Kepala BIN: IKN Nusantara Didesain Siap Hadapi Pandemi Jika Terjadi Lagi
Jum'at, 25 Maret 2022 - 13:32 WIB
JAKARTA - Langkah nyata pemerintah menyiapkan transisi pandemi menjadi endemi kian nyata. Beberapa indikatornya terus memperlonggar restriksi sosial, termasuk mencabut larangan mudik Lebaran tahun ini. Karantina bagi pendatang luar negeri juga sudah dihilangkan.
Indonesia mengikuti langkah banyak negara, memilih hidup berdampingan dengan Covid-19. Dalam pandangan Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin) Jend Pol (Purn) Budi Gunawan , hidup di era normal baru berarti mengadopsi praktik mitigasi resiko penyebaran virus sebagai kebiasaan atau etika sosial baru. Baca Juga: Dari Pandemi Covid-19 Menuju Endemi
Vaksinasi, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, harus dipandang sebagai wujud tenggang rasa dan tanggung jawab sosial menjaga diri serta orang lain dari paparan virus. Ini hanya sejumlah contoh dalam aspek budaya keseharian.
Pada aspek kebijakan nasional, menurut Kabin, era normal baru ditandai dengan penguatan sistem kesehatan nasional yang senantiasa siap menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi. Pertama, endemi yang tidak termitigasi bisa kembali berubah menjadi pandemi. Kedua, kajian para pakar menyimpulkan, Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir.
“Gaya hidup manusia, cara mereka memperlakukan alam, serta dampak perubahan iklim yang semakin terasa, sangat rentan memicu munculnya virus atau biopatogen lain yang sewaktu-waktu bisa merebak menjadi pandemi berikutnya,” kata Budi Gunawan, Jumat (25/3/2022).
Dalam perspektif inilah, lanjut Budi Gunawan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara justru mendapatkan momentum. Dalam pandangannya, inilah saatnya Indonesia membangun IKN sebagai contoh kota yang tangguh menghadapi pandemi.
“Desain IKN Nusantara juga mengambil berbagai pelajaran dari pandemi Covid-19. Kota yang tidak saja hijau, sehat, dan berteknologi tinggi (smart-forest-city), tapi sekaligus siap menghadapi pandemi. Dalam dua tahun ini, berbagai literatur tentang pandemic resilient cities banyak dipublikasikan, karena dipandang sebagai salah satu tantangan masa depan dunia,” paparnya.
Dalam publikasi berjudul “Building More Resilient Cities to Endure COVID-19 and Future Shocks”, lembaga konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC) menulis, pandemi saat ini memberikan kesempatan bagi pemimpin perkotaan untuk mengambil pelajaran yang tepat agar membangun ketangguhan sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk jangka panjang, menghadapi bencana, wabah. Baik yang alami maupun karena ulah manusia.
Kota-kota di dunia sangat rentan. Covid-19 terbukti sangat merusak. Sebanyak 95% dampaknya berada di daerah perkotaan.
Desain kota yang tangguh terhadap bencana dan wabah, menurut Budi Gunawan, akan melengkapi sistem ketahanan nasional dalam bidang kesehatan yang sedang dikembangkan untuk menghadapi ancaman wabah berikutnya. Termasuk membangun kemandirian produksi vaksin, obat-obatan, dan peralatan; serta memperkuat surveillances system, forecasting & analytics sebagai bagian dari pengembangan medical intelligence.
“Kemampuan sebuah bangsa untuk survive ditentukan oleh kemampuannya mengambil pelajaran dari setiap tragedi. Apakah kita akan mengabaikan begitu saja Covid-19, padahal telah tercatat sebagai peristiwa yang paling mengubah dunia secara merata sejauh ini?” ujarnya.
Indonesia mengikuti langkah banyak negara, memilih hidup berdampingan dengan Covid-19. Dalam pandangan Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin) Jend Pol (Purn) Budi Gunawan , hidup di era normal baru berarti mengadopsi praktik mitigasi resiko penyebaran virus sebagai kebiasaan atau etika sosial baru. Baca Juga: Dari Pandemi Covid-19 Menuju Endemi
Vaksinasi, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, harus dipandang sebagai wujud tenggang rasa dan tanggung jawab sosial menjaga diri serta orang lain dari paparan virus. Ini hanya sejumlah contoh dalam aspek budaya keseharian.
Pada aspek kebijakan nasional, menurut Kabin, era normal baru ditandai dengan penguatan sistem kesehatan nasional yang senantiasa siap menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi. Pertama, endemi yang tidak termitigasi bisa kembali berubah menjadi pandemi. Kedua, kajian para pakar menyimpulkan, Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir.
“Gaya hidup manusia, cara mereka memperlakukan alam, serta dampak perubahan iklim yang semakin terasa, sangat rentan memicu munculnya virus atau biopatogen lain yang sewaktu-waktu bisa merebak menjadi pandemi berikutnya,” kata Budi Gunawan, Jumat (25/3/2022).
Dalam perspektif inilah, lanjut Budi Gunawan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara justru mendapatkan momentum. Dalam pandangannya, inilah saatnya Indonesia membangun IKN sebagai contoh kota yang tangguh menghadapi pandemi.
“Desain IKN Nusantara juga mengambil berbagai pelajaran dari pandemi Covid-19. Kota yang tidak saja hijau, sehat, dan berteknologi tinggi (smart-forest-city), tapi sekaligus siap menghadapi pandemi. Dalam dua tahun ini, berbagai literatur tentang pandemic resilient cities banyak dipublikasikan, karena dipandang sebagai salah satu tantangan masa depan dunia,” paparnya.
Dalam publikasi berjudul “Building More Resilient Cities to Endure COVID-19 and Future Shocks”, lembaga konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC) menulis, pandemi saat ini memberikan kesempatan bagi pemimpin perkotaan untuk mengambil pelajaran yang tepat agar membangun ketangguhan sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk jangka panjang, menghadapi bencana, wabah. Baik yang alami maupun karena ulah manusia.
Kota-kota di dunia sangat rentan. Covid-19 terbukti sangat merusak. Sebanyak 95% dampaknya berada di daerah perkotaan.
Desain kota yang tangguh terhadap bencana dan wabah, menurut Budi Gunawan, akan melengkapi sistem ketahanan nasional dalam bidang kesehatan yang sedang dikembangkan untuk menghadapi ancaman wabah berikutnya. Termasuk membangun kemandirian produksi vaksin, obat-obatan, dan peralatan; serta memperkuat surveillances system, forecasting & analytics sebagai bagian dari pengembangan medical intelligence.
“Kemampuan sebuah bangsa untuk survive ditentukan oleh kemampuannya mengambil pelajaran dari setiap tragedi. Apakah kita akan mengabaikan begitu saja Covid-19, padahal telah tercatat sebagai peristiwa yang paling mengubah dunia secara merata sejauh ini?” ujarnya.
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda