Antibodi Rakyat Indonesia 86,6%, Mendagri: Kebijakan Presiden Jokowi Tangani Covid-19 Sudah Tepat
Jum'at, 18 Maret 2022 - 20:01 WIB
JAKARTA - Hasil Survei Nasional Tim Pakar dan Epidemilog dari Universitas Indonesia bersama Kementerian Kesehatan menunjukkan besarnya antibodi rakyat Indonesia. Survei dilaksanakan pada Maret-Desember 2021 di 100 kota/kabupaten.
"Kesimpulan survei kami mayoritas penduduk Indonesia mempunyai antibodi dari SARS-CoV- 2 sebesar 86,6%, baik dari riwayat terdeteksi atau telah divaksinasi," kata Epidemiolog UI, Pandu Riyono saat pemaparan ahli di depan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Kemendagri, Jumat (19/3/2022).
Atas hasil ini, Mendagri tetap mengingatkan masyarakat tidak euforia meski memiliki antibodi tinggi. "Tetap pakai masker jaga protokol kesehatan, karena antibodi tidak bisa mencegah infeksi, masker yang bisa mencegah infeksi," katanya.
Apalagi, masih ada 13,4% daerah yang memiliki antibodi rendah, seperti di Kota Singkawang dan Puncak Jaya. Daerah tersebut kini menjadi prioritas vaksinasi. "Daerah yang masih rendah akan kami genjot dengan vaksinasi," ujar Tito.
Dari data survei nasional ini, Mendagri menilai tepat kebijakan yang diambil Presiden Joko Widodo menghadapi Pandemi Covid-19. "Kalau kita total lockdow, human cost-nya terlalu besar, ekonomi juga tak berjalan dan kekebalan masyarakat hanya dari vaksinasi, sementara jumlah rakyat kita sangat besar. Dengan limited restriction, terbukti kita lebih kuat, ada kekebalan alami karena infeksi maupun vaksinasi," kata Tito.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin membenarkan apa yang disampaikan Mendagri agar tetap memakai masker, karena mencegah penularan. "Terbukti adanya kombinasi infeksi dan imunisasi membuat antibodi menjadi kuat. Jadi segera vaksinasi. Kemenkes akan melanjutkan survei ini ke depan karena sangat berguna bagi kebijakan yang berbasis bukti," katanya.
Baca juga: Menkes Budi: Vaksin dan Terinfeksi Covid-19 Ciptakan Antibodi Paling Tinggi
"Kesimpulan survei kami mayoritas penduduk Indonesia mempunyai antibodi dari SARS-CoV- 2 sebesar 86,6%, baik dari riwayat terdeteksi atau telah divaksinasi," kata Epidemiolog UI, Pandu Riyono saat pemaparan ahli di depan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Kemendagri, Jumat (19/3/2022).
Atas hasil ini, Mendagri tetap mengingatkan masyarakat tidak euforia meski memiliki antibodi tinggi. "Tetap pakai masker jaga protokol kesehatan, karena antibodi tidak bisa mencegah infeksi, masker yang bisa mencegah infeksi," katanya.
Apalagi, masih ada 13,4% daerah yang memiliki antibodi rendah, seperti di Kota Singkawang dan Puncak Jaya. Daerah tersebut kini menjadi prioritas vaksinasi. "Daerah yang masih rendah akan kami genjot dengan vaksinasi," ujar Tito.
Dari data survei nasional ini, Mendagri menilai tepat kebijakan yang diambil Presiden Joko Widodo menghadapi Pandemi Covid-19. "Kalau kita total lockdow, human cost-nya terlalu besar, ekonomi juga tak berjalan dan kekebalan masyarakat hanya dari vaksinasi, sementara jumlah rakyat kita sangat besar. Dengan limited restriction, terbukti kita lebih kuat, ada kekebalan alami karena infeksi maupun vaksinasi," kata Tito.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin membenarkan apa yang disampaikan Mendagri agar tetap memakai masker, karena mencegah penularan. "Terbukti adanya kombinasi infeksi dan imunisasi membuat antibodi menjadi kuat. Jadi segera vaksinasi. Kemenkes akan melanjutkan survei ini ke depan karena sangat berguna bagi kebijakan yang berbasis bukti," katanya.
Baca juga: Menkes Budi: Vaksin dan Terinfeksi Covid-19 Ciptakan Antibodi Paling Tinggi
(abd)
tulis komentar anda