BNPT: Pengeroyok Ade Armando Punya Pola Pikir Mirip Teroris
Selasa, 12 April 2022 - 14:59 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan bahwa pelaku pengeroyokan Ade Armando saat demo 11 April di Gedung DPR memiliki pola pikir yang mirip dengan kelompok terorisme.
Direktur Pencegahan BNPT, Ahmad Nurwakhid menyebut dalam video yang menampilkan kekerasan terhadap Ade Armando menjadi sorotan karena sejumlah penggeroyok dengan lantang mengucapkan kalimat tauhid. Bahkan Sebagian yang lain sambal bersorak 'halal darah' Ade Armando untuk dibunuh.
“Kekerasan atas nama apa pun, termasuk dengan cara membajak dan memanipulasi ajaran agama merupakan kejahatan yang harus dikecam dan dikutuk. Ini menjadi pelajaran bagi kita bersama, terkadang seseorang mudah mendalihkan kekerasan dan halal darah seseorang untuk kepentingan tertentu," ujar Nurwakhid dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (21/4/2022).
Menurut Nurwakhid, pola pikir mirip terorisme tersebut, mereka selalu melegitimasi segala tindakan kekerasan yang dilakukan dengan mempolitisasi dan memanipulasi dalil agama.
Bahkan, dia menduga kuat para pelaku kekerasan terhadap Ade Armando tersebut terpapar virus takfiri yang mudah mengkafirkan yang berbeda dan menghalalkan darah yang dianggap kafir. Pandangan takfiri merupakan salah satu karakteristik kelompok radikal terorisme selama ini.
"Kita sudah banyak belajar dari pengalaman kelompok teroris yang selalu membajak ajaran agama untuk tindakan kekerasan. Nampaknya pola ini sudah mempengaruhi masyarakat yang dengan mudah membawa dalil-dalil agama untuk membanggakan tindakan anarkisme ruang publik," jelas Nurwakhid.
Oleh sebab itu, dia mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap Ade Armando. Baginya, kekerasan dan anarkisme di ruang publik seperti ini bukan cara masyarakat yang beradab tetapi ciri kelompok ekstremisme yang pro kekerasan.
“Kekerasan dalam bentuk dan atas nama apa pun bukan cerminan sikap dan warisan leluhur bangsa ini serta nyata bertentangan dengan nilai-nilai agama. Kami secara tegas mengutuk cara-cara barbar yang dipentaskan oleh sekelompok orang di ruang publik seperti ini," tutup Nurwakhid.
Direktur Pencegahan BNPT, Ahmad Nurwakhid menyebut dalam video yang menampilkan kekerasan terhadap Ade Armando menjadi sorotan karena sejumlah penggeroyok dengan lantang mengucapkan kalimat tauhid. Bahkan Sebagian yang lain sambal bersorak 'halal darah' Ade Armando untuk dibunuh.
“Kekerasan atas nama apa pun, termasuk dengan cara membajak dan memanipulasi ajaran agama merupakan kejahatan yang harus dikecam dan dikutuk. Ini menjadi pelajaran bagi kita bersama, terkadang seseorang mudah mendalihkan kekerasan dan halal darah seseorang untuk kepentingan tertentu," ujar Nurwakhid dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (21/4/2022).
Menurut Nurwakhid, pola pikir mirip terorisme tersebut, mereka selalu melegitimasi segala tindakan kekerasan yang dilakukan dengan mempolitisasi dan memanipulasi dalil agama.
Bahkan, dia menduga kuat para pelaku kekerasan terhadap Ade Armando tersebut terpapar virus takfiri yang mudah mengkafirkan yang berbeda dan menghalalkan darah yang dianggap kafir. Pandangan takfiri merupakan salah satu karakteristik kelompok radikal terorisme selama ini.
"Kita sudah banyak belajar dari pengalaman kelompok teroris yang selalu membajak ajaran agama untuk tindakan kekerasan. Nampaknya pola ini sudah mempengaruhi masyarakat yang dengan mudah membawa dalil-dalil agama untuk membanggakan tindakan anarkisme ruang publik," jelas Nurwakhid.
Oleh sebab itu, dia mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap Ade Armando. Baginya, kekerasan dan anarkisme di ruang publik seperti ini bukan cara masyarakat yang beradab tetapi ciri kelompok ekstremisme yang pro kekerasan.
Baca Juga
“Kekerasan dalam bentuk dan atas nama apa pun bukan cerminan sikap dan warisan leluhur bangsa ini serta nyata bertentangan dengan nilai-nilai agama. Kami secara tegas mengutuk cara-cara barbar yang dipentaskan oleh sekelompok orang di ruang publik seperti ini," tutup Nurwakhid.
(kri)
tulis komentar anda