Konflik Rusia Vs Ukrania Bisa Picu Perang Dunia III
Jum'at, 25 Februari 2022 - 08:37 WIB
JAKARTA - Konflik antara Ukraina dengan Rusia menyita perhatian dunia. Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai tindakan kedua negara itu bisa saja melebar menjadi Perang Dunia III .
"Operasi milter yang dilancarkan oleh Rusia dan serangan balik oleh Ukraina berpotensi untuk bereskalasi menjadi PD III," ujar Hikmahanto dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Jumat (25/2/2022).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat dengan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Namun, menurut Hikmahanto, sanksi tersebut tidak akan efektif.
"Sanksi ekonomi baru akan terasa di level masyarakat Rusia dan para elite dalam waktu 6 bulan bahkan satu tahun ke depan," ungkapnya.
Dia berpendapat, karakteristik Rusia haruslah dibedakan ketimbang dua negara lain yakni Korea Utara dan Iran yang masih amat bergantung pada negara lain. "Rusia akan dibantu oleh sekutu-sekutunya, bahkan oleh China yang melihat potensi keuntungan secara finansial," jelasnya.
Dia mengatakan, penyelesaian melalui Dewan Keamanan PBB pun akan tak membuahkan hasil. Pasalnya, di dalam organisasi tersebut Rusia merupakan Anggota Tetap yang memiliki hak veto.
Lebih lanjut dia mengatakan, apa pun draf resolusi yang bertujuan untuk melumpuhkan Rusia secara militer pastilah akan ditolak menggunakan hak veto oleh Rusia. "Satu-satunya upaya terbuka untuk penyelesaian damai adalah melalui Majelis Umum PBB," tuturnya.
"Operasi milter yang dilancarkan oleh Rusia dan serangan balik oleh Ukraina berpotensi untuk bereskalasi menjadi PD III," ujar Hikmahanto dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Jumat (25/2/2022).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat dengan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Namun, menurut Hikmahanto, sanksi tersebut tidak akan efektif.
Baca Juga
"Sanksi ekonomi baru akan terasa di level masyarakat Rusia dan para elite dalam waktu 6 bulan bahkan satu tahun ke depan," ungkapnya.
Dia berpendapat, karakteristik Rusia haruslah dibedakan ketimbang dua negara lain yakni Korea Utara dan Iran yang masih amat bergantung pada negara lain. "Rusia akan dibantu oleh sekutu-sekutunya, bahkan oleh China yang melihat potensi keuntungan secara finansial," jelasnya.
Dia mengatakan, penyelesaian melalui Dewan Keamanan PBB pun akan tak membuahkan hasil. Pasalnya, di dalam organisasi tersebut Rusia merupakan Anggota Tetap yang memiliki hak veto.
Lebih lanjut dia mengatakan, apa pun draf resolusi yang bertujuan untuk melumpuhkan Rusia secara militer pastilah akan ditolak menggunakan hak veto oleh Rusia. "Satu-satunya upaya terbuka untuk penyelesaian damai adalah melalui Majelis Umum PBB," tuturnya.
tulis komentar anda