Melihat Plan Bobcat KSAU dalam Mewujudkan Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan
Sabtu, 09 April 2022 - 19:08 WIB

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo terus berupaya membangun TNI AU menjadi angkatan udara yang disegani di kawasan. Foto/SINDOnews
JAKARTA - ”Kuasailah udara untuk melaksanakan kehendak nasional karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern, dan jika angkatan perang kita hendak berdiri setaraf, setinggi, sederajat dengan angkatan perang dunia internasional, kita harus mempunyai angkatan perang yang sebaik-baiknya,” - Presiden Soekarno,-.
Itulah sepenggal pidato Presiden Soekarno pada awal berdirinya TNI Angkatan Udara (AU). Pidato yang masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi saat ini. Terbukti, dalam perang Azerbaijan dengan Armenia di Nagorno-Karabakh belum lama ini di mana kekuatan udara menjadi penentu kemenangan.
Begitu juga saat Perang Teluk 1991. Keberhasilan Angkatan Udara Amerika dan sekutu melumpuhkan pertahanan udara Irak menjadi pintu masuk bagi pasukan menggelar operasi di darat. Termasuk dalam perang antara Rusia dan Ukraina yang kini masih berlangsung.
Menyikapi ancaman yang semakin kompleks, TNI AU yang hari ini Sabtu, 9 April 2022 genap berusia 76 tahun bertekad membangun airpower atau kekuatan udaranya. Upaya tersebut bukan tanpa alasan. Selain melihat perkembangan geopolitik dan geostrategis, pada periode 1960-1969 Indonesia pernah mencatatkan sejarah sebagai negara yang memiliki angkatan udara sangat disegani di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: HUT ke-76 TNI AU, KSAU: Angkatan Udara Tumbuh Jadi Organisasi Modern dan Dicintai Rakyat
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyakini, airpower atau kekuatan udara dan domain space power memiliki peran strategis dalam konteks peperangan modern. Untuk itu, TNI AU melalui rencana strategis berupaya membangun kemampuan tersebut.
Baca juga: Dikepung Musuh, Perwira Pasukan Khusus TNI AU Ini Gugur dalam Operasi Serigala di Papua

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat peringatan HUT ke 76 TNI AU. Foto/Dispenau
”Dalam membangun postur TNI AU di masa depan, sebelum merancang sistem persenjataan yang dibutuhkan, perlu dirumuskan landasan konseptual tentang peran TNI AU di masa perang dan damai serta perannya dalam konteks pertahanan, ekonomi dan kehidupan sosial di Indonesia,” tulis Fadjar dalam bukunya berjudul “Plan Bobcat: Transformasi Menuju Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan” dikutip SINDOnews, Sabtu (9/4/20202).
Itulah sepenggal pidato Presiden Soekarno pada awal berdirinya TNI Angkatan Udara (AU). Pidato yang masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi saat ini. Terbukti, dalam perang Azerbaijan dengan Armenia di Nagorno-Karabakh belum lama ini di mana kekuatan udara menjadi penentu kemenangan.
Begitu juga saat Perang Teluk 1991. Keberhasilan Angkatan Udara Amerika dan sekutu melumpuhkan pertahanan udara Irak menjadi pintu masuk bagi pasukan menggelar operasi di darat. Termasuk dalam perang antara Rusia dan Ukraina yang kini masih berlangsung.
Menyikapi ancaman yang semakin kompleks, TNI AU yang hari ini Sabtu, 9 April 2022 genap berusia 76 tahun bertekad membangun airpower atau kekuatan udaranya. Upaya tersebut bukan tanpa alasan. Selain melihat perkembangan geopolitik dan geostrategis, pada periode 1960-1969 Indonesia pernah mencatatkan sejarah sebagai negara yang memiliki angkatan udara sangat disegani di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: HUT ke-76 TNI AU, KSAU: Angkatan Udara Tumbuh Jadi Organisasi Modern dan Dicintai Rakyat
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyakini, airpower atau kekuatan udara dan domain space power memiliki peran strategis dalam konteks peperangan modern. Untuk itu, TNI AU melalui rencana strategis berupaya membangun kemampuan tersebut.
Baca juga: Dikepung Musuh, Perwira Pasukan Khusus TNI AU Ini Gugur dalam Operasi Serigala di Papua
KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat peringatan HUT ke 76 TNI AU. Foto/Dispenau
”Dalam membangun postur TNI AU di masa depan, sebelum merancang sistem persenjataan yang dibutuhkan, perlu dirumuskan landasan konseptual tentang peran TNI AU di masa perang dan damai serta perannya dalam konteks pertahanan, ekonomi dan kehidupan sosial di Indonesia,” tulis Fadjar dalam bukunya berjudul “Plan Bobcat: Transformasi Menuju Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan” dikutip SINDOnews, Sabtu (9/4/20202).
Lihat Juga :