Perindo Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Kerap Dijadikan 'Alat' Kepentingan
Jum'at, 18 Maret 2022 - 17:02 WIB
JAKARTA - Invasi militer Rusia terhadap Ukraina kerap menjadi kambing hitam dalam suatu pemerintahan sebuah negara. Hal ini dikatakan oleh Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) Bidang Hankam, Intelijen, dan Siber Dr Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati.
Baca juga: Rusia Belum Berencana Kontak Biden
Menurut Susaningtyas, Adapun yang dimaksud untuk menjelaskan apa yang terjadi di dalam suatu pemerintahan negara.
"Perang Rusia dan Ukraina ini kerap kali menjadi kambing hitam di dalam menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di dalam ketimpangan dan kekurangan di dalam suatu negara," kata Susaningtyas dalam webinar Partai Perindo, Jumat (18/3/2022).
Bahkan alasan tersebut juga kerap dilakukan baik dari negara NATO maupun negara-negara di luar NATO. Nuning, sapaan akrabnya tidak menampik bahwa perang tersebut memang memberikan dampak efek domino misalnya dalam sektor perdagangan.
Dia mencontohkan, akibat perang tersebut harga tepung dan terigu menjadi naik di Indonesia, lantaran Indonesia merupakan pengimpor barang itu dari kedua negara.
Hanya saja, dampak ekonomi yang timbul tersebut bukan berarti menjadi alasan untuk pemerintah menjalankan agenda lain. Misalnya saja, ada isu mengenai perpanjangan periode jabatan presiden lantaran alasan perang.
"Dampak secara ekonomi itu cukup terasa. Tetapi seperti yang disampaikan Pak Khoirul tadi, bisa-bisa saja 'jaka sembung naik ojek, enggak nyambung jek' di mana menyampaikan perpanjangan waktu pemilu dan sebagainya hanya karena faktor Ukraina dan Rusia," ucapnya.
Baca juga: Rusia Belum Berencana Kontak Biden
Menurut Susaningtyas, Adapun yang dimaksud untuk menjelaskan apa yang terjadi di dalam suatu pemerintahan negara.
"Perang Rusia dan Ukraina ini kerap kali menjadi kambing hitam di dalam menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di dalam ketimpangan dan kekurangan di dalam suatu negara," kata Susaningtyas dalam webinar Partai Perindo, Jumat (18/3/2022).
Bahkan alasan tersebut juga kerap dilakukan baik dari negara NATO maupun negara-negara di luar NATO. Nuning, sapaan akrabnya tidak menampik bahwa perang tersebut memang memberikan dampak efek domino misalnya dalam sektor perdagangan.
Dia mencontohkan, akibat perang tersebut harga tepung dan terigu menjadi naik di Indonesia, lantaran Indonesia merupakan pengimpor barang itu dari kedua negara.
Hanya saja, dampak ekonomi yang timbul tersebut bukan berarti menjadi alasan untuk pemerintah menjalankan agenda lain. Misalnya saja, ada isu mengenai perpanjangan periode jabatan presiden lantaran alasan perang.
"Dampak secara ekonomi itu cukup terasa. Tetapi seperti yang disampaikan Pak Khoirul tadi, bisa-bisa saja 'jaka sembung naik ojek, enggak nyambung jek' di mana menyampaikan perpanjangan waktu pemilu dan sebagainya hanya karena faktor Ukraina dan Rusia," ucapnya.
(maf)
tulis komentar anda