PDIP Peringati Harlah NU, Gus Yahya: Ini Namanya Gayung Bersambut

Sabtu, 12 Februari 2022 - 17:07 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Foto/Dok.SINDOnews
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) menggelar perayaan khusus memperingati hari lahir (Harlah) ke-96 Nahdlatul Ulama (NU). Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya hadir secara virtual.

“Alhamdulillah ini namanya gayung bersambut, ketika Nahdlatul Ulama mempersembahkan hikmah untuk kemaslahatan semua dan partai politik terbesar di Indonesia menyambut dengan apresiasi sedemikian rupa ini merupakan satu anugerah tersendiri bagi Nahdlatul Ulama khususnya dalam konteks peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama saat ini,” kata Gus Yahya dalam sambutannya, Sabtu (12/2/2022).

Selain itu, Gus Yahya pun mengatakan bahwa dalam Harlah NU ini bertema merawat jagat, membangun peradaban. “Kami ingin membangkitkan ingatan semua orang tentang visi dasar yang dipikirkan oleh para muassis, para pendiri Nahdlatul Ulama ini yaitu visi untuk peradaban,” kata Gus Yahya dalam acara bertajuk PDI Perjuangan-Nahdlatul Ulama selalu sehati merawat dan menjaga NKRI itu.





Karena, kata dia, sekarang inilah momentum yang dirasakan paling kuat yang menjadi kebutuhan. “Bukan hanya kebutuhan domestik di lingkungan bangsa negara kita sendiri saja, tapi dalam lingkup global untuk membangun kerja sama yang luas bagi perjuangan masa depan peradaban yang lebih baik, lebih mulia, lebih aman, lebih sejahtera bagi semua orang,” ujar Gus Yahya.

Apalagi, kata Gus Yahya, ingin mengingatkan bahwa Nahdlatul Ulama didirikan dengan visi semacam itu karena ini dilingkupi oleh suasana yang menjadi kesadaran bersama dari seluruh bangsa. “Sebetulnya seluruh pemimpin pada waktu itu, pemimpun kita pemimpin Islam maupun yang lain, bahwa peradaban sudah berubah, dunia sudah berubah, dan kita harus memperjuangkan kedudukan kita sendiri sebagai satu bangsa di tengah-tengah pergulatan peradapan untuk manusia ini,” imbuhnya.

Dia melanjutkan, saat itu bangsa Indonesia masih dijajah. “Dan bangsa Indonesia harus membuat klaim tentang kedudukan yang setara yang semartabat di depan bangsa-bangsa lainnya,” ungkap Gus Yahya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More