Belajar dari Pandemi Covid-19, Kepala BIN: Saatnya Punya Medical Intelligence Handal
Senin, 14 Maret 2022 - 11:04 WIB
JAKARTA - Indonesia harus memiliki medical intelligence yang tangguh. Tujuannya mengantisipasi merebaknya kembali Covid-19 .
Badan Intelijen Negara (BIN) pun terus mengembangkan kapasitas dan kapabilitas medical intelligence-nya. Kebijakan strategis ini diambil Kepala BIN Jend Pol (Purn) Budi Gunawan tidak semata karena tuntutan urgensi saat ini, namun lebih jauh untuk kesiapan menghadapi ancaman mendatang.
Objek surveilansnya juga tidak hanya virus, tapi mencakup banyak elemen dari ancaman nubika (nuklir, biologi, dan kimia). Menurut UU No 17/ 2011 tentang Intelijen Negara, BIN harus di lini terdepan dalam menjaga keamanan nasional.
Budi Gunawan mengatakan, berdasarkan data dan fakta terkini, serta foresight medical intelligence dalam rentang tahun atau dekade ke depan, kita tahu emerging virus akan terus muncul. “Kita harus siap dan waspada. Indonesia harus memiliki level kemandirian yang memadai untuk mampu menanggulangi berbagai ancaman biologis maupun kimia,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (14/3/2022).
Sejak Covid-19 mulai merebak hingga kini, BIN telah mengaktifkan unit medical intelligent-nya dengan berbagai kegiatan deteksi, identifikasi, asesmen, respons, dan penanggulangan. Bekerja sama dengan lembaga lain, BIN juga terlibat dalam penelitian dan produksi vaksin nasional, alat-alat medis, hingga obat-obatan.
Namun di atas itu semua, kini saatnya Indonesia memiliki medical intelligence yang benar-benar mumpuni untuk menghadapi berbagai ancaman berikutnya. Alasannya jenis ancaman terhadap keamanan dan keselamatan negara semakin berkembang.
Emerging viruses hanya bagian dari objek medical intelligence. Banyak ancaman lain yang dicakup, baik itu hasil buatan manusia karena ketegangan dunia maupun perubahan geopolitik, maupun hasil alami karena perubahan iklim yang mendorong muncul atau bermutasinya virus-kuman-biopatogen.
“Berbagai studi menunjukkan perubahan iklim akan membawa konsekuensi ancaman kesehatan yang sangat serius saat ini apalagi mendatang,” papar Budi Gunawan.
Pengembangan medical intelligence BIN, lanjut Kabin, diarahkan untuk menjadi terdepan dalam database bioinformatika, kapabel dalam cegah dan deteksi dini. Termasuk memiliki antitesis berupa obat-vaksin-peralatan, memiliki rapid response team handal, mewadahi talenta-talenta terbaik, serta menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional.
Badan Intelijen Negara (BIN) pun terus mengembangkan kapasitas dan kapabilitas medical intelligence-nya. Kebijakan strategis ini diambil Kepala BIN Jend Pol (Purn) Budi Gunawan tidak semata karena tuntutan urgensi saat ini, namun lebih jauh untuk kesiapan menghadapi ancaman mendatang.
Baca Juga
Objek surveilansnya juga tidak hanya virus, tapi mencakup banyak elemen dari ancaman nubika (nuklir, biologi, dan kimia). Menurut UU No 17/ 2011 tentang Intelijen Negara, BIN harus di lini terdepan dalam menjaga keamanan nasional.
Budi Gunawan mengatakan, berdasarkan data dan fakta terkini, serta foresight medical intelligence dalam rentang tahun atau dekade ke depan, kita tahu emerging virus akan terus muncul. “Kita harus siap dan waspada. Indonesia harus memiliki level kemandirian yang memadai untuk mampu menanggulangi berbagai ancaman biologis maupun kimia,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (14/3/2022).
Sejak Covid-19 mulai merebak hingga kini, BIN telah mengaktifkan unit medical intelligent-nya dengan berbagai kegiatan deteksi, identifikasi, asesmen, respons, dan penanggulangan. Bekerja sama dengan lembaga lain, BIN juga terlibat dalam penelitian dan produksi vaksin nasional, alat-alat medis, hingga obat-obatan.
Namun di atas itu semua, kini saatnya Indonesia memiliki medical intelligence yang benar-benar mumpuni untuk menghadapi berbagai ancaman berikutnya. Alasannya jenis ancaman terhadap keamanan dan keselamatan negara semakin berkembang.
Emerging viruses hanya bagian dari objek medical intelligence. Banyak ancaman lain yang dicakup, baik itu hasil buatan manusia karena ketegangan dunia maupun perubahan geopolitik, maupun hasil alami karena perubahan iklim yang mendorong muncul atau bermutasinya virus-kuman-biopatogen.
“Berbagai studi menunjukkan perubahan iklim akan membawa konsekuensi ancaman kesehatan yang sangat serius saat ini apalagi mendatang,” papar Budi Gunawan.
Pengembangan medical intelligence BIN, lanjut Kabin, diarahkan untuk menjadi terdepan dalam database bioinformatika, kapabel dalam cegah dan deteksi dini. Termasuk memiliki antitesis berupa obat-vaksin-peralatan, memiliki rapid response team handal, mewadahi talenta-talenta terbaik, serta menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional.
tulis komentar anda