Kabareskrim Telah Sita Aset Tersangka Investasi Bodong Mencapai Rp1,5 Triliun
Kamis, 10 Maret 2022 - 13:12 WIB
JAKARTA - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menyita aset milik para tersangka kasus investasi bodong yang beredar di tengah masyarakat hingga mencapai Rp1,5 triliun. Hal itu disampaikan Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto di Gedung Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Gambir, Jakarta Pusat.
Agus menyebut penyitaan dilakukan sebagai langkah penegakan hukum dalam menangani aset yang terindikasi merupakan hasil dari tindak pidana.
"Kalau tidak salah, sudah lebih dari 1,5 triliun yang sudah kami sita. Nanti berkembang karena kerja sama kami yang baik dengan PPATK," ujar Agus dalam konferensi pers, Kamis (10/3/2022).
Meski demikian, Agus tak merinci lebih jelas mengenai aset milik tersangka siapa saja yang telah disita tersebut. Ia memaparkan bahwa saat ini banyak kasus investasi ilegal yang ditangani oleh kepolisian yang membuat masyarakat resah.
Agus menilai beberapa kasus dilakukan dengan modus operandi investasi ilegal dan model kejahatan ekonomi. Ia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap modus kegiatan pengumpulan dana yang memberi iming-iming tertentu.
"Oleh sebab itu, mohon kepada masyarakat agar terhindar dari praktik investasi ilegal tersebut. Kami dari jajaran kepoilsian menghimbau masyarakat berhati-hati dan tidak mudah tergiur dengan penawaran investasi yang menjanjikan keuntungan sangat tinggi," tuturnya.
Sebelumnya, heboh pemberitaan Indra Kenz 'Crazy Rich Medan' dan Doni Salmanan 'Crazy Rich Bandung' karena nama keduanya terseret dugaan penipuan dan investasi bodong melalui sebuah aplikasi.
Bareskrim Polri juga menetapkan Doni Salmanan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan investasi opsi biner aplikasi Qoutex. Sedangkan, Indra Kenz ditetapkan menjadi tersangka kasus judi daring, penyebaran berita bohong melalui media elektronik, penipuan investasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada 24 Februari 2022.
Agus menyebut penyitaan dilakukan sebagai langkah penegakan hukum dalam menangani aset yang terindikasi merupakan hasil dari tindak pidana.
"Kalau tidak salah, sudah lebih dari 1,5 triliun yang sudah kami sita. Nanti berkembang karena kerja sama kami yang baik dengan PPATK," ujar Agus dalam konferensi pers, Kamis (10/3/2022).
Meski demikian, Agus tak merinci lebih jelas mengenai aset milik tersangka siapa saja yang telah disita tersebut. Ia memaparkan bahwa saat ini banyak kasus investasi ilegal yang ditangani oleh kepolisian yang membuat masyarakat resah.
Agus menilai beberapa kasus dilakukan dengan modus operandi investasi ilegal dan model kejahatan ekonomi. Ia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap modus kegiatan pengumpulan dana yang memberi iming-iming tertentu.
"Oleh sebab itu, mohon kepada masyarakat agar terhindar dari praktik investasi ilegal tersebut. Kami dari jajaran kepoilsian menghimbau masyarakat berhati-hati dan tidak mudah tergiur dengan penawaran investasi yang menjanjikan keuntungan sangat tinggi," tuturnya.
Sebelumnya, heboh pemberitaan Indra Kenz 'Crazy Rich Medan' dan Doni Salmanan 'Crazy Rich Bandung' karena nama keduanya terseret dugaan penipuan dan investasi bodong melalui sebuah aplikasi.
Bareskrim Polri juga menetapkan Doni Salmanan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan investasi opsi biner aplikasi Qoutex. Sedangkan, Indra Kenz ditetapkan menjadi tersangka kasus judi daring, penyebaran berita bohong melalui media elektronik, penipuan investasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada 24 Februari 2022.
(kri)
tulis komentar anda