Makin Eksis, Komunitas Puisi Esai Dapat Undangan dari Panitia Nobel Sastra
Senin, 21 Maret 2022 - 19:57 WIB
JAKARTA - Komunitas Puisi Esai merayakan ulang tahun ke-10 di Jakarta pada 17 Maret 2022. Hadir dalam perayaan tersebut sastrawan dan penulis generasi pertama puisi esai dari Aceh hingga Indonesia timur.
Penggagas Komunitas Puisi Esai, Denny JA mengatakan, sepanjang umur pendirian, tak kurang dari 150 buku puisi esai telah dihasilkan pegiat komunitas. Menariknya, semua karya tersebut bisa dibaca di internet.
"Sudah terbit pula web puisi esai. Lebih dari 100 karya puisi esai sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Banyak karya puisi esai dalam bentuk buku, video, dan film dapat dibaca dunia dalam bahasa Inggris," kata Denny JA dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (21/3/2022).
Menandai ulang tahun ke-10 Komunitas Puisi Esai, akan dibuat 34 film yang didasarkan pada puisi esai. "Sebanyak 34 skenario film dari local wisdom 34 provinsi sudah selesai ditulis, selama dua tahun oleh tim yang terdiri dari 7 orang," ujarnya.
Menurut Denny JA, puisi esai melintasi batas negara Indonesia, meluas ke negara Malaysia, Singapura, Bruinei, hingga Thailand. Saat ini sudah aktif pula Komunitas Puisi Esai ASEAN. Setiap bulan komunitas ini menyelenggarakan webinar.
"Puisi esai pun kini menjadi kosa kata baru dalam kamus bahasa Indonesia. Resmi sudah sejak tahun 2020. Bahkan kamus bahasa Indonesia mendefinisikan puisi esai sebagai sebuah ragam sastra yang berbeda," katanya.
Baca juga: Puisi Menyentuh Jenderal Dudung untuk Tukul Arwana
Eksisteni Komunitas Puisi Esai juga mulai diakui dunia. Menurut Denny JA, panitia Nobel Sastra Swedia mengundang komunitas ini untuk mencalonkan sastrawan Indonesia sebagai peraih hadiah nobel.
Oleh Denny JA, undangan asli dari The Swedish Academy diperlihatkan kepada para sastrawan dan penulis yang hadir. Amplop undangan itu berperangko dari Swedia.
Dalam tasyakuran itu, Denny JA juga menyatakan akan ada dana abadi untuk terus membiayai kegiatan puisi esai. "Generasi pertama puisi esai, termasuk saya, pada waktunya tak hadir lagi di dunia. Tapi dana abadi ini akan terus hadir membiayai kegiatan puisi esai," ujarnya.
Denny menegaskan, saat ini manusia hidup di era yang paling besar, lebih besar dibandingkan era manapun dalam sejarah. Di era ini, begitu banyak hal baru yang diciptakan oleh ilmuwan, entrepreneur, pengusaha, dan politisi. Namun apa hal baru yang disumbangkan sastrawan di era ini?
"Puisi esai diikhtiarkan membawa hal baru dalam sastra. Ke depan, karakter puisi esai lebih diperjelas. Puisi esai akan lebih mengabarkan kisah-kisah hak asasi manusia sebagai setting sosial bagi drama individu melalui sastra," katanya.
Penggagas Komunitas Puisi Esai, Denny JA mengatakan, sepanjang umur pendirian, tak kurang dari 150 buku puisi esai telah dihasilkan pegiat komunitas. Menariknya, semua karya tersebut bisa dibaca di internet.
"Sudah terbit pula web puisi esai. Lebih dari 100 karya puisi esai sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Banyak karya puisi esai dalam bentuk buku, video, dan film dapat dibaca dunia dalam bahasa Inggris," kata Denny JA dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (21/3/2022).
Menandai ulang tahun ke-10 Komunitas Puisi Esai, akan dibuat 34 film yang didasarkan pada puisi esai. "Sebanyak 34 skenario film dari local wisdom 34 provinsi sudah selesai ditulis, selama dua tahun oleh tim yang terdiri dari 7 orang," ujarnya.
Menurut Denny JA, puisi esai melintasi batas negara Indonesia, meluas ke negara Malaysia, Singapura, Bruinei, hingga Thailand. Saat ini sudah aktif pula Komunitas Puisi Esai ASEAN. Setiap bulan komunitas ini menyelenggarakan webinar.
"Puisi esai pun kini menjadi kosa kata baru dalam kamus bahasa Indonesia. Resmi sudah sejak tahun 2020. Bahkan kamus bahasa Indonesia mendefinisikan puisi esai sebagai sebuah ragam sastra yang berbeda," katanya.
Baca juga: Puisi Menyentuh Jenderal Dudung untuk Tukul Arwana
Eksisteni Komunitas Puisi Esai juga mulai diakui dunia. Menurut Denny JA, panitia Nobel Sastra Swedia mengundang komunitas ini untuk mencalonkan sastrawan Indonesia sebagai peraih hadiah nobel.
Oleh Denny JA, undangan asli dari The Swedish Academy diperlihatkan kepada para sastrawan dan penulis yang hadir. Amplop undangan itu berperangko dari Swedia.
Dalam tasyakuran itu, Denny JA juga menyatakan akan ada dana abadi untuk terus membiayai kegiatan puisi esai. "Generasi pertama puisi esai, termasuk saya, pada waktunya tak hadir lagi di dunia. Tapi dana abadi ini akan terus hadir membiayai kegiatan puisi esai," ujarnya.
Denny menegaskan, saat ini manusia hidup di era yang paling besar, lebih besar dibandingkan era manapun dalam sejarah. Di era ini, begitu banyak hal baru yang diciptakan oleh ilmuwan, entrepreneur, pengusaha, dan politisi. Namun apa hal baru yang disumbangkan sastrawan di era ini?
"Puisi esai diikhtiarkan membawa hal baru dalam sastra. Ke depan, karakter puisi esai lebih diperjelas. Puisi esai akan lebih mengabarkan kisah-kisah hak asasi manusia sebagai setting sosial bagi drama individu melalui sastra," katanya.
(abd)
tulis komentar anda