 2022), sama-sama meningkat. Pak Prabowo meningkat sedikit tetapi cenderung stagnan jika dibandingkan November 2021 (24,7%), 24,1% Desember 2021, dan 21,6% Februari 2022,” katanya.
Diketahui, survei ini dilakukan pada 14-19 April 2022. Populasi survei ini adalah seluruh WNI yang punya hak pilih dari seluruh provinsi dan terdistribusi secara proporsional. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah basis sampel sebanyak 1.220 orang.
Survei ini memiliki tingkat toleransi kesalahan (margin of error MoE) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka langsung. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak yakni sebesar 20 dari total sampel oleh supervisor.
(rca)
tulis komentar anda