Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Badan Geologi: Status Masih Level 2
Rabu, 09 Februari 2022 - 15:01 WIB
JAKARTA - Gunung Anak Krakatau dalam beberapa hari ini kembali tercatat aktivitas vulkanik atau mengalami erupsi. Namun, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Eko Budi Lelono memastikan saat ini Gunung Anak Krakatau masih berada pada status level 2 atau siaga.
“Saat ini Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi, beberapa banyak yang bertanya ya, ini terkait apakah perlu menaikkan statusnya yang saat ini berada pada status level 2 ya, siaga,” kata Eko saat Konferensi Pers: Kondisi Terkini Aktivitas Gunung Anak Krakatau, Rabu (9/2/2022).
Selain itu, Eko mengatakan, pihaknya terus melakukan evaluasi apakah perlu ada kenaikan status. “Saat ini kami mengevaluasi memang belum perlu ada kenaikan status. Dan ini tim masih melakukan evaluasi data secara menyeluruh untuk mengakses estimasi potensi ancaman bahaya ke depannya,” tegasnya.
Eko mengatakan, pertanyaan lain yang muncul adalah terkait dengan hubungannya dengan gempa bumi yang beberapa kali terjadi di wilayah sekitar Gunung Anak Krakatau seperti gempa di Lebak banten dengan kenaikan aktivitas gunung api? “Jadi untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu dilakukan analisis data terlebih dahulu,” katanya.
Namun, Eko menegaskan, berdasarkan data pemantauan bahwa kenaikan aktivitas gunung api terjadi sebelum gempa di Lebak Banten. Namun pihaknya, melihat dari berdasarkan data pemantauan menunjukkan bahwa kondisi overpressure di Gunung Anak Krakatau ini sudah terjadi sebelum gempa di Lebak Banten.
“Jadi gempa bumi global ya yang memicu erupsi gunung api ini kalau kita lihat hanya sekitar 0,4% saja. Dengan catatan gunung api yang mengalami erupsi berada pada kondisi overpressure ya,” kata Eko.
“Saat ini Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi, beberapa banyak yang bertanya ya, ini terkait apakah perlu menaikkan statusnya yang saat ini berada pada status level 2 ya, siaga,” kata Eko saat Konferensi Pers: Kondisi Terkini Aktivitas Gunung Anak Krakatau, Rabu (9/2/2022).
Selain itu, Eko mengatakan, pihaknya terus melakukan evaluasi apakah perlu ada kenaikan status. “Saat ini kami mengevaluasi memang belum perlu ada kenaikan status. Dan ini tim masih melakukan evaluasi data secara menyeluruh untuk mengakses estimasi potensi ancaman bahaya ke depannya,” tegasnya.
Eko mengatakan, pertanyaan lain yang muncul adalah terkait dengan hubungannya dengan gempa bumi yang beberapa kali terjadi di wilayah sekitar Gunung Anak Krakatau seperti gempa di Lebak banten dengan kenaikan aktivitas gunung api? “Jadi untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu dilakukan analisis data terlebih dahulu,” katanya.
Namun, Eko menegaskan, berdasarkan data pemantauan bahwa kenaikan aktivitas gunung api terjadi sebelum gempa di Lebak Banten. Namun pihaknya, melihat dari berdasarkan data pemantauan menunjukkan bahwa kondisi overpressure di Gunung Anak Krakatau ini sudah terjadi sebelum gempa di Lebak Banten.
“Jadi gempa bumi global ya yang memicu erupsi gunung api ini kalau kita lihat hanya sekitar 0,4% saja. Dengan catatan gunung api yang mengalami erupsi berada pada kondisi overpressure ya,” kata Eko.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda