Masih Kerap Dicaci, Ini Alasan Utama Prabowo Subianto Gabung Jokowi
Senin, 25 April 2022 - 10:20 WIB
BANDUNG - Keputusan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto bergabung dengan koalisi Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin membuat para pendukungnya kecewa. Sampai hari ini, keputusan itu terus menuai caci maki.
Hal itu disampaikan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat bertemu ulama, pemimpin ormas, akademisi, dan masyarakat Jawa Barat di Gedung Yayasan Darul Hikam, Kota Bandung, akhir pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Ahmad Muzani menegaskan bahwa Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tidak menghendaki perpecahan pada bangsa Indonesia.
Berdasarkan keinginan besar itulah, kata dia, Prabowo memilih bergabung dan membantu pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Diakui Muzani, keputusan Prabowo saat itu tidak populer. Bahkan, hingga kini, keputusan tersebut sering disalahpahami, sehingga tak jarang Prabowo sering dicaci maki.
"Tapi itu adalah harga sebuah persatuan dan akhirnya seuasana kondusif terjadi sampai sekarang. Apalagi ketika kita menghadapi pandemi Covid-19, kerukunan dan kebersamaan sangat kita rasakan," ungkap Muzani dalam siaran pers, Senin (25/4/2022).
Muzani menyatakan, sebagai negara besar, Indonesia harus memiliki pemimpin yang menjunjung tinggi persatuan karena dengan persatuan negara akan menjadi kuat.
"Untuk menjaga persatuan kita tidak boleh cepat tersinggung, apalagi dengan mementingkan harga diri dan kepentingan pribadi," tegasnya.
Muzani juga mengatakan, persatuan sebuah bangsa tidak mungkin terpelihara jika para pemimpinnya orang-orang yang cepat tersinggung dan harga dirinya lebih tinggi di atas rata-rata.
"Itulah mengapa Pak Prabowo lebih memilih untuk menjaga persatuan bangsa seusai Pilpres 2019. Pembelahan yang mengancam persatuan bangsa amatlah nyata dan Pak Prabowo tidak mau bangsa ini terbelah, apalagi sampai terjadi pertumpahan darah," tegas Muzani lagi.
Usai silaturahmi tersebut, Muzani mengunjungi Ketua MUI Kota Bandung, KH Miftah Farid. Menurutnya, penting bagi Partai Gerindra untuk terus menjaga komunikasi dengan para ulama dan tokoh masyarakat dalam berjuang membela rakyat. Tak lupa Sekjen Partai Gerindra ini menyampaikan salam hormat dari Prabowo Subianto kepada KH Miftah Farid.
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
Hal itu disampaikan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat bertemu ulama, pemimpin ormas, akademisi, dan masyarakat Jawa Barat di Gedung Yayasan Darul Hikam, Kota Bandung, akhir pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Ahmad Muzani menegaskan bahwa Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tidak menghendaki perpecahan pada bangsa Indonesia.
Berdasarkan keinginan besar itulah, kata dia, Prabowo memilih bergabung dan membantu pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Diakui Muzani, keputusan Prabowo saat itu tidak populer. Bahkan, hingga kini, keputusan tersebut sering disalahpahami, sehingga tak jarang Prabowo sering dicaci maki.
"Tapi itu adalah harga sebuah persatuan dan akhirnya seuasana kondusif terjadi sampai sekarang. Apalagi ketika kita menghadapi pandemi Covid-19, kerukunan dan kebersamaan sangat kita rasakan," ungkap Muzani dalam siaran pers, Senin (25/4/2022).
Muzani menyatakan, sebagai negara besar, Indonesia harus memiliki pemimpin yang menjunjung tinggi persatuan karena dengan persatuan negara akan menjadi kuat.
"Untuk menjaga persatuan kita tidak boleh cepat tersinggung, apalagi dengan mementingkan harga diri dan kepentingan pribadi," tegasnya.
Muzani juga mengatakan, persatuan sebuah bangsa tidak mungkin terpelihara jika para pemimpinnya orang-orang yang cepat tersinggung dan harga dirinya lebih tinggi di atas rata-rata.
"Itulah mengapa Pak Prabowo lebih memilih untuk menjaga persatuan bangsa seusai Pilpres 2019. Pembelahan yang mengancam persatuan bangsa amatlah nyata dan Pak Prabowo tidak mau bangsa ini terbelah, apalagi sampai terjadi pertumpahan darah," tegas Muzani lagi.
Usai silaturahmi tersebut, Muzani mengunjungi Ketua MUI Kota Bandung, KH Miftah Farid. Menurutnya, penting bagi Partai Gerindra untuk terus menjaga komunikasi dengan para ulama dan tokoh masyarakat dalam berjuang membela rakyat. Tak lupa Sekjen Partai Gerindra ini menyampaikan salam hormat dari Prabowo Subianto kepada KH Miftah Farid.
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
(muh)
tulis komentar anda