Ustaz Khalid Basalamah Dijadikan Wayang, Fadli Zon Sentil Gus Miftah
Senin, 21 Februari 2022 - 17:04 WIB
Gus Miftah mengajak semua orang untuk peduli kepada seniman dengan menjaga wayang bersama-bersama. Jangan sampai 20-30 tahun ke depan, anak cucu tidak kenal dengan budaya sendiri.
Dalam sambutannya, Gus Miftah juga membacakan pernyataan sikap yang mirip puisi. Berikut ini pernyataannya:
Begitu pandai iblis itu menyematkan imamah dan jubah dengan warna putih, Seakan begitu suci tanpa noda, dengan menghitamkan yang lainnya.
Haruskan kuda lumping diganti dengan unta lumping, Atau haruskah gamelan diganti dengan rebana, Pohon kelapa diganti dengan pohon kurma, Dan haruskan nama Nabi Sulaeman diganti karena mirip kata-kata Jawa.
Betapa luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya Hingga menutupi sinar matahari junjungan kita sebagai Nabi alam semesta bukan nabi orang Arab saja.
Haruskah wayang diganti tentang film-film tentang cerita agama produk asing, Yang membiayai setiap jengkal pemberontakan atas nama agama? Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang tapi belum tua.
Wajar tak tahu budaya, tak tahu tata krama, Bagiku lebih nyaman pakai blankon dan ikat kepala dari taplak meja Sebagai wujud kerendahan hati dan ketawadukan belaka Karena jubah, imamah, dan jenggot panjang adalah penampilan bendoro atau raja.
Sedang aku hanya hamba jelata, tak pantas dengan pakaian bendoro dan raja Karena pintu surga ini hanya tersisa dan terbuka bagi yang rendah dan tawaduk hatinya.
Dalam sambutannya, Gus Miftah juga membacakan pernyataan sikap yang mirip puisi. Berikut ini pernyataannya:
Begitu pandai iblis itu menyematkan imamah dan jubah dengan warna putih, Seakan begitu suci tanpa noda, dengan menghitamkan yang lainnya.
Haruskan kuda lumping diganti dengan unta lumping, Atau haruskah gamelan diganti dengan rebana, Pohon kelapa diganti dengan pohon kurma, Dan haruskan nama Nabi Sulaeman diganti karena mirip kata-kata Jawa.
Betapa luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya Hingga menutupi sinar matahari junjungan kita sebagai Nabi alam semesta bukan nabi orang Arab saja.
Haruskah wayang diganti tentang film-film tentang cerita agama produk asing, Yang membiayai setiap jengkal pemberontakan atas nama agama? Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang tapi belum tua.
Wajar tak tahu budaya, tak tahu tata krama, Bagiku lebih nyaman pakai blankon dan ikat kepala dari taplak meja Sebagai wujud kerendahan hati dan ketawadukan belaka Karena jubah, imamah, dan jenggot panjang adalah penampilan bendoro atau raja.
Sedang aku hanya hamba jelata, tak pantas dengan pakaian bendoro dan raja Karena pintu surga ini hanya tersisa dan terbuka bagi yang rendah dan tawaduk hatinya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda