Perang Rusia Vs Ukraina, Indonesia Harus Siapkan Skenario Atasi Dampak Ekonomi
Kamis, 10 Maret 2022 - 12:14 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menganggap perang Rusia vs Ukraina menjadi disrupsi paling besar secara global abad ini, setelah pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi dalam dua tahun terakhir. Indonesia harus menyiapkan skenario menghadapi dampak yang mungkin terjadi.
"Seperti mengembalikan kita kepada satu fakta sejarah 500-600 tahun terakhir ini, yaitu krisis besar dalam sejarah selalu diselesaikan dengan perang besar," kata Anis Matta dalam Gelora Talk yang bertajuk "Membaca Akhir Konflik Rusia Vs Ukraina dan Bagaimana Posisi Indonesia?" dikutip, Kamis (10/3/2022).
Dalam diskusi yang dihadiri Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid, mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma, serta pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie ini, Anis Matta menilai, perang Rusia-Ukraina akan berdampak lama secara politik, ekonomi, dan hubungan internasional.
"Bagi Indonesia, menurut saya, ada dua hal begitu perang ini berlanjut, yakni masalah ekonomi dan tantangan nasional baru di tengah upaya tarik menarik pembentukan aliansi baru," ujarnya.
Anis Matta melihat, Indonesia kini menghadapi dua masalah besar. Pertama soal energi, mengingat Indonesia mengimpor minyak sekitar 500.000 barel per hari. "Sekarang kita sudah menyaksikan kenaikan harga BBM di mana-mana. Dampaknya, ke sektor energi kita akan naik semuanya," katanya.
Kedua, harga pangan yang melambung tinggi, karena Indonesia adalah negara dengan tingkat keamanan yang relatif rapuh, mengingat beberapa komponen dari sembako masih diimpor dari negara lain. Bahkan kenaikan apa pun dari sektor pangan, akan berpengaruh terhadap harga pangan ke depan.
"Jadi, di sini kita mendapatkan residu itu. Sementara, konfliknya terbuka. Tidak ada yang bisa membuat satu skenario yang fix sekarang ini akan ke mana arahnya. Semua kemungkinan bisa terjadi," katanya.
Baca juga: Penyebab Wilayah Ukraina Timur Ingin Merdeka dari Ukraina
"Seperti mengembalikan kita kepada satu fakta sejarah 500-600 tahun terakhir ini, yaitu krisis besar dalam sejarah selalu diselesaikan dengan perang besar," kata Anis Matta dalam Gelora Talk yang bertajuk "Membaca Akhir Konflik Rusia Vs Ukraina dan Bagaimana Posisi Indonesia?" dikutip, Kamis (10/3/2022).
Dalam diskusi yang dihadiri Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid, mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma, serta pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie ini, Anis Matta menilai, perang Rusia-Ukraina akan berdampak lama secara politik, ekonomi, dan hubungan internasional.
"Bagi Indonesia, menurut saya, ada dua hal begitu perang ini berlanjut, yakni masalah ekonomi dan tantangan nasional baru di tengah upaya tarik menarik pembentukan aliansi baru," ujarnya.
Anis Matta melihat, Indonesia kini menghadapi dua masalah besar. Pertama soal energi, mengingat Indonesia mengimpor minyak sekitar 500.000 barel per hari. "Sekarang kita sudah menyaksikan kenaikan harga BBM di mana-mana. Dampaknya, ke sektor energi kita akan naik semuanya," katanya.
Kedua, harga pangan yang melambung tinggi, karena Indonesia adalah negara dengan tingkat keamanan yang relatif rapuh, mengingat beberapa komponen dari sembako masih diimpor dari negara lain. Bahkan kenaikan apa pun dari sektor pangan, akan berpengaruh terhadap harga pangan ke depan.
"Jadi, di sini kita mendapatkan residu itu. Sementara, konfliknya terbuka. Tidak ada yang bisa membuat satu skenario yang fix sekarang ini akan ke mana arahnya. Semua kemungkinan bisa terjadi," katanya.
Baca juga: Penyebab Wilayah Ukraina Timur Ingin Merdeka dari Ukraina
tulis komentar anda